Awan Panas Gunung Merapi, Sejumlah Desa di Magelang Diguyur Hujan Abu
loading...
A
A
A
MAGELANG - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terjadi pada Senin (16/8/2021) pagi. Pada pukul 5.30 WIB terjadi awan panas guguran dengan durasi 165 detik dan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya.
Kemudian pada pukul 05.53 WIB kembali terjadi guguran awan panas dengan durasi 289 detik, tinggi kolom 600 meter dari puncak dan jarak luncur mencapai 3.500 meter ke arah barat daya. Akibatnya, sejumlah desa di delapan kecamatan diguyur hujan mulai tipis, sedang hingga tebal.
Berdasarkan data Pusdalops BPBD Kabupaten Magelang, delapan wilayah kecamatan yang diguyur hujan yakni, Dukun, Sawangan, Tegalrejo, Pakis, Candimulyo, Windusari, Secang dan Kaliangkrik. Meski demikian, hujan abu tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
baca juga: Balapan Renang dengan Temannya, Warga Jepara Tak Kuat dan Tewas di Embung Bapangan
"Tadi pagi sekitar pukul 06.00 saya saat saya di Ngori, dengar suara gembluduk (gemuruh) dari Merapi. Wedus gembel (awan panas) meluncur ke arat barat daya," Sukasno (45), sopir truk.
Meski demikian, kata dia, orang yang berada di Ngori tetap beraktivitas manambang pasir. "Saya sendiri masih antre, muat pasir. Tapi tetap waspada. Sekiranya kondisi sudah berbahaya, ya langsung turun," ujarnya.
Kemudian pada pukul 05.53 WIB kembali terjadi guguran awan panas dengan durasi 289 detik, tinggi kolom 600 meter dari puncak dan jarak luncur mencapai 3.500 meter ke arah barat daya. Akibatnya, sejumlah desa di delapan kecamatan diguyur hujan mulai tipis, sedang hingga tebal.
Berdasarkan data Pusdalops BPBD Kabupaten Magelang, delapan wilayah kecamatan yang diguyur hujan yakni, Dukun, Sawangan, Tegalrejo, Pakis, Candimulyo, Windusari, Secang dan Kaliangkrik. Meski demikian, hujan abu tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
baca juga: Balapan Renang dengan Temannya, Warga Jepara Tak Kuat dan Tewas di Embung Bapangan
"Tadi pagi sekitar pukul 06.00 saya saat saya di Ngori, dengar suara gembluduk (gemuruh) dari Merapi. Wedus gembel (awan panas) meluncur ke arat barat daya," Sukasno (45), sopir truk.
Meski demikian, kata dia, orang yang berada di Ngori tetap beraktivitas manambang pasir. "Saya sendiri masih antre, muat pasir. Tapi tetap waspada. Sekiranya kondisi sudah berbahaya, ya langsung turun," ujarnya.
(msd)