Percepat Vaksinasi COVID-19, Gerakan Indonesia Pasti Bisa Gelar Webinar Edukasi Masyarakat
loading...
A
A
A
BOGOR - Guna mendorong masyarakat agar mau disuntik vaksin , Gerakan Indonesia Pasti Bisa kembali mengadakan webinar, Rabu (1/9/2021) pukul 19.00-20.30 WIB. Melalui webinar bertajuk 'Vaksin COVID-19: Jenis, Perbedaan, dan Panduan KIPI' ini masyarakat diedukasi terkait vaksin COVID-19 dan penanganan KIPI.
Hadir sebagai narasumber pada webinar ini, yaitu dr. Tirta Mandira Hudhi, selaku relawan COVID-19 dan Wanda Ponika, Direktur Global Human Response Gerakan Indonesia Pasti Bisa. Baca juga: Varian C.1.2 Disebut Lebih Menular dan Resisten Terhadap Vaksin
Dokter Tirta mengatakan, saat ini banyak berita palsu atau hoaks yang beredar di kalangan masyarakat terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), baik melalui media sosial maupun grup obrolan dalam suatu aplikasi. Hal ini menimbulkan ketakutan yang berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 .
Menurut dr Tirta, KIPI vaksin COVID-19 merupakan reaksi hyper metabolism tubuh, di mana tubuh membutuhkan energi yang cukup banyak. "Reaksi setelah vaksin COVID-19 pasti pegal-pegal, cepat lemas, mudah lapar, dan mengantuk karena energi tubuh difokuskan untuk membentuk antibodi,” tutur dr. Tirta.
Untuk diketahui, Indonesia masih terkategori sebagai negara dengan tingkat vaksinasi COVID-19 yang masih rendah yakni sebesar 13,1 persen dari total jumlah penduduk. Kondisi ini membuktikan bahwa vaksin masih menjadi prioritas kebutuhan bagi masyarakat dalam memutus mata rantai virus COVID-19.
Karena itu, perlu didorong pemahaman yang benar mengenai KIPI ini agar tidak menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang berdampak pada penolakan untuk divaksin.
Dalam webinar ini, Wanda Ponika meminta agar masyarakat tidak perlu lagi panik dan mudah termakan berita palsu seputar efek samping COVID-19. Wanda berharap semua pihak saling membantu dalam menangani pandemi COVID-19. Gerakan Indonesia Pasti Bisa sudah meluncurkan beberapa program bantuan, seperti sentra vaksinasi, oxygen concentrator untuk faskes, dan makanan untuk nakes.
“Vaksinasi Indonesia Pasti Bisa per hari ini sudah lebih dari 30.000. Terima kasih kepada relawan yang sudah berpartisipasi saling membantu. Pemerintah sudah berusaha dengan segala kelebihan dan kekurangannya, sehingga kita harus kooperatif!” tutur Wanda.
Hadir sebagai narasumber pada webinar ini, yaitu dr. Tirta Mandira Hudhi, selaku relawan COVID-19 dan Wanda Ponika, Direktur Global Human Response Gerakan Indonesia Pasti Bisa. Baca juga: Varian C.1.2 Disebut Lebih Menular dan Resisten Terhadap Vaksin
Dokter Tirta mengatakan, saat ini banyak berita palsu atau hoaks yang beredar di kalangan masyarakat terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), baik melalui media sosial maupun grup obrolan dalam suatu aplikasi. Hal ini menimbulkan ketakutan yang berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 .
Menurut dr Tirta, KIPI vaksin COVID-19 merupakan reaksi hyper metabolism tubuh, di mana tubuh membutuhkan energi yang cukup banyak. "Reaksi setelah vaksin COVID-19 pasti pegal-pegal, cepat lemas, mudah lapar, dan mengantuk karena energi tubuh difokuskan untuk membentuk antibodi,” tutur dr. Tirta.
Untuk diketahui, Indonesia masih terkategori sebagai negara dengan tingkat vaksinasi COVID-19 yang masih rendah yakni sebesar 13,1 persen dari total jumlah penduduk. Kondisi ini membuktikan bahwa vaksin masih menjadi prioritas kebutuhan bagi masyarakat dalam memutus mata rantai virus COVID-19.
Karena itu, perlu didorong pemahaman yang benar mengenai KIPI ini agar tidak menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang berdampak pada penolakan untuk divaksin.
Dalam webinar ini, Wanda Ponika meminta agar masyarakat tidak perlu lagi panik dan mudah termakan berita palsu seputar efek samping COVID-19. Wanda berharap semua pihak saling membantu dalam menangani pandemi COVID-19. Gerakan Indonesia Pasti Bisa sudah meluncurkan beberapa program bantuan, seperti sentra vaksinasi, oxygen concentrator untuk faskes, dan makanan untuk nakes.
“Vaksinasi Indonesia Pasti Bisa per hari ini sudah lebih dari 30.000. Terima kasih kepada relawan yang sudah berpartisipasi saling membantu. Pemerintah sudah berusaha dengan segala kelebihan dan kekurangannya, sehingga kita harus kooperatif!” tutur Wanda.
(don)