237 Sapi Kurban Disembelih di RPH Tamangapa saat Idul Adha

Sabtu, 24 Juli 2021 - 10:33 WIB
loading...
237 Sapi Kurban Disembelih...
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat berkunjung ke RPH Tamangapa. Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Rumah Potong Hewan (RPH) Tamangapa sudah resmi beroperasi pasca-revitalisasi. RPH yang terletak di Kecamatan Manggala, Kota Makassar itu telah melakukan pemotongan 237 hewan kurban jenis sapi dalam momen Idul Adha 1442 Hijriah.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (DP2) Kota Makassar, Herliyani mengemukakan, ratusan hewan kurban itu disembelih sejak 20-22 Juli lalu. Rumah jagal hewan itu melayani permintaan pemotongan dari masyarakat dan pemerintah.



"Kita sampai hari ketiga itu sudah memotong sebanyak 237 ekor, dan ada lagi yang masuk dari pemkot juga, ada dari bapenda, sekretariat DPRD, koperasi, PTSP, Sekda dan DP2 sendiri, dan Perusda total semua ada 16 ekor," ujarnya saat ditemui di lokasi pemotongan.

Perempuan yang akrab disapa Erly ini menambahkan, secara bertahap penyembelihan hewan akan dipusatkan di RPH tersebut. Utamanya untuk keperluan pemotongan hewan harian.

Menurutnya, di tengah kondisi pandemi Covid-19 dengan pemotongan secara konvensional dianggap cukup berisiko. Pemotongan di RPH Tamangapa dianggap sudah memenuhi sejumlah standar kesehatan, baik keamanan dan kebersihan. Terlebih hal ini disokong peralatan dan teknologi yang lebih mumpuni.

"Kerena ini bertahap, yah. Apa yang kita lakukan selama ini kemarin Idul Adha, sampai hari terkahir masih ada pemotongan. Kami bersyukur, ini kedepannya kita berharap pemotongan hewan kurban dipusatkan di RPH karena di masa pandemi ini lebih aman," sebut Erly.

Koordinator RPH Tamangapa , dr Ridwan menambahkan, pemotongan hewan secara konvensional dianggap memiliki sejumlah kelemahan. Selain memakan waktu cukup lama, prosesnya juga dianggap cukup menyiksa hewan ketika penyembelihan.

Berbeda halnya pemotongan yang dilakukan RPH Tamangapa. Kata dia sudah menganut konsep Animal Walfare dari World Organisation for Animal Health (OIE). "Ini mengatur tentang bagaimana perlakuan kita terhadap hewan sebelum dipotong. Karena ini juga ada kaitannya dengan kualitas daging yang dihasilkan. Outputnya," ujarnya.



Ridwan menuturkan, saat ini RPH Tamangapa dibekali tiga unit alat restraining box atau alat perebah sapi untuk keperluan pemotongan hewan. Tujuannya membuat hewan bisa lebih tenang sebelum disembelih. Selain itu RPH juga dibekali suplai air bersih dari PDAM untuk menjamin daging tetap steril.

Dalam waktu dekat juga akan ada penambahan satu unit restraining box. Dengan penambahan alat itu, jumlah pemotongan bisa mencapai 70-100 ekor per hari. Utamanya untuk melayani kebutuhan daging harian.

Selain itu, lanjut Ridwan, juga akan diadakan railing atau penyekat, dan costorage atau tempat pendingin. Dalam rangka kebutuhan daging beku untuk keperluan ekspor luar daerah dan karkas atau gantungan hewan setelah dipotong.



"Alatnya, untuk sementara ini kita masih tunggu bantuan dari Pemprov . Tahun ini akan ditambah alat penggantungan karkas nantinya untuk kota Makassar, jadi bantuan akan bertahap masuk, sehingga ini bisa berguna bagi pengusaha karena output yang dikeluarkan semua untuk kota Makassar," pungkasnya.

Diketahui, RPH Tamangapa telah direvitalisasi berkat kolaborasi dari pemerintah pusat, Pemprov Sulsel, dan Pemkot Makassar. RPH tersebut diharapkan bisa menjadi RPH terbaik se-Indonesia Timur.
(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2489 seconds (0.1#10.140)