Pawon Rabi'ah dan Impian Besar Bersama Ikan Asap
loading...
A
A
A
Supriyanto, salah satu pengunjung di Seba mengaku senang ketika bisa menikmati olahan ikan di dekat pesisir. Ragam olahan yang memakai bumbu dari perkampungan membuat selera makannya bertambah. "Tempatnya asyik dan angin yang segar membuat nyaman kalau makan bersama keluarga," jelasnya.
Ketika pandemi COVID-19 menghantam Indonesia, ujian kembali datang bagi warga Penatarsewu. Dampak pada mitra binaan Pertagas ini langsung terasa dalam segi penjualan. Apalagi dengan adanya PPKM dan pembatasan pengunjung.
Untuk memperluas pasar, anak usaha Pertamina tersebut membantu pemasaran lewat layanan pesan antar bekerjasama dengan penyedia aplikasi transportasi online. Masyarakat dibekali edukasi terkait percepatan layanan via online yang tetap bisa mereka lakukan dengan pengiriman ke berbagai tempat.
Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Desa Penatarsewu, Abdul Arief menuturkan, pandemi COVID-19 memberikan dampak pada semua sektor. Termasuk usaha yang coba dikembangkan dan menjadi tradisi di Penatarsewu. Ketika masa pembatasan, pemesanan ikan asap dan kedatangan warga ke Seba memang mengalami penurunan.
Melihat kondisi itu, para warga serta Pertagas selaku pembina CSR Desa Penatarsewu mencoba mengatasi permasalahan yang dialami Resto Apung Seba. Pihaknya pun berinovasi mencari kerjasama dengan penjualan online.
Mereka juga membuka jasa katering untuk perkantoran, RSUD, komunitas dan pemesanan dengan volume tinggi yang memanfaatkan jasa kuliner dari Penatarsewu. "Alhamdulillah bisa melewati masa sulit itu, sejak pandemi sampai sekarang, tidak ada satupun karyawan resto yang diberhentikan dan gaji setiap bulan bisa terpenuhi," kata Arief.
Dengan keunggulan kesegaran ikan lokal, mereka memiliki berbagai menu unggulannya meliputi mujair panceng, kelo kuning, mangut, bandeng, kepiting dan aneka olahan ikan asap. Ikan segar itu dinikmati di atas tambak yang disulap menjadi tempat makan terapung yang segar dan nyaman buat keluarga.
Resto Apung Seba kini menjadi miniatur desa untuk menyampaikan citarasa yang selalu mengingatkan Sidoarjo. Seba menjadi entitas yang tak terpisahkan dari semangat tinggi warga di kawasan pesisir yang pantang menyerah. Seba juga menyerap sumber daya asli lokal yang tetap bisa bertahan di tengah masa pandemi COVID-19.
Ketika pandemi COVID-19 menghantam Indonesia, ujian kembali datang bagi warga Penatarsewu. Dampak pada mitra binaan Pertagas ini langsung terasa dalam segi penjualan. Apalagi dengan adanya PPKM dan pembatasan pengunjung.
Untuk memperluas pasar, anak usaha Pertamina tersebut membantu pemasaran lewat layanan pesan antar bekerjasama dengan penyedia aplikasi transportasi online. Masyarakat dibekali edukasi terkait percepatan layanan via online yang tetap bisa mereka lakukan dengan pengiriman ke berbagai tempat.
Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Desa Penatarsewu, Abdul Arief menuturkan, pandemi COVID-19 memberikan dampak pada semua sektor. Termasuk usaha yang coba dikembangkan dan menjadi tradisi di Penatarsewu. Ketika masa pembatasan, pemesanan ikan asap dan kedatangan warga ke Seba memang mengalami penurunan.
Melihat kondisi itu, para warga serta Pertagas selaku pembina CSR Desa Penatarsewu mencoba mengatasi permasalahan yang dialami Resto Apung Seba. Pihaknya pun berinovasi mencari kerjasama dengan penjualan online.
Mereka juga membuka jasa katering untuk perkantoran, RSUD, komunitas dan pemesanan dengan volume tinggi yang memanfaatkan jasa kuliner dari Penatarsewu. "Alhamdulillah bisa melewati masa sulit itu, sejak pandemi sampai sekarang, tidak ada satupun karyawan resto yang diberhentikan dan gaji setiap bulan bisa terpenuhi," kata Arief.
Dengan keunggulan kesegaran ikan lokal, mereka memiliki berbagai menu unggulannya meliputi mujair panceng, kelo kuning, mangut, bandeng, kepiting dan aneka olahan ikan asap. Ikan segar itu dinikmati di atas tambak yang disulap menjadi tempat makan terapung yang segar dan nyaman buat keluarga.
Resto Apung Seba kini menjadi miniatur desa untuk menyampaikan citarasa yang selalu mengingatkan Sidoarjo. Seba menjadi entitas yang tak terpisahkan dari semangat tinggi warga di kawasan pesisir yang pantang menyerah. Seba juga menyerap sumber daya asli lokal yang tetap bisa bertahan di tengah masa pandemi COVID-19.
(eyt)