TMMD Wujud Sinergi Membangun Negeri
loading...
A
A
A
SUWAWA - Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-112 di Kabupaten Bone Bolango resmi dimulai. Pembukaan TMMD yang mengangkat tema “TMMD Wujud Sinergi Membangun Negeri” ini dihadiri langsung Danrem 133/Nani Wartabone Kolonel Inf. Amrin Ibrahim dan Bupati Bone Bolango Hamim Pou yang digelar di Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur, Rabu (15/09/2021).
Bupati Bone Bolango Hamim Pou menyampaikan terima kasih kepada Danrem 133/Nani Wartabone karena hampir setiap tahun Pemerintah Kabupaten Bone Bolango selalu bekerja sama dengan jajaran TNI, khususnya Kodim 1304/Gorontalo dalam berbagai kegiatan.
“Khusus untuk perintisan dan pembukaan jalan di Pinogu ini pak Danrem sejak 2011 kami terus bekerja sama dengan pihak TNI. Kenapa kami dengan TNI? karena Kami menganggap, pertama ada idiealisme di sana,” ujar Hamim.
Ia berujar, anggaran Pemda terkait hal ini sangat sedikit. "Kalau kami berikan ke pihak ketiga tentu mereka harus cari untung, tapi kalau dengan TNI kami dikasih bonus,” ucapnya.
Di samping itu, jika TNI yang mengerjakannya, masyarakat pasti akan membantu, karena mereka lihat tentara yang bekerja. ”Ada yang angkat batu, angkat pasir, ada juga yang bawa makanan untuk membantu teman-teman kita dari TNI,” kata Bupati.
Pada kesempatan itu, Bupati juga melaporkan kepada Danrem 133/Nani Wartabone bahwa merintis jalan ke Pinogu ini tidaklah mudah, karena di sana terkait dengan lalu lintas kewenangan. Jalan tersebut ungkap dia juga masuk di hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
“Ini sebenarnya tidak lagi menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten, tapi kewenangannya ada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” tutur Bupati Hamim Pou.
Namun karena ada warganya lebih kurang 4.000 jiwa di Kecamatan Pinogu, yang tersebar di lima desa, maka ia tidak bisa membiarkan. Karena ini juga hajat hidup masyarakat, keselamatan rakyat, penghidupan rakyat.
“Di sana ada tiga ribuan warga, ada sekolah, ada sumber-sumber produksi, ada beras, ada coklat, ada kopi, yakni kopi Pinogu yang merupakan kopi organik yang usianya lebih dari 200 tahun dikembangkan sejak zaman Belanda di sana. Sekarang menjadi salah satu unggulan kami, kualitasnya salah satu kualitas kopi terbaik di dunia. Dengan kadar kafeinnya hanya 0,5%. Sudah diuji di Pusat Kopi dan Kakao di Jember dengan kualifikasi excellent,” kata Hamim.
Ia bercerita harganya bagus sekali mulai dari Rp60.000 hingga Rp100.000 perkilo, tapi masyarakatnya tidak bisa menikmati keuntungan yang baik. Karena hampir setengah dari pendapatan habis untuk ongkos jalan karena kondisi jalan yang rusak tersebut.
Jalan ini di tengah hutan taman nasional dengan kondisi hutan yang lebat. Jadi kalaupun diperbaiki tidak lama kemudian hancur kembali, karena juga harusnya diikuti oleh pembuatan saluran dan plat deker. "Itu belum bisa kami lakukan. Di samping izin dari Kementerian LHK itu, ketika kami bersurat hanya diizinkan maksimal 2 meter jalan tersebut,"tuturnya.
Oleh karena itu, Bupati Bone Bolango dua periode ini, memohon izin kepada Danrem 133/Nani Wartabone Kolonel Inf. Amrin Ibrahim, agar kegiatan TMMD seperti ini mungkin bisa dibuat dalam skala lebih besar. ”Misalnya kegiatan Bhakti TNI dengan skala yang lebih besar dan melibatkan berbagai kementerian dan pasukan lebih banyak,” kata Hamim.
Bupati Bone Bolango Hamim Pou menyampaikan terima kasih kepada Danrem 133/Nani Wartabone karena hampir setiap tahun Pemerintah Kabupaten Bone Bolango selalu bekerja sama dengan jajaran TNI, khususnya Kodim 1304/Gorontalo dalam berbagai kegiatan.
“Khusus untuk perintisan dan pembukaan jalan di Pinogu ini pak Danrem sejak 2011 kami terus bekerja sama dengan pihak TNI. Kenapa kami dengan TNI? karena Kami menganggap, pertama ada idiealisme di sana,” ujar Hamim.
Ia berujar, anggaran Pemda terkait hal ini sangat sedikit. "Kalau kami berikan ke pihak ketiga tentu mereka harus cari untung, tapi kalau dengan TNI kami dikasih bonus,” ucapnya.
Di samping itu, jika TNI yang mengerjakannya, masyarakat pasti akan membantu, karena mereka lihat tentara yang bekerja. ”Ada yang angkat batu, angkat pasir, ada juga yang bawa makanan untuk membantu teman-teman kita dari TNI,” kata Bupati.
Pada kesempatan itu, Bupati juga melaporkan kepada Danrem 133/Nani Wartabone bahwa merintis jalan ke Pinogu ini tidaklah mudah, karena di sana terkait dengan lalu lintas kewenangan. Jalan tersebut ungkap dia juga masuk di hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
“Ini sebenarnya tidak lagi menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten, tapi kewenangannya ada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” tutur Bupati Hamim Pou.
Namun karena ada warganya lebih kurang 4.000 jiwa di Kecamatan Pinogu, yang tersebar di lima desa, maka ia tidak bisa membiarkan. Karena ini juga hajat hidup masyarakat, keselamatan rakyat, penghidupan rakyat.
“Di sana ada tiga ribuan warga, ada sekolah, ada sumber-sumber produksi, ada beras, ada coklat, ada kopi, yakni kopi Pinogu yang merupakan kopi organik yang usianya lebih dari 200 tahun dikembangkan sejak zaman Belanda di sana. Sekarang menjadi salah satu unggulan kami, kualitasnya salah satu kualitas kopi terbaik di dunia. Dengan kadar kafeinnya hanya 0,5%. Sudah diuji di Pusat Kopi dan Kakao di Jember dengan kualifikasi excellent,” kata Hamim.
Ia bercerita harganya bagus sekali mulai dari Rp60.000 hingga Rp100.000 perkilo, tapi masyarakatnya tidak bisa menikmati keuntungan yang baik. Karena hampir setengah dari pendapatan habis untuk ongkos jalan karena kondisi jalan yang rusak tersebut.
Jalan ini di tengah hutan taman nasional dengan kondisi hutan yang lebat. Jadi kalaupun diperbaiki tidak lama kemudian hancur kembali, karena juga harusnya diikuti oleh pembuatan saluran dan plat deker. "Itu belum bisa kami lakukan. Di samping izin dari Kementerian LHK itu, ketika kami bersurat hanya diizinkan maksimal 2 meter jalan tersebut,"tuturnya.
Oleh karena itu, Bupati Bone Bolango dua periode ini, memohon izin kepada Danrem 133/Nani Wartabone Kolonel Inf. Amrin Ibrahim, agar kegiatan TMMD seperti ini mungkin bisa dibuat dalam skala lebih besar. ”Misalnya kegiatan Bhakti TNI dengan skala yang lebih besar dan melibatkan berbagai kementerian dan pasukan lebih banyak,” kata Hamim.
(atk)