Tangis Pekerja Migran Tertumpah di Ruang Karantina, Saat Bayi Perempuannya Terlahir Normal

Kamis, 22 Juli 2021 - 14:52 WIB
loading...
Tangis Pekerja Migran Tertumpah di Ruang Karantina, Saat Bayi Perempuannya Terlahir Normal
Hasanah, PMI asal Pamekasan, menjalani proses karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Persalinan dibantu dokter dan Tim Trenggana Satpol PP Jatim. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Hasanah menitikkan air matanya, saat pertama kali mendengar jerit tangis bayi perempuannya. Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Pamekasan itu, melahirkan bayinya saat menjalani karantina di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Hasanah yang bekerja di Malaysia ini menjalani karantina sejak Senin (19/7/2021) .



Proses melahirkan pun dibantu seorang dokter umum yang bertugas di poli. Di saat kondisi darurat itu, tempat tidur Hasanah sudah mulai banyak dibanjiri darah. Lantas Ketua Tim Trenggana Satpol PP Jatim, M. Solihin mencarikan kain dan menyiapkan air hangat untuk membantu proses persalinan.



"Kami dari Tim Trenggana Satpol PP Jatim sedang bertugas di rumah isolasi OTG (orang tanpa gejala) di gedung E2 Asrama Haji, tadi pagi mendapatkan panggilan telepon dari KKP. Ada seorang PMI yang akan melahirkan," kata Ketua Tim Trenggana Satpol PP Jatim, M. Solihin. Kamis (22/7/2021).



Mendengar kabar itu, Solihin dan anggotanya langsung melepas baju hazmat dan mensterilkan diri dengan menyemprot desinfektan ke seluruh tubuh mereka. Lanjut menuju gedung B1 kamar 214 yang menjadi kamar karantina bagi Hasanah yang hendak melahirkan.

"Kami siapkan air hangat dan mencarikan kain sarung karena seprei sudah banyak darah. Karena di Asrama Haji, maka kami beli di koperasi kain ihram yang biasa digunakan untuk orang haji. Alhamdulillah prosesnya lancar dan bayi perempuan lahir sekitar pukul 08.20 WIB," ujarnya.



Saat dilahirkan si bayi perempuan itu sempat terlilit tali pusar. Ada tiga lilitan di leher bayi, namun bisa diatasi oleh dokter yang membantu proses persalinan . “Kami merasa lega karena akhirnya bayinya bisa menangis," tuturnya.

Selanjutnya, dia bersama dokter membersihkan sang bayi dan membalutnya dengan kain ihram. Namun, bayi perempuan yang masih berusia delapan bulan kandungan itu juga masih dalam kondisi lemah. Untuk membantu perawatan intensif maka ia merujuk bayi ke Rumah Sakit Haji. "Kami rujuk ke sebelah (RS Haji) karena lahir prematur maka perlu dirawat dengan inkubator," pungkasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1925 seconds (0.1#10.140)