Hijrah Harus Dimaknai Upaya Meninggalkan Kebiadaban Menuju Keberadaan
loading...
A
A
A
Terkait dengan banyaknya narasi kelompok radikal yang menentang peringatan tahun baruIslam 1Muharram 1443H dengan dalih bid'ah, Musdah mengutarakan pendapatnya bahwasanya tidak selamanya bid'ah itu buruk. Sehingga sangat penting untuk dapat memahmi secara positif makna lain peringatan tahun baru hijriah.
"Sejatinya peringatan 1 Muharramituadalahupayauntuk mengangkat sejarah perjuangan RasulMuhammadpada saat hijrah meninggalkanMekah yang masih penuh dengan jahiliyah kepada kehidupan yang madaniyah,yang lebih baik danberperikemanusiaan,"tuturnya.
Oleh karena itu ditengah problem yang menerjang bangsa ini Musdah mengutarakanbahwa ada3 hal yang harus dilakukan manusia dalam kodratnyasebagaikhilafah di bumi.
Pertama, yaitu manusia harus bisa memimpin diri sendiri agar beradab, mengelola pikiran agar selalu bersih dan selalu positif.Kedua,yaitumanusia harus dapat mengelola qolbu sebagai hal yang sangat psikologis yang berhubungan dengan kedekatanseseorangdengan sang pencipta.Ketigayaitumengelola syahwat, baik seksualitas maupun kekuasaan.
"Setidaknya kita harus jadi khilafah untuk diri sendiri. Inilah gunanya kita diciptakanoleh Tuhansebagai khilafah, yaitudapat memberikanmanfaat untuk makhluk lainnya, karena kejahatan ataupunkebiadabanitudatangnyadari pikiran dan hati yang kotor," ujarKetua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ).
Terkait perankaumperempuan dalam konteks hijrah kebangsaan, Musdah menilai peran-peran tersebut akan sulit dilakukan jika parakaumperempuan tidak menyadari bahwa dirinya juga manusia, seorang warga negara, seorang manusia merdeka yang punya harkat martabat.
Kaumperempuan harus menyadari potensi dirinya sebagai manusia agar dapat berperan dan memberikan karya-karya kemanusiaan terlebih pada kondisi bangsa saat ini.
"Jika perempuan sudah menyadari dirinya sebagai manusia yang merdeka maka ia dapat melakukan apapun dan memberdayakan dirinya untuk kemanusiaan sesuai dengan talenta dan bidang kerjanyamasing-masing," tuturperaih doktor bidang Pemikiran Politik Islam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Musdah Muliaberpesan bahwa tanpa kesadaran bahwa parakaumperempuan sebagai manusia bisa memiliki peran dalam masyarakat di tengah upaya bangsa ini untuk berhijrah maka ia tidak akan punya kontribusi apapun dalam hidup dan dalam masyarakat luas.
"Oleh karena itu maknailah hidupiniuntukselalu dapatmenolongterhadaporang-orang disekitarnya. Karenadengan cara itulahkaumperempuandapatbermakna menjadi manusia,"pungkasnya.
"Sejatinya peringatan 1 Muharramituadalahupayauntuk mengangkat sejarah perjuangan RasulMuhammadpada saat hijrah meninggalkanMekah yang masih penuh dengan jahiliyah kepada kehidupan yang madaniyah,yang lebih baik danberperikemanusiaan,"tuturnya.
Oleh karena itu ditengah problem yang menerjang bangsa ini Musdah mengutarakanbahwa ada3 hal yang harus dilakukan manusia dalam kodratnyasebagaikhilafah di bumi.
Pertama, yaitu manusia harus bisa memimpin diri sendiri agar beradab, mengelola pikiran agar selalu bersih dan selalu positif.Kedua,yaitumanusia harus dapat mengelola qolbu sebagai hal yang sangat psikologis yang berhubungan dengan kedekatanseseorangdengan sang pencipta.Ketigayaitumengelola syahwat, baik seksualitas maupun kekuasaan.
"Setidaknya kita harus jadi khilafah untuk diri sendiri. Inilah gunanya kita diciptakanoleh Tuhansebagai khilafah, yaitudapat memberikanmanfaat untuk makhluk lainnya, karena kejahatan ataupunkebiadabanitudatangnyadari pikiran dan hati yang kotor," ujarKetua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ).
Terkait perankaumperempuan dalam konteks hijrah kebangsaan, Musdah menilai peran-peran tersebut akan sulit dilakukan jika parakaumperempuan tidak menyadari bahwa dirinya juga manusia, seorang warga negara, seorang manusia merdeka yang punya harkat martabat.
Kaumperempuan harus menyadari potensi dirinya sebagai manusia agar dapat berperan dan memberikan karya-karya kemanusiaan terlebih pada kondisi bangsa saat ini.
"Jika perempuan sudah menyadari dirinya sebagai manusia yang merdeka maka ia dapat melakukan apapun dan memberdayakan dirinya untuk kemanusiaan sesuai dengan talenta dan bidang kerjanyamasing-masing," tuturperaih doktor bidang Pemikiran Politik Islam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Musdah Muliaberpesan bahwa tanpa kesadaran bahwa parakaumperempuan sebagai manusia bisa memiliki peran dalam masyarakat di tengah upaya bangsa ini untuk berhijrah maka ia tidak akan punya kontribusi apapun dalam hidup dan dalam masyarakat luas.
"Oleh karena itu maknailah hidupiniuntukselalu dapatmenolongterhadaporang-orang disekitarnya. Karenadengan cara itulahkaumperempuandapatbermakna menjadi manusia,"pungkasnya.