Fenomena Ikan Mudik, Rezeki Tahunan Cegat Migrasi Ikan ke Hulu Sungai

Kamis, 04 Juni 2020 - 09:51 WIB
loading...
Fenomena Ikan Mudik, Rezeki Tahunan Cegat Migrasi Ikan ke Hulu Sungai
Fenomena Ikan Mudik, Rezeki Tahunan Cegat Migrasi Ikan ke Hulu Sungai. Foto/SINDOnews/Berli Zul
A A A
PALEMBANG - Migrasi bukan hanya dilakukan ikan salmon atau burung di sekitar bulan Desember untuk menghindari suhu dingin. Fenomena migrasi atau biasa disebut mudik juga terjadi di hampir seluruh sungai di Sumsel.

Sekitar akhir April hingga Juni atau akhir musim penghujan menuju musim kemarau, ikan - ikan di sungai di Sumsel terutama Sungai Musi dan anak-anaknya akan mudik atau migrasi atau pindah dari bagian hilir ke menuju hulu sungai.

Seperti yang terjadi saat ini di Sungai Musi, tepatnya di Kabupaten Musi Banyuasin atau tepatnya di Kecamatan Babat Toman.

Pinggiran sungai ramai seperti pasar, dipenuhi warga yang menangkap ikan mudik. Saking banyaknya ikan, jarak antar warga yang menangkap ikan di pinggir sungai hanya dua meter.

Secara bergerombol ikan-ikan air tawar beriringan menuju hulu sungai, dihadang atau ditangkap atau ditanggok dengan berbagai peralatan. Salah satunya menggunakan semacam jaring yang dibuat secara khusus disebut pesap.

Saking banyaknya ikan, dalam sekali angkat pesap dari pinggir sungai, bisa hingga satu kilogram ikan ditangkap. Karenanya di musim ikan mudik, jadi berkah bagi warga yang tinggal di pinggir sungai. (Baca juga: Update COVID-19 Palembang: 597 Positif, Tertinggi Kecamatan Sukarami)

Berhari-hari mereka menangkap ikan yang hasilnya langsung dijual dengan pembeli yang datang langsung ke bibir sungai.

"Memang murah kalau sudah musim ikan mudik, tapi karena banyak lumayan. Kalau lagi beruntung bisa ratusan ribu perhari. Kalau total ikan yang diangkat bisa satu kuintal," ujar Zulkarnain, warga Kelurahan Mangunjaya, Babat Toman, Muba.

Saat ini, ikan mudik hanya dijual Rp4 ribu bahkan Rp3 ribu perkilogram. "Itupun dalam timbangan dilebihkan karena ikan banyak," katanya.

Menurut penuturannya, ikan mudik merupakan anak ikan seukuran kelingking hingga jempol orang dewasa. Ikan ini setelah menetas di bagian hilir sungai, dan cukup kuat melawan arus maka akan mudik atau bermigrasi ke hulu sungai.

Karena ukuran yang kecil, ikan ini membentuk semacam gerombolan barisan melalui pinggir sungai. Saat ikan melintas, warga melakukan penangkapan dan dijual.

Setiba di hulu sungai, ikan - ikan yang selamat dari sergapan warga akan terus tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak.

Kemudian dalam keadaan bertelur, ikan yang sudah dewasa atau seukuran lengan anak-anak atau seukuran ikan lele yang biasa dijual di pasar, ikan tersebut bermigrasi kembali ke bagian hilir untuk menetaskan telurnya.

"Ikan yang ke hilir untuk bertelur biasa disebut ikan main bagi warga Muratara. Ikan main ini biasa di awal musim penghujan saat debit sungai naik," kata Andi, warga Desa Beringin Muratara.

Diketahui warga Muratara juga saat ini sedang panen ikan mudik di Sungai Rawas dan Sungai Rupit. Ikan yang ditangkap dalam jumlah banyak ada yang langsung dijual dalam keadaan hidup.

Sebagian yang lain ikan diolah menjadi pundang atau ikan kering yang dijemur di bawah terik matahari. Sebagian lagi difermentasi menjadi rusip atau peda atau bekasam. Ikan - ikan yang dicampur dengan garam kemudian didiamkan dalam waktu lama.

Ikan yang dijadikan pundang dan rusip akan dijual atau dikonsumsi saat tidak musik ikan. Jadi rusip cara alami warga menyimpan ikan, karena pada zaman dahulu tidak ada alat pendingin dan listrik.

Seiring perkembangan zaman, ikan dalam jumlah banyak ini juga dibuatkan pempek dan kerupuk. Karena rasanya yang disebut lebih enak dari ikan laut, pempek dan kerupuk dari ikan mudik akan lebih mahal, yakni Rp70 ribu perkilogram.

Jika ingin menikmati ikan mudik dan produk turunannya sangat mudah didapatkan di Sumsel terutama di Musi Banyuasin dan Muratara. Fenomena ikan mudik juga ada di sungai lain seperti di Kabupaten PALI yang banyak dilintasi sungai.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0840 seconds (0.1#10.140)