Sebanyak 9.500 Balita Alami Stunting, Bagaimana Langkah Pemkot Bandung?
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung terus berupaya menurunkan angka stunting yang saat ini mencapai 9.500 anak. Berbagai upaya terus dilakukan mulai dari pencegahan, penanganan, hingga pembentukan Satgas ODF (Open Defecation Free).
Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bandung, Nila Avianti mengatakan, ada tiga poin utama yang mempengaruhi terjadinya stunting yakni pola makan, pola asuh, dan sanitasi yang kurang sehat.
baca juga: Pamit Berkebun di Kaki Gunung Rakutak, Warga Bandung Empat Hari Hilang Belum Ditemukan
Maka untuk mencegah terjadinya stunting baru diperlukan pencegahan mulai dari hulu. Yaitu pemberian tablet penambah darah minimal satu bulan sekali bagi remaja putri dan ibu hamil. Kemudian yang paling penting yakni pemberian makanan sehat dan bergizi di .1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), yaitu mulai dari usia kandungan 0 (nol) bulan hingga anak usia 2 tahun.
Karena stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kurangnya asupan protein dan sumber energi pada anak dalam waktu yang cukup lama. Sehingga menyebabkan anak gagal tumbuh.
"Makanya stunting ini tidak langsung pada saat anak lahir, tapi dari mulai ibunya hamil sampai anak 2 tahun. Kalau sudah lewat 2 tahun ini sulit diintervensinya," tuturnya.
Menurut dia, jika anak tidak ingin stunting, mulai remaja diberikan asupan gizi seimbang, minum tablet penambah darah. Ketika hamil diberikan asupan gizi yang baik sampai anaknya kemudian lahir sampai 2 tahun.
Baca juga: Sakit Hati Dihina, Mantan Istri Ditendang dari Motor Hingga Tewas Berlumuran Darah
Dinkes Kota Bandung mencatat, angka stunting kini mencapai 8,93 persen atau sebanyak 9.567 balita mengalami stunting. Untuk itu, kata dia, Dinkes terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menangani permasalahan stunting di Kota Bandung.
Mulai dari pemberian makanan tambahan bagi bayi dan ibu hamil, melakukan pemantauan perkembangan pertumbuhan balita secara rutin bersama kader PKK. Kemudian rutin melakukan bulan penimbangan balita bersama Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita, hingga melakukan edukasi tentang pemberian makanan bagi bayi dan anak.
Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bandung, Nila Avianti mengatakan, ada tiga poin utama yang mempengaruhi terjadinya stunting yakni pola makan, pola asuh, dan sanitasi yang kurang sehat.
baca juga: Pamit Berkebun di Kaki Gunung Rakutak, Warga Bandung Empat Hari Hilang Belum Ditemukan
Maka untuk mencegah terjadinya stunting baru diperlukan pencegahan mulai dari hulu. Yaitu pemberian tablet penambah darah minimal satu bulan sekali bagi remaja putri dan ibu hamil. Kemudian yang paling penting yakni pemberian makanan sehat dan bergizi di .1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), yaitu mulai dari usia kandungan 0 (nol) bulan hingga anak usia 2 tahun.
Karena stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kurangnya asupan protein dan sumber energi pada anak dalam waktu yang cukup lama. Sehingga menyebabkan anak gagal tumbuh.
"Makanya stunting ini tidak langsung pada saat anak lahir, tapi dari mulai ibunya hamil sampai anak 2 tahun. Kalau sudah lewat 2 tahun ini sulit diintervensinya," tuturnya.
Menurut dia, jika anak tidak ingin stunting, mulai remaja diberikan asupan gizi seimbang, minum tablet penambah darah. Ketika hamil diberikan asupan gizi yang baik sampai anaknya kemudian lahir sampai 2 tahun.
Baca juga: Sakit Hati Dihina, Mantan Istri Ditendang dari Motor Hingga Tewas Berlumuran Darah
Dinkes Kota Bandung mencatat, angka stunting kini mencapai 8,93 persen atau sebanyak 9.567 balita mengalami stunting. Untuk itu, kata dia, Dinkes terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menangani permasalahan stunting di Kota Bandung.
Mulai dari pemberian makanan tambahan bagi bayi dan ibu hamil, melakukan pemantauan perkembangan pertumbuhan balita secara rutin bersama kader PKK. Kemudian rutin melakukan bulan penimbangan balita bersama Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita, hingga melakukan edukasi tentang pemberian makanan bagi bayi dan anak.