Fenomena Ikan Mudik, Rezeki Tahunan Cegat Migrasi Ikan ke Hulu Sungai

Kamis, 04 Juni 2020 - 09:51 WIB
loading...
A A A
Karena ukuran yang kecil, ikan ini membentuk semacam gerombolan barisan melalui pinggir sungai. Saat ikan melintas, warga melakukan penangkapan dan dijual.

Setiba di hulu sungai, ikan - ikan yang selamat dari sergapan warga akan terus tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak.

Kemudian dalam keadaan bertelur, ikan yang sudah dewasa atau seukuran lengan anak-anak atau seukuran ikan lele yang biasa dijual di pasar, ikan tersebut bermigrasi kembali ke bagian hilir untuk menetaskan telurnya.

"Ikan yang ke hilir untuk bertelur biasa disebut ikan main bagi warga Muratara. Ikan main ini biasa di awal musim penghujan saat debit sungai naik," kata Andi, warga Desa Beringin Muratara.

Diketahui warga Muratara juga saat ini sedang panen ikan mudik di Sungai Rawas dan Sungai Rupit. Ikan yang ditangkap dalam jumlah banyak ada yang langsung dijual dalam keadaan hidup.

Sebagian yang lain ikan diolah menjadi pundang atau ikan kering yang dijemur di bawah terik matahari. Sebagian lagi difermentasi menjadi rusip atau peda atau bekasam. Ikan - ikan yang dicampur dengan garam kemudian didiamkan dalam waktu lama.

Ikan yang dijadikan pundang dan rusip akan dijual atau dikonsumsi saat tidak musik ikan. Jadi rusip cara alami warga menyimpan ikan, karena pada zaman dahulu tidak ada alat pendingin dan listrik.

Seiring perkembangan zaman, ikan dalam jumlah banyak ini juga dibuatkan pempek dan kerupuk. Karena rasanya yang disebut lebih enak dari ikan laut, pempek dan kerupuk dari ikan mudik akan lebih mahal, yakni Rp70 ribu perkilogram.

Jika ingin menikmati ikan mudik dan produk turunannya sangat mudah didapatkan di Sumsel terutama di Musi Banyuasin dan Muratara. Fenomena ikan mudik juga ada di sungai lain seperti di Kabupaten PALI yang banyak dilintasi sungai.
(boy)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1873 seconds (0.1#10.140)