Kisah Mistis Bung Karno, Mendung Menghampiri Setiap Kali ke Bali

Minggu, 03 Oktober 2021 - 07:05 WIB
loading...
Kisah Mistis Bung Karno, Mendung Menghampiri Setiap Kali ke Bali
Kisah mistis Bung Karno saat datang ke Bali diungkap orang dekat hingga saksi hidup yang pernah merasakan aura mistisnya. Foto/Ist
A A A
Kisah mistis Bung Karno selalu menarik untuk disimak. Di Bali, jejak mistis sang proklamator diungkap orang-orang dekat hingga saksi hidup yang pernah merasakan aura mistik Bung Karno.

Kisah mistis Bung Karno tentu tidak bisa dilepaskan dari hubungan batin yang kuat dia dengan orang Bali. Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, perempuan Bali dari kasta Brahmana.



Cindy Adams pernah mengungkap kisah mistis Bung Karno dalam bukunya Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang diterbitakan Yayasan Bung Karno dan Penerbit Media Pressindo tahun 2007.

Wartawan asal Amerika yang dekat dengan Bung Karno itu berkata "Di Pulau Bali, orang percaya bahwa Soekarno adalah penjelmaan kembali Dewa Wisnu, dewa hujan dalam agama Hindu".

Kisah Mistis Bung Karno, Mendung Menghampiri Setiap Kali ke Bali

Kisah mistis Bung Karno saat datang ke Istana Tampaksiring, Gianyar, Bali diungkap orang dekat hingga saksi hidup yang pernah merasakan aura mistisnya. Foto/Ist

Di buku itu, Bung Karno berkata, "Setiap kali aku datang ke tempat istirahat yang kecil, yang aku rencanakan dan bangun sendiri di luar Denpasar (Istana Tampaksiring), kedatanganku bagi mereka berarti hujan, bahkan di tengah musim kemarau sekalipun."



"Orang Bali yakin, aku membawa pangestu kepada mereka. Saat terakhir aku terbang ke Bali, mereka sedang mengalami musim kering. Begitu aku mendarat, air tercurah dari langit. Jujur, aku mengucapkan syukur kepada Sang Maha Pencipta, bila turun hujan selama aku tinggal di Tampaksiring. Karena kalau ini tidak terjadi, sedikit banyak akan mengurangi pengaruhku," sambung Bung Karno.

Datangnya Bung Karno di Bali seakan menjadi berkah bagi petani Desa Singapadu, Gianyar. Pada pertengahan tahun 1960-an itu, mereka tengah berkumpul di salah satu sawah warga.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1754 seconds (0.1#10.140)