Kecewa Puskesmas Kehabisan Obat, Orang Tua Pasien Larikan Anaknya ke Klinik
loading...
A
A
A
PANGKEP - Syaiful warga kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep harus melarikan anaknya ke klinik swasta karena kecewa dengan pelayanan Puskesmas Mandalle yang kehabisan stok obat.
Hal tersebut lantaran anaknya yang masih balita muntah-muntah hingga harus dilarikan ke puskesmas pada Kamis, (1/07/2021) dini hari lalu.
Sampai di Puskesmas Mandalle , petugas lalu menelepon dokter piket yang sudah pulang. Bukan diberi obat, balita tersebut hendak dipasangi infus dan diberi vitamin. Syaiful menanyakan, kenapa anaknya tak diberi obat namun petugas menjawab bahwa obat muntah habis.
"Saya tanya mana dokter kata petugas sudah pulang. Saya juga tanya mana obat tapi dijawab sudah habis," ucapnya, Selasa (6/7/2021).
Kecewa tak mendapatkan pelayanan yang semestinya, Syaiful membawa anaknya ke salah satu klinik swasta di Pangkajene. Syaiful yang merupakan seorang ASN ini mengaku heran mengapa sampai ada puskesmas yang kehabisan obat padahal dalam beberapa kesempatan Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau menginstruksikan agar hal seperti itu tidak boleh terjadi.
"Bupati sudah pernah sampaikan kalau ada obat habis segera minta. Tapi ini tetap terjadi," ketusnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep , dr Herlina yang dihubungi melalui WhatsApp soal kehabisan obat di Puskesmas Mandalle belum menjawab pernyataan.
Anggota DPRD Pangkep, Irwan Nursaid mengatakan, Dinas Kesehatan harus segera merespons hal ini karena sektor kesehatan merupakan layanan dasar yang harus terpenuhi.
"Saya kira dinas atau unit kerja terkait harus segera merespons ini krn terkait pelayanan dasar masyarakat krn menyangkut kesehatan mereka," tegasnya.
Plt Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pangkep ini berharap langkah-langkah alternatif dari Dinas Kesehatan dalam merespon naiknya permintaan obat ditengah situasi pandemi saat ini.
"Dan juga harapan saya agar dinas atau unit kerja terkait kesehatan ini segera menyempurnakan perencanaan dan pengelolaan ketersediaan obat yang ada di rumah sakit dan puskesmas agar kejadian kelangkaan obat tdk terjadi lagi," lanjutnya.
Hal tersebut lantaran anaknya yang masih balita muntah-muntah hingga harus dilarikan ke puskesmas pada Kamis, (1/07/2021) dini hari lalu.
Sampai di Puskesmas Mandalle , petugas lalu menelepon dokter piket yang sudah pulang. Bukan diberi obat, balita tersebut hendak dipasangi infus dan diberi vitamin. Syaiful menanyakan, kenapa anaknya tak diberi obat namun petugas menjawab bahwa obat muntah habis.
"Saya tanya mana dokter kata petugas sudah pulang. Saya juga tanya mana obat tapi dijawab sudah habis," ucapnya, Selasa (6/7/2021).
Kecewa tak mendapatkan pelayanan yang semestinya, Syaiful membawa anaknya ke salah satu klinik swasta di Pangkajene. Syaiful yang merupakan seorang ASN ini mengaku heran mengapa sampai ada puskesmas yang kehabisan obat padahal dalam beberapa kesempatan Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau menginstruksikan agar hal seperti itu tidak boleh terjadi.
"Bupati sudah pernah sampaikan kalau ada obat habis segera minta. Tapi ini tetap terjadi," ketusnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep , dr Herlina yang dihubungi melalui WhatsApp soal kehabisan obat di Puskesmas Mandalle belum menjawab pernyataan.
Anggota DPRD Pangkep, Irwan Nursaid mengatakan, Dinas Kesehatan harus segera merespons hal ini karena sektor kesehatan merupakan layanan dasar yang harus terpenuhi.
"Saya kira dinas atau unit kerja terkait harus segera merespons ini krn terkait pelayanan dasar masyarakat krn menyangkut kesehatan mereka," tegasnya.
Plt Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pangkep ini berharap langkah-langkah alternatif dari Dinas Kesehatan dalam merespon naiknya permintaan obat ditengah situasi pandemi saat ini.
"Dan juga harapan saya agar dinas atau unit kerja terkait kesehatan ini segera menyempurnakan perencanaan dan pengelolaan ketersediaan obat yang ada di rumah sakit dan puskesmas agar kejadian kelangkaan obat tdk terjadi lagi," lanjutnya.
(agn)