Jembatan di Palopo Retak, Masyarakat Diarahkan Gunakan Jalur Alternatif
loading...
A
A
A
BELOPA - Jembatan Miring di Kota Palopo lumpuh total. Badan jembatan mengalami penurunan 15 hingga 25 centimeter (CM) sehingga sangat berbahaya untuk digunakan pengendara.
"Kami sudah memeriksa, kondisi jembatan sangat membahayakan dan sudah tidak bisa dilalui. Ada penurunan badan jembatan setinggi 15 centimeter di sebelah selatan dan 25 centimeter di sebelah utara," ujar Korlap SKPD TP (Tugas Pembantuan) Balai Besar Jalan Nasional (BBJN), Kadir Ali, usai meninjau kondisi Jembatan Miring, Minggu (31/10/2021) siang.
Menurut Kadir, kondisi jembatan diperparah karena tidak memiliki tiang pancang. Untuk penanganan dalam waktu dekat, pihak BBJN akan melakukan normalisasi dan pelurusan aliran sungai di sekitar jembatan.
"Normalisasi dan pelurusan arus sungai merupakan rencana kita dalam waktu dekat. Selain itu tentunya kita lakukan perbaikan jembatan, utamanya bagian bawah tiang dan penopang jembatan," jelasnya, kepada SINDOnews.
Sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan yang terjadi akibat lumpuhnya Jembatan Miring, aparat Satlantas Polres Palopo melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) buka tutup jalur di Kelurahan Jaya Kota Palopo dan di Desa Baramamase.
Meski demikian, tetap saja terjadi kemacetan panjang sekitar 3 kilometer dari Kelurahan Jaya hingga Kelurahan Mancani.
"Kemacetan mulai tadi malam selama ada kerusakan Jembatan Miring, yakni jembatan perbatasan Kota Palopo dan Kabupaten Luwu . Mulai terjadi antrian, kami lakukan rekayasa jalan untuk mengalihkan arus. Kami lakukan buka tutup itu pun untuk kendaraan kecil," ujar Kasat Lantas Polres Palopo, AKP Suryanto.
"Kalau dari Palopo arah utara bisa masuk lewat Salutete Kota Palopo, keluar di Capkar Kabupaten Luwu. Sementara dari Walmas lewat melalui Karetan, keluar di Padang Alipan Kelurahan Jaya Kota Palopo," lanjutnya.
Mengenai kondisi jalan, Ketua RW 1 Padang Alipan Kelurahan Jaya, Ahrir menjelaskan masyarakat bisa menggunakan dua jalur alternatif yang diarahkan oleh Satlantas Polres Palopo dan Luwu.
"Satu alternatif bisa melalui jalur Padang Lambe sampai Batu Papan dan keluar di Karetan begitu pula sebaliknya dari arah sana, jaraknya ada 13 kilometer," ungkap Ahrir.
Hanya saja, kata dia, jalur ini tidak bisa dilalui mobil besar seperti truk dan bus karena kondisi jalan kurang bagus, sempit dan ada satu jembatan kecil.
"Jalur lain bisa lewat Salutete lanjut Salubattang, kemudian Sangking lanjut ke Pingrakka dan Rante Damai tembus Capkar. Jalur ini sekitar 15 kilometer, jalurnya juga tidak begitu baik namun bisa dilalui truk," lanjutnya.
Untuk diketahui, Jembatan Miring dibangun pada tahun 1982 dengan panjang sekira 30 meter. Retaknya Jembatan Miring langsung mendapat respons dari Balai Jalan Nasional.
"Kami sudah memeriksa, kondisi jembatan sangat membahayakan dan sudah tidak bisa dilalui. Ada penurunan badan jembatan setinggi 15 centimeter di sebelah selatan dan 25 centimeter di sebelah utara," ujar Korlap SKPD TP (Tugas Pembantuan) Balai Besar Jalan Nasional (BBJN), Kadir Ali, usai meninjau kondisi Jembatan Miring, Minggu (31/10/2021) siang.
Menurut Kadir, kondisi jembatan diperparah karena tidak memiliki tiang pancang. Untuk penanganan dalam waktu dekat, pihak BBJN akan melakukan normalisasi dan pelurusan aliran sungai di sekitar jembatan.
"Normalisasi dan pelurusan arus sungai merupakan rencana kita dalam waktu dekat. Selain itu tentunya kita lakukan perbaikan jembatan, utamanya bagian bawah tiang dan penopang jembatan," jelasnya, kepada SINDOnews.
Sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan yang terjadi akibat lumpuhnya Jembatan Miring, aparat Satlantas Polres Palopo melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) buka tutup jalur di Kelurahan Jaya Kota Palopo dan di Desa Baramamase.
Meski demikian, tetap saja terjadi kemacetan panjang sekitar 3 kilometer dari Kelurahan Jaya hingga Kelurahan Mancani.
"Kemacetan mulai tadi malam selama ada kerusakan Jembatan Miring, yakni jembatan perbatasan Kota Palopo dan Kabupaten Luwu . Mulai terjadi antrian, kami lakukan rekayasa jalan untuk mengalihkan arus. Kami lakukan buka tutup itu pun untuk kendaraan kecil," ujar Kasat Lantas Polres Palopo, AKP Suryanto.
"Kalau dari Palopo arah utara bisa masuk lewat Salutete Kota Palopo, keluar di Capkar Kabupaten Luwu. Sementara dari Walmas lewat melalui Karetan, keluar di Padang Alipan Kelurahan Jaya Kota Palopo," lanjutnya.
Mengenai kondisi jalan, Ketua RW 1 Padang Alipan Kelurahan Jaya, Ahrir menjelaskan masyarakat bisa menggunakan dua jalur alternatif yang diarahkan oleh Satlantas Polres Palopo dan Luwu.
"Satu alternatif bisa melalui jalur Padang Lambe sampai Batu Papan dan keluar di Karetan begitu pula sebaliknya dari arah sana, jaraknya ada 13 kilometer," ungkap Ahrir.
Hanya saja, kata dia, jalur ini tidak bisa dilalui mobil besar seperti truk dan bus karena kondisi jalan kurang bagus, sempit dan ada satu jembatan kecil.
"Jalur lain bisa lewat Salutete lanjut Salubattang, kemudian Sangking lanjut ke Pingrakka dan Rante Damai tembus Capkar. Jalur ini sekitar 15 kilometer, jalurnya juga tidak begitu baik namun bisa dilalui truk," lanjutnya.
Untuk diketahui, Jembatan Miring dibangun pada tahun 1982 dengan panjang sekira 30 meter. Retaknya Jembatan Miring langsung mendapat respons dari Balai Jalan Nasional.
(agn)