Siasat Gajah Mada dan Persaingan Menumpas Pemberontakan Sadeng dan Keta
loading...
A
A
A
Hal ini dengan pertimbangan kondisi fisik Arya Tadah yang sudah tidak memungkinkan mengemban tugas negara dan melihat kemampuan Gajah Mada yang begitu mumpuni.
Menyikapi permintaan tersebut, Gajah Mada berjanji menumpas pemberontakan Sadeng. Namun ia belum berkenan menjabat Patih Mangkubumi sebelum tugas tersebut tuntas.
"Saya masih segan menjadi patih sekarang. Kalau sudah kembali dari Sadeng saya mau menjadi patih, jika saya diberi maaf karena mendapat kekeliruan nanti, saya mau menerima jabatan itu, " ujar Gajah Mada.
Arya Tadah tak keberatan dan berjanji membantu Gajah Mada jika menemui kesulitan. Mereka berdua menghadap ratu Tribhuwana. Tak lama kemudian Gajah Mada dan pasukannya mengatur strategi dan bersiap berangkat ke Sadeng.
Tapi, seorang petinggi Majapahit bernama Ra Kembar juga mengincar jabatan Amangkubumi Arya Tadah. Maka, Ra Kembar membawa pasukan Majapahit ke Sadeng mendahului Gajah Mada.
Seperti dikutip dari wikipedia, menurut Pararaton terjadi persaingan antara Gajah Mada dan Ra Kembar dalam memperebutkan posisi panglima penumpasan pemberontakan Sadeng dan Keta.
Bersama pasukannya, Ra Kembar mendahului berangkat ke Sadeng. Dia ingin mencari perhatian di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Padahal, saat itu, Gajah Mada dan Adityawarman disebut sedang melakukan upaya diplomasi dengan Sadeng agar wilayah dapat tunduk tanpa menumpahkan darah.
Namun, Patih Arya Tadah yang mendengar kabar Ra Kembar mendahului perang. Penumpasan pemberontakan Sadeng menjadi kacau.
Seorang utusan pun dikirim untuk menemui Ra Kembar agar mengurungkan niatnya dan membawa kembali pasukan yang dibawanya. Tetapi, Ra Kembar menolak. Alasannya, apa yang dilakukannya itu semata-mata demi negara.
Pertempuran tak terelakkan. Dalam beberapa hari pertempuran, jumlah pasukan yang dipimpin Ra Kembar menyusut. Majapahit kian terdesak.
Menyikapi permintaan tersebut, Gajah Mada berjanji menumpas pemberontakan Sadeng. Namun ia belum berkenan menjabat Patih Mangkubumi sebelum tugas tersebut tuntas.
"Saya masih segan menjadi patih sekarang. Kalau sudah kembali dari Sadeng saya mau menjadi patih, jika saya diberi maaf karena mendapat kekeliruan nanti, saya mau menerima jabatan itu, " ujar Gajah Mada.
Arya Tadah tak keberatan dan berjanji membantu Gajah Mada jika menemui kesulitan. Mereka berdua menghadap ratu Tribhuwana. Tak lama kemudian Gajah Mada dan pasukannya mengatur strategi dan bersiap berangkat ke Sadeng.
Tapi, seorang petinggi Majapahit bernama Ra Kembar juga mengincar jabatan Amangkubumi Arya Tadah. Maka, Ra Kembar membawa pasukan Majapahit ke Sadeng mendahului Gajah Mada.
Seperti dikutip dari wikipedia, menurut Pararaton terjadi persaingan antara Gajah Mada dan Ra Kembar dalam memperebutkan posisi panglima penumpasan pemberontakan Sadeng dan Keta.
Baca Juga
Bersama pasukannya, Ra Kembar mendahului berangkat ke Sadeng. Dia ingin mencari perhatian di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Padahal, saat itu, Gajah Mada dan Adityawarman disebut sedang melakukan upaya diplomasi dengan Sadeng agar wilayah dapat tunduk tanpa menumpahkan darah.
Namun, Patih Arya Tadah yang mendengar kabar Ra Kembar mendahului perang. Penumpasan pemberontakan Sadeng menjadi kacau.
Seorang utusan pun dikirim untuk menemui Ra Kembar agar mengurungkan niatnya dan membawa kembali pasukan yang dibawanya. Tetapi, Ra Kembar menolak. Alasannya, apa yang dilakukannya itu semata-mata demi negara.
Pertempuran tak terelakkan. Dalam beberapa hari pertempuran, jumlah pasukan yang dipimpin Ra Kembar menyusut. Majapahit kian terdesak.