Tekan BOR Rumah Sakit Rujukan COVID-19, Ridwan Kamil Terapkan Pola Hulu-Hilir

Jum'at, 25 Juni 2021 - 19:19 WIB
loading...
Tekan BOR Rumah Sakit Rujukan COVID-19, Ridwan Kamil Terapkan Pola Hulu-Hilir
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat meninjau ruang isolasi di Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (25/6/2021). Foto/Humas Jabar
A A A
GARUT - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyatakan bakal menerapkan pola hulu-hilir untuk menekan tingkat keterisian atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar.

Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil: Minta Maaf Berita Tidak Enak Lagi

"Dalam situasi darurat, Jawa Barat melakukan pola hulu dan pola hilir untuk mengurangi BOR rumah sakit," ujar Ridwan Kamil saat meninjau tempat isolasi di Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (25/6/2021).

Baca juga: Tekan BOR RS, Ridwan Kamil Minta Pemda Siapkan Hotel untuk Pasien COVID-19

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan, pola hulu adalah menyiapkan tempat isolasi di desa-desa. Sehingga, masyarakat sekitar yang terpapar COVID-19 namun bergejala ringan tak perlu dilarikan ke rumah sakit.

"Apa itu pola hulu? Pola hulu itu seperti ini, jadi sebelum ke rumah sakit, yang ringan sedang enggak usah ke rumah sakit cukup dirawat di sini. Karena di Bandung Raya, sepertiganya (pasien) itu ternyata tidak perlu dirawat di rumah sakit. Karena kurang edukasi, sehingga membebani rumah sakit," jelasnya.

Sedangkan untuk pola hilir, yakni memindahkan pasien COVID-19 yang akan sembuh ke beberapa tempat, mulai dari hotel, apartemen, rumah susun, hingga tempat isolasi di desa-desa. Sehingga, pasien COVID-19 yang benar-benar membutuhkan penanganan medis bisa diakamodasi di rumah sakit.

"Sehingga, tempat tidur di rumah sakit yang terbatas itu betul-betul hanya untuk mereka yang butuh penanganan emergency dan kondisi lagi berat," jelasnya.

Menurutnya, pola hulu ke hilir ini sudah dilaksanakan di beberapa daerah. Namun, dia berpesan agar pola hulu ke hilir ini bisa lebih dimaksimalkan.

"Pola hulu dan hilir ini lah yang di Garut sudah dilaksanakan, tinggal dimaksimalkan. Ini contohnya ada yang kena (COVID-19) lima warga tinggal di sini dan sembuh. Bayangkan kalau tidak ada ini (ruang isolasi) dan tanpa pengetahuan, berarti si lima ini lari semua ke RSUD. Nah itu yang akan bikin kolaps, kurangnya pengetahuan," ujar Kang Emil.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8329 seconds (0.1#10.140)