Terancam Punah! Raptor Indonesia Ungkap Fakta 2.400 Elang Jawa Diperdagangkan Bebas di Media Sosial
loading...
A
A
A
MALANG - Perburuan satwa dilindungi Elang Jawa masih masif dilakukan. Tercatat ada ratusan ekor yang diburu sejak 2005 dan ribuan ekor Elang Jawa diperdagangkan secara online.
Ketua Raptor Indonesia Zaini Rakhman mengatakan, perburuan liar burung Elang Jawa diakuinya cukup masif. Berdasarkan pemantauan dengan Balai Kelestarian Sumber Daya Alam (BKSDA), dan sejumlah elemen lembaga peduli lingkungan, akibat perburuan liatin ini hanya 435 pasang Elang Jawa yang diprediksi tinggal di habitat alaminya.
Baca juga: 570 Butir Pil Koplo Diselundupkan ke Lapas Banyuwangi dengan Cara Dilempar
"Perburuan salah satu yang cukup tinggi. Jadi kami punya data dari 2005 itu populasi Elang Jawa 435 pasang di seluruh Jawa, kemudian kita review lagi 2010 itu 326, dalam kurun waktu sekitar 5 tahun itu sekitar 110," ujar Zaini Rakhman ditemui di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Selasa pagi (2/11/2021).
Pihaknya menemukan fakta, selain ratusan ekor diburu, ada sekitar 2.400 ekor Elang Jawa yang diperdagangkan di media sosial, mulai Facebook, instagram, hingga Twitter. Elang - elang Jawa ini dijual dengan harga beragam, tergantung besar kecilnya sang elang.
"Melalui perdagangan media sosial Facebook Instagram media sosial itu tahun 2015 itu dijual sekitar 2.400 ekor, paling murah dijual Rp 500.000, sampai Rp 8 jutaan. Satu tahun dijual 240 ekor, termasuk diantaranya 127 ekor elang Jawa. Itu dari online kalau yang perburuannya kita nggak tahu gimana," kata dia.
Baca juga: Mampu Bertahan di Masa Pandemi, Gubernur Khofifah Acungi Jempol Kawasan Industri Nganjuk
Para pelaku perburuan dan perdagangan satwa dilindungi sendiri beberapa telah diberikan hukuman yang berkekuatan hukum tetap. Hal ini sebagai bagian dari upaya efek jera kepada para pelaku, tetapi pihaknya tidak mengetahui bagaimana modus dan sistem perburuan Elang Jawa.
"Kalau yang perburuannya kita nggak tahu gimana. Tapi ada yang ditindak,itu yang kita ketahui ada beberapa yang yang terutama dari Mabes (Mabes Polri)," ungkap dia.
Selain perburuan liar dan perdagangan satwa, ancaman kerusakan habitat hutan menjadi hal yang serius yang mengancam. Apalagi beberapa pembangunan infrastruktur yang digalakkan terkadang mempengaruhi habitat Elang Jawa.
"Di alam liar paling besar karena kerusakan habitat, tapi kemudian dalam rentang lima tahun terakhir itu perburuan yang paling tinggi," pungkasnya.
Plt Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) Novita Kusuma Wardhani mengungkapkan, saat ini di kawasan TNBTS terdapat beragam jenis burung dengan kategori langka dan dilindungi. Dari jumlah tersebut, 37 ekor di antaranya merupakan Elang Jawa yang menyebar di empat daerah di kawasan TNBTS.
"35 yang hasil jumlah Elang Jawa hasil pantauan teman-teman ada 35. Kemudian ditambah dua kali pelepasliaran, satu kemarin di Lumajang, dan sekarang jadi 37, mudah-mudahan bertambah," tandasnya.
Ketua Raptor Indonesia Zaini Rakhman mengatakan, perburuan liar burung Elang Jawa diakuinya cukup masif. Berdasarkan pemantauan dengan Balai Kelestarian Sumber Daya Alam (BKSDA), dan sejumlah elemen lembaga peduli lingkungan, akibat perburuan liatin ini hanya 435 pasang Elang Jawa yang diprediksi tinggal di habitat alaminya.
Baca juga: 570 Butir Pil Koplo Diselundupkan ke Lapas Banyuwangi dengan Cara Dilempar
"Perburuan salah satu yang cukup tinggi. Jadi kami punya data dari 2005 itu populasi Elang Jawa 435 pasang di seluruh Jawa, kemudian kita review lagi 2010 itu 326, dalam kurun waktu sekitar 5 tahun itu sekitar 110," ujar Zaini Rakhman ditemui di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Selasa pagi (2/11/2021).
Pihaknya menemukan fakta, selain ratusan ekor diburu, ada sekitar 2.400 ekor Elang Jawa yang diperdagangkan di media sosial, mulai Facebook, instagram, hingga Twitter. Elang - elang Jawa ini dijual dengan harga beragam, tergantung besar kecilnya sang elang.
"Melalui perdagangan media sosial Facebook Instagram media sosial itu tahun 2015 itu dijual sekitar 2.400 ekor, paling murah dijual Rp 500.000, sampai Rp 8 jutaan. Satu tahun dijual 240 ekor, termasuk diantaranya 127 ekor elang Jawa. Itu dari online kalau yang perburuannya kita nggak tahu gimana," kata dia.
Baca juga: Mampu Bertahan di Masa Pandemi, Gubernur Khofifah Acungi Jempol Kawasan Industri Nganjuk
Para pelaku perburuan dan perdagangan satwa dilindungi sendiri beberapa telah diberikan hukuman yang berkekuatan hukum tetap. Hal ini sebagai bagian dari upaya efek jera kepada para pelaku, tetapi pihaknya tidak mengetahui bagaimana modus dan sistem perburuan Elang Jawa.
"Kalau yang perburuannya kita nggak tahu gimana. Tapi ada yang ditindak,itu yang kita ketahui ada beberapa yang yang terutama dari Mabes (Mabes Polri)," ungkap dia.
Selain perburuan liar dan perdagangan satwa, ancaman kerusakan habitat hutan menjadi hal yang serius yang mengancam. Apalagi beberapa pembangunan infrastruktur yang digalakkan terkadang mempengaruhi habitat Elang Jawa.
"Di alam liar paling besar karena kerusakan habitat, tapi kemudian dalam rentang lima tahun terakhir itu perburuan yang paling tinggi," pungkasnya.
Plt Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) Novita Kusuma Wardhani mengungkapkan, saat ini di kawasan TNBTS terdapat beragam jenis burung dengan kategori langka dan dilindungi. Dari jumlah tersebut, 37 ekor di antaranya merupakan Elang Jawa yang menyebar di empat daerah di kawasan TNBTS.
"35 yang hasil jumlah Elang Jawa hasil pantauan teman-teman ada 35. Kemudian ditambah dua kali pelepasliaran, satu kemarin di Lumajang, dan sekarang jadi 37, mudah-mudahan bertambah," tandasnya.
(msd)