8 Warga Tasikmalaya Meninggal Akibat DBD, Ditemukan Ada 412 Kasus

Rabu, 27 Mei 2020 - 14:45 WIB
loading...
8 Warga Tasikmalaya...
Delapan orang warga Kota Tasikmalaya, meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) dari jumlah total 412 kasus selama Januari hingga akhir Mei 2020. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
TASIKMALAYA - Delapan orang warga Kota Tasikmalaya, meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) dari total sebanyak 412 ksus selama Januari hingga akhir Mei 2020. Jumlah kasus penderita DBD di Kota Tasikmalaya tersebut melebihi jumlah pasien positif COVID-19.

"Betul, saat ini untuk kasus positif DBD di Kota Tasikmalaya sudah melebihi jumlah kasus COVID-19, kasus DBD jumlahnya sudah mencapai 412 orang dari awal Januari sampai Mei 2020. Untuk kasus yang meninggal dunia ada 8 orang dari jumlah terse but,” kata Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan dan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih, saat dihubungi melalui samhungan telepon, Rabu (27/5/2020).

Sementara itu jumlah kasus COVID-19 saat ini yang positif berdasarkan swab test atau PCR 23 orang. “Sedangkan temuan reaktif hasil tes RDT 27 orang, jumlah tersebut merupakan akumulatif sampai hari ini," jelas Suryaningsih. (Baca juga; DBD Mengintai Saat Warga Perang Melawan Corona )

Suryaningsih menambahkan, untuk jumlah kasus DBD yang disebabkan nyamuk aedes aegypti di wilayahnya tersebut masih mengalami peningkatan hingga sekarang. Untuk itu, pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat terkait kesadaran untuk menjaga kebersihan dan melaksanakan 3M (Menutup, Menguras, dan Mengubur).

"Jadi selain pandemi COVID-19, juga ada yang lebih bahaya lagi penyakit di Kota Tasikmalaya yaitu DBD. Kami bersama masyarakat terus berupaya untuk mencegah agar penyakit yang disebabkan nyamuk tersebut tidak semakin menyebar," tambah Suryaningsih.

Sementara itu penyebaran kasus DBD di wilayah Kota Tasikmalaya terjadi hampir di seluruh kecamatan, namun yang paling banyak berada di Kecamatan Purbaratu, Kawalu, Cipedes, Tawang, Indihiang dan kecamatan Bungursari. Bahkan, ada beberapa pasien meninggal akibat DBD masih berusia balita dan anak yang berumur antara 4 sampai 8 tahun.

"Untuk kasus meninggal dunia yang masih berusia anak harus dilihat dulu datanya pastinya, namun kalau tidak salah ada 5 sampai 6 kasus DBD anak yang meninggal dunia," ujarnya. Hampir setiap bulan jumlah kasus DBD terus bertambah, lanjut Suryaningsih, sebelumnya sejak awal tahun sampai pertengahan April 2020 mencapai 251 kasus, namun sampai sekarang sudah 412 kasus.

"Sedangkan, kasus kematian selama ini baru terjadi di wilayah Kecamatan Kawalu dan Purbaratu. Kita terus memantau perkembangan kasus ini karena sudah ada 8 orang yang meninggal dunia, dan ini bisa lebih bahaya daripada covid-19," ungkapnya. (Baca juga; Corona Jadi Sorotan, DBD Renggut 15 Nyawa Warga Jabar )

Sementara itu, Kepala Dinas Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengimbau agar masyarakat agar tetap waspada terhadap DBD disaat masa pandemi corona seperti sekarang ini. Masyarakat pun diminta agar bisa memanfaatkan waktu saat di rumah untuk melakukan pencegahan penyebaran jentik nyamuk dengan cara selalu rutin membersihkan lingkungan sekitar.

Warga juga diminta agar membersihkan setiap ada genangan air dan selalu memberantas sarang nyamuk aedes aegypti. "Masyarakat pun bisa meminta bantuan pihak Puskesmas terdekat untuk pemberantasan sarang nyamuk. Karena baik DBD ataupun corona sama berbahaya, Jadi mari kita sama-sama selalu waspada," pungkasnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2332 seconds (0.1#10.140)