Surabaya Sudah Zona Kuning, Cara Ini Terbukti Ampuh Tekan Penularan COVID-19
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kota Surabaya kini berstatus zona kuning penularan COVID-19. Perubahan status ini tak begitu saja terjadi, ada berbagai langkah fundamental yang dilakukan untuk menekan jumlah penularan.
Salah satunya Focus Group Discussion (FGD) Pentahelix atau diskusi penanganan COVID-19 yang melibatkan pemerintah, media, komunitas, stakeholder, akademisi serta berbagai elemen masyarakat.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengakui kalau pertemuan pentahelix itu sebagai kunci. Dengan bergotong-royong bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, mereka mampu mewujudkan Kota Pahlawan zona kuning dalam waktu satu bulan.
Baca juga: Jawa Timur Bebas Zona Merah COVID-19, Jangan Lengah dan Tetap Jaga Prokes
Namun, target yang diharapkan Forkopimda Surabaya itu, rupanya terhitung lebih cepat dari perkiraan. Sebab, pasca dua minggu forum diskusi itu digelar pada Rabu (18/8/2021), kini Kota Surabaya berstatus zona kuning.
Eri mengaku bersyukur lantaran kasus COVID-19 di Kota Pahlawan telah berstatus zona kuning. Menurutnya, keberhasilan ini tentu menjadi tantangan baru untuk selanjutnya menuju zona hijau.
"Alhamdulillah kita mendapatkan kabar dan perhitungan nilai kita 2,41 atau naik 0,31. Sehingga hari ini Surabaya menjadi zona kuning. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, karena kita harus bisa menjadikan ini zona hijau," kata Eri, Rabu (1/9/2021).
Ia melanjutkan, Surabaya harus bisa bangkit sehingga roda perekonomian bisa segera berjalan. Sebab, selama ini, pandemi telah berdampak begitu signifikan terhadap sektor kesehatan, sosial maupun ekonomi. Makanya, target selanjutnya yang harus segera dicapai adalah Surabaya menuju zona hijau atau bebas COVID-19.
"Karena tujuan kita cuman satu, warga Surabaya bahagia. Mulai hari ini kita harus kembali menggerakkan roda perekonomian sehingga warga Surabaya bisa mencapai kebahagiaannya. Karena itulah zona hijau menjadi sasaran kita selanjutnya," ungkapnya.
Baca juga: Warga Sleman Jadi Miliarder Dadakan karena Dapat Ganti Untung Proyek Tol, Bupati: Jangan Boros!
Ia meyakini, bahwa dengan semangat gotong-royong dan kebersamaan, maka Kota Surabaya bisa segera menuju ke zona hijau. Sebab, pemerintah tak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa adanya dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakatnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita juga mengaku bersyukur, kini Surabaya telah berstatus zona kuning. Menurut dia, untuk mempertahankan atau menurunkan zona kuning ke hijau, adalah dengan tetap menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes).
"Kita walaupun sudah zona kuning, tetap harus waspada, tetap jaga protokol kesehatan. Yang harus kita lakukan adalah tetap 3M dan tracing, testing masif. Semakin cepat kita menemukan kasus, semakin cepat kita isolasi dan diobati, Insya Allah," kata Feny.
Ia menambahkan, salah satu indikator yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau menurunkan kasus COVID-19 adalah dengan memperbanyak testing dan tracing. Karena itu, pihaknya ingin agar tracing dan testing di Surabaya ke depan bisa lebih dimasifkan.
"Kita testing mencapai 4.500. Untuk yang tracing kita sudah 1:28. Kalau target dari pusat (nasional) 1:15, tetapi kita sudah 1:28. Menurut saya adalah setiap kontak erat harus tetap kita temukan di manapun," jelasnya
Salah satunya Focus Group Discussion (FGD) Pentahelix atau diskusi penanganan COVID-19 yang melibatkan pemerintah, media, komunitas, stakeholder, akademisi serta berbagai elemen masyarakat.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengakui kalau pertemuan pentahelix itu sebagai kunci. Dengan bergotong-royong bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, mereka mampu mewujudkan Kota Pahlawan zona kuning dalam waktu satu bulan.
Baca juga: Jawa Timur Bebas Zona Merah COVID-19, Jangan Lengah dan Tetap Jaga Prokes
Namun, target yang diharapkan Forkopimda Surabaya itu, rupanya terhitung lebih cepat dari perkiraan. Sebab, pasca dua minggu forum diskusi itu digelar pada Rabu (18/8/2021), kini Kota Surabaya berstatus zona kuning.
Eri mengaku bersyukur lantaran kasus COVID-19 di Kota Pahlawan telah berstatus zona kuning. Menurutnya, keberhasilan ini tentu menjadi tantangan baru untuk selanjutnya menuju zona hijau.
"Alhamdulillah kita mendapatkan kabar dan perhitungan nilai kita 2,41 atau naik 0,31. Sehingga hari ini Surabaya menjadi zona kuning. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, karena kita harus bisa menjadikan ini zona hijau," kata Eri, Rabu (1/9/2021).
Ia melanjutkan, Surabaya harus bisa bangkit sehingga roda perekonomian bisa segera berjalan. Sebab, selama ini, pandemi telah berdampak begitu signifikan terhadap sektor kesehatan, sosial maupun ekonomi. Makanya, target selanjutnya yang harus segera dicapai adalah Surabaya menuju zona hijau atau bebas COVID-19.
"Karena tujuan kita cuman satu, warga Surabaya bahagia. Mulai hari ini kita harus kembali menggerakkan roda perekonomian sehingga warga Surabaya bisa mencapai kebahagiaannya. Karena itulah zona hijau menjadi sasaran kita selanjutnya," ungkapnya.
Baca juga: Warga Sleman Jadi Miliarder Dadakan karena Dapat Ganti Untung Proyek Tol, Bupati: Jangan Boros!
Ia meyakini, bahwa dengan semangat gotong-royong dan kebersamaan, maka Kota Surabaya bisa segera menuju ke zona hijau. Sebab, pemerintah tak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa adanya dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakatnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita juga mengaku bersyukur, kini Surabaya telah berstatus zona kuning. Menurut dia, untuk mempertahankan atau menurunkan zona kuning ke hijau, adalah dengan tetap menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes).
"Kita walaupun sudah zona kuning, tetap harus waspada, tetap jaga protokol kesehatan. Yang harus kita lakukan adalah tetap 3M dan tracing, testing masif. Semakin cepat kita menemukan kasus, semakin cepat kita isolasi dan diobati, Insya Allah," kata Feny.
Ia menambahkan, salah satu indikator yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau menurunkan kasus COVID-19 adalah dengan memperbanyak testing dan tracing. Karena itu, pihaknya ingin agar tracing dan testing di Surabaya ke depan bisa lebih dimasifkan.
"Kita testing mencapai 4.500. Untuk yang tracing kita sudah 1:28. Kalau target dari pusat (nasional) 1:15, tetapi kita sudah 1:28. Menurut saya adalah setiap kontak erat harus tetap kita temukan di manapun," jelasnya
(msd)