Keluarga Korban Meyakini Motif Pembunuhan Sadis di Surabaya Konflik Internal
loading...
A
A
A
SURABAYA - Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya akhirnya berhasil menangkap lima pelaku pembunuhan sadis terhadap Bagus Hermadi (34) pada Jumat (20/8/2021) dini hari.
Kelima pelaku yang diamankan berinisial BY, KM, JK, ST dan NR. Sedangkan satu pelaku lain telah melarikan diri dan kini berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO). Saat kejadian, korban mengenakan kaos Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Kasus ini bermula saat para pelaku pada Kamis (19/8/2021) sekitar pukul 19.00 WIB sedang nongkrong di warung kopi.
Tak lama kemudian, mereka sepakat untuk berjalan-jalan sambil naik motor. Saat di traffic light di Jalan Balongsari, mereka melihat rombongan pesepeda motor yang oleh pelaku dianggap arogan.
Baca juga: Lima Pelaku Pembunuhan Sadis di Surabaya Ditangkap Tanpa Perlawanan
Selanjutnya, BY menusuk leher korban. Setelah itu korban jatuh bersimbah darah. Saat ditemukan korban sudah meninggal dunia.
Baca juga: Sadis! 2 Pekerja Proyek Jembatan di Yahukimo Papua Dibunuh dan Dibakar KKB
“Dari informasi, mereka (korban dan pelaku) tidak saling kenal. Ini (motif pembunuhan) murni konflik internal, bukan konflik organisasi (perguruan silat). Konflik internal sepertinya ada masalah di daerah. Korban dan pelaku berbeda organisasi,” ujar kuasa hukum keluarga korban, Aribowo saat ditemui di Mapolrestabes Surabaya, Senin (23/8/2021). Sayang, Aribowo enggan merinci masalah internal yang dimaksud.
Sebelum peristiwa pembunuhan itu, Bagus dan rekannya, MRM (21) menghadiri kegiatan acara tahlilan di Tambak Mayor pukul 20.00 WIB. Sekitar pukul 22.30 WIB, Bagus dan MRM memutuskan pulang ke rumah.
Mereka mengendarai sepeda motor melewati Jalan Raya Balongsari. Di tempat kejadian perkara (TKP), sebuah sepeda motor matic mendekati mereka. Korban langsung jatuh setelah ditusuk pelaku.
Setelah itu, para pelaku melarikan diri. Tidak lama kemudian warga berdatangan untuk menolong korban. Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong dan meninggal di tempat kejadian. Jasad korban yang bersimbah darah langsung dilarikan dengan ambulans menuju kamar jenazah RSUD dr Soetomo. "Keluarga korban minta agar pelaku dihukum maksimal,” imbuh Aribowo.
Lihat Juga: Polisi Selidiki Kasus Siswa SMA Gloria 2 Surabaya yang Disuruh Menggonggong oleh Wali Murid
Kelima pelaku yang diamankan berinisial BY, KM, JK, ST dan NR. Sedangkan satu pelaku lain telah melarikan diri dan kini berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO). Saat kejadian, korban mengenakan kaos Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Kasus ini bermula saat para pelaku pada Kamis (19/8/2021) sekitar pukul 19.00 WIB sedang nongkrong di warung kopi.
Tak lama kemudian, mereka sepakat untuk berjalan-jalan sambil naik motor. Saat di traffic light di Jalan Balongsari, mereka melihat rombongan pesepeda motor yang oleh pelaku dianggap arogan.
Baca juga: Lima Pelaku Pembunuhan Sadis di Surabaya Ditangkap Tanpa Perlawanan
Selanjutnya, BY menusuk leher korban. Setelah itu korban jatuh bersimbah darah. Saat ditemukan korban sudah meninggal dunia.
Baca juga: Sadis! 2 Pekerja Proyek Jembatan di Yahukimo Papua Dibunuh dan Dibakar KKB
“Dari informasi, mereka (korban dan pelaku) tidak saling kenal. Ini (motif pembunuhan) murni konflik internal, bukan konflik organisasi (perguruan silat). Konflik internal sepertinya ada masalah di daerah. Korban dan pelaku berbeda organisasi,” ujar kuasa hukum keluarga korban, Aribowo saat ditemui di Mapolrestabes Surabaya, Senin (23/8/2021). Sayang, Aribowo enggan merinci masalah internal yang dimaksud.
Sebelum peristiwa pembunuhan itu, Bagus dan rekannya, MRM (21) menghadiri kegiatan acara tahlilan di Tambak Mayor pukul 20.00 WIB. Sekitar pukul 22.30 WIB, Bagus dan MRM memutuskan pulang ke rumah.
Mereka mengendarai sepeda motor melewati Jalan Raya Balongsari. Di tempat kejadian perkara (TKP), sebuah sepeda motor matic mendekati mereka. Korban langsung jatuh setelah ditusuk pelaku.
Setelah itu, para pelaku melarikan diri. Tidak lama kemudian warga berdatangan untuk menolong korban. Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong dan meninggal di tempat kejadian. Jasad korban yang bersimbah darah langsung dilarikan dengan ambulans menuju kamar jenazah RSUD dr Soetomo. "Keluarga korban minta agar pelaku dihukum maksimal,” imbuh Aribowo.
Lihat Juga: Polisi Selidiki Kasus Siswa SMA Gloria 2 Surabaya yang Disuruh Menggonggong oleh Wali Murid
(shf)