Instalasi Farmasi Pangkep Akui Sempat Kehabisan Obat Muntah
loading...
A
A
A
PANGKEP - Instalasi farmasi di Kabupaten Pangkep mengakui sempat kehabisan obat muntah di Puskesmas Mandalle , hingga orang tua pasien membawa anaknya menjalani perawatan di klinik swasta.
Penanggungjawab Instalasi Farmasi Pangkep, Nawir menjelaskan, terkait kasus kehabisan obat muntah di Puskesmas Mandalle yang membuat seorang warga melarikan anaknya ke klinik swasta, diakui Nawir stok obat tersebut memang sempat kosong.
"Memang sempat habis obat muntah. Tanggal 1 Juli baru masuk," jelas Nawir.
Ia menambahkan, sistem pendistribusian bobat dari instalasi farmasi ke puskesmas selama ini dilakukan sesuai dengan permintaan puskesmas . Setiap bulan, puskesmas akan memasukkan daftar obat yang kurang dan pihak instalasi farmasi akan mengirimkan.
"Sistem distribusi obat dari kami itu sesuai permintaan dari puskesmas . Mereka minta dan kami distribusikan," lanjutnya.
Terkait pasien yang dilarikan ke klinik karena puskesmas kehabisan obat diakui pihak Puskesmas Mandalle. Kepala Puskesmas Mandalle, Hasriyati membenarkan ada pasien yang masuk di Puskesmas Mandalle pada tanggal tersebut namun tak lama. Pihak keluarga pasien memilih mengeluarkan anaknya dari puskesmas.
“Jadi kronologinya, pasien itu masuk jam 1 malam. Keluhannya muntah sebanyak tiga kali, dan perawat melakukan cek suhu dan hasilnya 34 derajat celcius. Kemudian ditimbang, hasilnya 12 KG. Setelah itu perawat hendak memasang infus dan si ibu pasien menolak dan memilih mengeluarkan anaknya," kata dia.
Dirinya menjelaskan, kemudian ibu itu bertanya obat yang akan diberikan jenis apa, dan dijawab adalah vitamin. "Si ibu kemudian menanyakan obat muntahnya mana dan dijawab habis,” kata Hasriyati.
Dia yang saat itu tak berada di lokasi, pun membenarkan bahwa stok obat muntah di Puskesmas Mandalle memang kosong. Dirinya pun telah beberapa kali meminta stok.
“Sudah pernah minta. Tapi stok di gudang farmasi belum ada. Saya sudah pesan obat itu tapi belum ada barangnya. Saya juga sudah pesan lagi di tempat lain,” ujarnya lagi.
Penanggungjawab Instalasi Farmasi Pangkep, Nawir menjelaskan, terkait kasus kehabisan obat muntah di Puskesmas Mandalle yang membuat seorang warga melarikan anaknya ke klinik swasta, diakui Nawir stok obat tersebut memang sempat kosong.
"Memang sempat habis obat muntah. Tanggal 1 Juli baru masuk," jelas Nawir.
Ia menambahkan, sistem pendistribusian bobat dari instalasi farmasi ke puskesmas selama ini dilakukan sesuai dengan permintaan puskesmas . Setiap bulan, puskesmas akan memasukkan daftar obat yang kurang dan pihak instalasi farmasi akan mengirimkan.
"Sistem distribusi obat dari kami itu sesuai permintaan dari puskesmas . Mereka minta dan kami distribusikan," lanjutnya.
Terkait pasien yang dilarikan ke klinik karena puskesmas kehabisan obat diakui pihak Puskesmas Mandalle. Kepala Puskesmas Mandalle, Hasriyati membenarkan ada pasien yang masuk di Puskesmas Mandalle pada tanggal tersebut namun tak lama. Pihak keluarga pasien memilih mengeluarkan anaknya dari puskesmas.
“Jadi kronologinya, pasien itu masuk jam 1 malam. Keluhannya muntah sebanyak tiga kali, dan perawat melakukan cek suhu dan hasilnya 34 derajat celcius. Kemudian ditimbang, hasilnya 12 KG. Setelah itu perawat hendak memasang infus dan si ibu pasien menolak dan memilih mengeluarkan anaknya," kata dia.
Dirinya menjelaskan, kemudian ibu itu bertanya obat yang akan diberikan jenis apa, dan dijawab adalah vitamin. "Si ibu kemudian menanyakan obat muntahnya mana dan dijawab habis,” kata Hasriyati.
Dia yang saat itu tak berada di lokasi, pun membenarkan bahwa stok obat muntah di Puskesmas Mandalle memang kosong. Dirinya pun telah beberapa kali meminta stok.
“Sudah pernah minta. Tapi stok di gudang farmasi belum ada. Saya sudah pesan obat itu tapi belum ada barangnya. Saya juga sudah pesan lagi di tempat lain,” ujarnya lagi.
(agn)