Kisah Pasukan Tameng dan Klewang, Penumpas Antek-antek PKI di Bali

Sabtu, 02 Oktober 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Langkah apa yang dilakukan Ketut Darta untuk membersihkan orang-orang komunis di desa? Sementara salah satu yang sudah pasti kene garis mati adalah kakaknya sendiri dan puluhan teman-teman sepermainannya dulu? Situasi yang sulit.

Tapi Ketut Darta punya cara untuk melakukannya. Ini pasti menyakitkan karena kehilangan saudara satu desa, tapi ia tidak bisa mengelak karena posisinya sebagai ketua PNI dan barisan tameng yang diberikan kepercayaan untuk membunuh dan mengikis habis PKI sampai ke akar-akarnya.

Kak Pegeg menceritakan, Ketut Darta pernah berkeluh padanya, “Nguding gumi dadi panes kene?“ (Kenapa bumi, suasana menjadi panas seperti ini?). Ketut Darta sendiri tidak yakin apa yang sedang terjadi saat itu, ketika massa begitu beringas membakar dan membunuh orang-orang yang dituduh anggota dan simpatisan PKI.

Posisinya saat itu memang terhimpit. Alasan membunuh atau terbunuh adalah keputusan yang sangat menyakitkan baginya. Tapi, khusus untuk di desanya, ia tidak akan pernah mau menjadi penjagal dan menyaksikan pembunuhan saudara dan teman-temannya.

Karena itulah saat penculikan dan pembunuhan orang-orang yang tersangkut PKI di desanya, ia selama dua hari menghilang dari rumahnya. Entah ke mana.

Rumah Ketut Darta pada malam hari layaknya tempat pengungsian yang mencekam dan mendebarkan. Banyak masyarakat desa yang berlindung di rumahnya. Rumah mereka telah habis terbakar, dan bisa dipastikan suami, ayah, paman, atau saudara mereka telah hilang diculik oleh barisan tameng.

Bahkan banyak orang yang merasa pernah ikut dalam kegiatan PKI berlindung di rumah Ketut Darta. Rumah empat bilik beratapkan alang-alang itu penuh sesak dengan tangis anak-anak, kebingungan ibu-ibu menanyakan suaminya, kecemasan dan kebisuan menghadapi teror pembunuhan yang berada di sekitar mereka.

Selama Ketut Darta berada di rumahnya mendengar cerita ibu-ibu yang kehilangan anggota keluarganya, tidak terjadi keributan di sekitar rumah apalagi penculikan terhadap orang-orang tersangkut PKI yang bersembunyi di rumah tersebut.

Penuturan Kak Pegeg, banyak massa tameng di daerah lain yang bertanya pada Ketut Darta, kenapa si A tidak dibunuh? Ia akan menjawabnya dengan tenang. Yang “diambil“ itu anggota-anggota PKI yang aktif, yang tidak aktif dan ikut-ikutan kita selamatkan, toh mereka juga saudara kita.

Ketut Darta selain berpedoman pada daftar lima carik kertas, juga berhasil “memutihkan“ beberapa nama di daftar tersebut untuk ia selamatkan nyawanya, orang yang ikut-ikutan dan tidak terkenal menjadi tokoh partai di desa. Tapi ia tidak bisa mengelak saat kakaknya yang sudah dikenal menjadi tokoh PKI sudah dipastikan harus terbunuh, dan ia tidak bisa melawan keputusan itu.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0658 seconds (0.1#10.140)