Tim Dosen ITS Mampu Kembangkan Aplikasi COVID-19 Versi Mobile
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pembuatan website untuk pemantauan pasien COVID-19 berupa tracingCovid19.jatimprov.go.id bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur membuahkan hasil.
(Baca juga: Usai Rapid Test Massal, Pabrik Rokok di Madiun Disterilisasi )
Tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mampu mengembangkan aplikasi versi mobile yang bekerja sama dengan IEEE SIGHT (Institute of Electrical and Electronics Engineers Special Interest Group on Humanitarian Technology).
Tim dosen yang terdiri dari Diana Purwitasari, Mauridhi Hery Purnomo, Umi Laili Yuhana, Berlian Al Kindhi, Agus Budi Raharjo, Argo Winoto, Vincentius Raki Mahindara, Amir Mu’tashim Billah, Ahmad Laroy Bafi, serta sekelompok dosen dan mahasiswa berhasil menciptakan project berjudul Web Based Application for Tracing COVID-19 in East Java Province, Indonesia.
Penemuan ini menjadi sebuah aplikasi versi mobile yang dipergunakan untuk memantau data pasien COVID-19 beserta visualisasi lokasinya di wilayah Jawa Timur.
Diana Purwitasari selaku ketua tim menuturkan, salah satu kekurangan sistem informasi di Indonesia adalah kurangnya data yang saling terintegrasi. Makanya melalui aplikasi ini, Dinkes Provinsi Jawa Timur, dapat menjalankan fungsi kontrol secara optimal. Nantinya, Dinkes Jatim akan berkoordinasi dengan dinkes-dinkes kota serta kabupaten untuk pengumpulan data.
"Namun akses penggunaannya terbatas dulu, tidak semua masyarakat bisa mengakses. Hanya level daerah," kata Diana, Kamis (28/5/2020).
Jika aplikasi ini berhasil diimplementasikan, lanjutnya, data yang terkumpul bisa diakses sesegera mungkin, sehingga mempermudah pekerjaan pemerintah. "Update data bisa lebih cepat, jadi tidak lagi harus menunggu setiap sore untuk update data secara manual seperti sekarang ini," katanya.
Alumnus program master di Saga University, Jepang ini menambahkan, aplikasi ini tetap membutuhkan kerja sama dan koordinasi terus-menerus dengan pemerintah. Sebab, pengawasan mengenai pelaksanaan seperti kesesuaian data, tampilan informasi, dan pengimpelentasian harus tetap diperhatikan.
"Dukungan pemerintah juga bisa memperkecil masalah-masalah teknis dalam pelaksanaan nantinya," jelasnya.
Berkat adaptasi ide yang bermanfaat ini, project yang dirancang selama tiga minggu ini berhasil diterima oleh IEEE SIGHT Special COVID-19 Projects, sebuah jaringan global yang bermitra dengan komunitas atau organisasi yang memanfaatkan teknologi untuk penanganan COVID-19.
"Saat ini masih dilakukan pengecekan ulang, penambahan fasilitas-fasilitas lain yang dibutuhkan. Perkiraan Juni akan selesai, Juli sudah disosialisasikan," ucapnya.
(Baca juga: Usai Rapid Test Massal, Pabrik Rokok di Madiun Disterilisasi )
Tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mampu mengembangkan aplikasi versi mobile yang bekerja sama dengan IEEE SIGHT (Institute of Electrical and Electronics Engineers Special Interest Group on Humanitarian Technology).
Tim dosen yang terdiri dari Diana Purwitasari, Mauridhi Hery Purnomo, Umi Laili Yuhana, Berlian Al Kindhi, Agus Budi Raharjo, Argo Winoto, Vincentius Raki Mahindara, Amir Mu’tashim Billah, Ahmad Laroy Bafi, serta sekelompok dosen dan mahasiswa berhasil menciptakan project berjudul Web Based Application for Tracing COVID-19 in East Java Province, Indonesia.
Penemuan ini menjadi sebuah aplikasi versi mobile yang dipergunakan untuk memantau data pasien COVID-19 beserta visualisasi lokasinya di wilayah Jawa Timur.
Diana Purwitasari selaku ketua tim menuturkan, salah satu kekurangan sistem informasi di Indonesia adalah kurangnya data yang saling terintegrasi. Makanya melalui aplikasi ini, Dinkes Provinsi Jawa Timur, dapat menjalankan fungsi kontrol secara optimal. Nantinya, Dinkes Jatim akan berkoordinasi dengan dinkes-dinkes kota serta kabupaten untuk pengumpulan data.
"Namun akses penggunaannya terbatas dulu, tidak semua masyarakat bisa mengakses. Hanya level daerah," kata Diana, Kamis (28/5/2020).
Jika aplikasi ini berhasil diimplementasikan, lanjutnya, data yang terkumpul bisa diakses sesegera mungkin, sehingga mempermudah pekerjaan pemerintah. "Update data bisa lebih cepat, jadi tidak lagi harus menunggu setiap sore untuk update data secara manual seperti sekarang ini," katanya.
Alumnus program master di Saga University, Jepang ini menambahkan, aplikasi ini tetap membutuhkan kerja sama dan koordinasi terus-menerus dengan pemerintah. Sebab, pengawasan mengenai pelaksanaan seperti kesesuaian data, tampilan informasi, dan pengimpelentasian harus tetap diperhatikan.
"Dukungan pemerintah juga bisa memperkecil masalah-masalah teknis dalam pelaksanaan nantinya," jelasnya.
Berkat adaptasi ide yang bermanfaat ini, project yang dirancang selama tiga minggu ini berhasil diterima oleh IEEE SIGHT Special COVID-19 Projects, sebuah jaringan global yang bermitra dengan komunitas atau organisasi yang memanfaatkan teknologi untuk penanganan COVID-19.
"Saat ini masih dilakukan pengecekan ulang, penambahan fasilitas-fasilitas lain yang dibutuhkan. Perkiraan Juni akan selesai, Juli sudah disosialisasikan," ucapnya.
(eyt)