Ganjar Ajak Generasi Muda Bantu Masyarakat Desa dan UMKM
loading...
A
A
A
SEMARANG - Pusat Kajian Politik dan Keamanan Indonesia (Puspolkam Indonesia) mengadakan webinar dengan tema 'Strategi Pemerintah Daerah dalam Menanggulangi Pandemi COVID-19'. Para narasumber yang hadir antara lain Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah Jawa Timur, Heri Tjahjono.
Dalam pembukaan, moderator Webinar, Sahat Martin Philip Sinurat menjelaskan bahwa Puspolkam Indonesia aktif dalam kegiatan yang bertujuan untuk membangun politik yang bermartabat dan berkontribusi bagi bangsa. Dalam momen memperingati Hari Lahir Pancasila, Puspolkam membuat kegiatan dengan tema gotong royong untuk membangun rasa solidaritas di tengah masyarakat Indonesia.
"Pancasila adalah falsafah bangsa dimana kita senantiasa bergotong royong dalam menghadapi berbagai persoalan. Kali ini yang dihadapi bangsa Indonesia adalah pandemi, musuh yang tidak kelihatan tapi terasa dampaknya terhadap kesehatan, ekonomi, sosial dan lain-lain. Webinar ini untuk membahas peran pemuda dan masyarakat untuk bisa bergotong royong dalam menghadapi pandemi ini," ujar Sahat yang juga merupakan anggota Pembina Puspolkam Indonesia.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam pemaparannya menjelaskan bagaimana kondisi pemerintah di awal datangnya pandemi COVID-19. "Kita kewalahan karena kita tidak siap dan tidak tahu datangnya COVID-19 yang secara tiba-tiba. Hingga saat ini, seluruh dunia tidak mampu dan kewalahan menanggulangi pandemi ini. Maka yang diukur adalah respon yang cepat dan kebijakan yang tepat," kata Ganjar.
Lebih jauh, Ganjar menjelaskan strategi penanganan pandemi yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Kita mulai dari politik kesehatan, dimana ketika awal pandemi, hal ini menjadi isu utama. Ternyata manajemen rumah sakit kita tidak mudah dikelola. Struktur pendukung seperti peralatan dan SDM kesehatan juga ternyata tidak cukup, maka kemudian APD menjadi isu sentral pada saat itu. Padahal Indonesia memiliki pabrik tekstik yang kualitas dan kapasitasnya diatas rata-rata," jelasnya. (Baca juga: Pulang Mencari Kayu, Warga Sungsang Tewas Diterkam Buaya )
Dalam webinar tersebut, Ganjar memaparkan konsep "Jogo Tonggo" yakni rekayasa sosial bottom-up agar kebijakan Pemerintah Daerah bisa terimplementasi dengan baik.
"Stimulus-stimulus tersebut sifatnya top-down, nah, bagaimana dengan bottom-upnya? Menyiapkan sistem sosial re-engineering atau rekayasa sosial. Ini butuh para intelektual dan mahasiswa. Hari ini saya rindu mahasiswa demo, demo ke desa-desa membantu masyarakat. Tantangan pandemi ini seperti kita jalan di tengah badai, dan sangat menantang. Saya ingin ajak mahasiswa KKN untuk mendampingi masyarakat, membuat lumbung pangan yang produktif," katanya.
Sekretaris Daerah Jawa Timur Heru Tjahjono dalam pemaparannya menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Kita membenahi banyak sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, ruang publik, juga desa. Masyarakat juga dengan antusias membentuk kampung tangguh sebagai upaya mengelola lingkungan kampung untuk mencegah dan mengatasi dampak COVID-19," jelas Heru.
Dalam pembukaan, moderator Webinar, Sahat Martin Philip Sinurat menjelaskan bahwa Puspolkam Indonesia aktif dalam kegiatan yang bertujuan untuk membangun politik yang bermartabat dan berkontribusi bagi bangsa. Dalam momen memperingati Hari Lahir Pancasila, Puspolkam membuat kegiatan dengan tema gotong royong untuk membangun rasa solidaritas di tengah masyarakat Indonesia.
"Pancasila adalah falsafah bangsa dimana kita senantiasa bergotong royong dalam menghadapi berbagai persoalan. Kali ini yang dihadapi bangsa Indonesia adalah pandemi, musuh yang tidak kelihatan tapi terasa dampaknya terhadap kesehatan, ekonomi, sosial dan lain-lain. Webinar ini untuk membahas peran pemuda dan masyarakat untuk bisa bergotong royong dalam menghadapi pandemi ini," ujar Sahat yang juga merupakan anggota Pembina Puspolkam Indonesia.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam pemaparannya menjelaskan bagaimana kondisi pemerintah di awal datangnya pandemi COVID-19. "Kita kewalahan karena kita tidak siap dan tidak tahu datangnya COVID-19 yang secara tiba-tiba. Hingga saat ini, seluruh dunia tidak mampu dan kewalahan menanggulangi pandemi ini. Maka yang diukur adalah respon yang cepat dan kebijakan yang tepat," kata Ganjar.
Lebih jauh, Ganjar menjelaskan strategi penanganan pandemi yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Kita mulai dari politik kesehatan, dimana ketika awal pandemi, hal ini menjadi isu utama. Ternyata manajemen rumah sakit kita tidak mudah dikelola. Struktur pendukung seperti peralatan dan SDM kesehatan juga ternyata tidak cukup, maka kemudian APD menjadi isu sentral pada saat itu. Padahal Indonesia memiliki pabrik tekstik yang kualitas dan kapasitasnya diatas rata-rata," jelasnya. (Baca juga: Pulang Mencari Kayu, Warga Sungsang Tewas Diterkam Buaya )
Dalam webinar tersebut, Ganjar memaparkan konsep "Jogo Tonggo" yakni rekayasa sosial bottom-up agar kebijakan Pemerintah Daerah bisa terimplementasi dengan baik.
"Stimulus-stimulus tersebut sifatnya top-down, nah, bagaimana dengan bottom-upnya? Menyiapkan sistem sosial re-engineering atau rekayasa sosial. Ini butuh para intelektual dan mahasiswa. Hari ini saya rindu mahasiswa demo, demo ke desa-desa membantu masyarakat. Tantangan pandemi ini seperti kita jalan di tengah badai, dan sangat menantang. Saya ingin ajak mahasiswa KKN untuk mendampingi masyarakat, membuat lumbung pangan yang produktif," katanya.
Sekretaris Daerah Jawa Timur Heru Tjahjono dalam pemaparannya menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Kita membenahi banyak sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, ruang publik, juga desa. Masyarakat juga dengan antusias membentuk kampung tangguh sebagai upaya mengelola lingkungan kampung untuk mencegah dan mengatasi dampak COVID-19," jelas Heru.
(mpw)