Desa Tematik Jadi Pemantik Ekonomi Warga di Masa Paceklik

Jum'at, 25 Juni 2021 - 15:49 WIB
loading...
Desa Tematik Jadi Pemantik Ekonomi Warga di Masa Paceklik
Produksi sepatu di Pamekasan, dikembangkan oleh desa tematik yang kini berdaya di tengah masa sulit, terutama di era pandemi COVID-19. Foto/Dok.
A A A
PAMEKASAN - Gerakan desa tematik di Kabupaten Pamekasan, seperti laju lebah yang sedang mengupulkan madu. Masyarakat desa yang dianggap jadul berkolaborasi dengan teknologi untuk membuka pandora rejeki.



Mereka mulai meninggalkan cara lama yang bekerja sendiri, jalan kolaborasi dengan kelompok muda memicu kemandirian desa yang bisa menyerap begitu banyak tenaga kerja dan membagi rejeki ke tiap periuk rumah-rumah warga.

Sahaji Imron, warga Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan mulai membuka jendela dari kayu ketika siang yang terik membuatnya dahaga. Angin dari arah laut itu perlahan masuk ke setiap sudut rumahnya yang juga dijadikan tempat berproduksi songkok .



Senyumnya masih terbungkus rapi ketika ia mulai bercerita bagian dari keping kehidupannya yang sempat terpuruk karena tak dapat penghasilan. Di bawah temaram senja di tepi laut, ia sempat berpikir untuk merantau ke luar negeri karena rasa putus asa yang melanda. "Hanya punya keahlian menjahit, sepi waktu itu. Nggak ada pesanan, nggak dapat penghasilan," katanya, Jumat (25/6/2021).



Pada sebuah petang, ketika langit di Pamekasan berwarna merah dan suara azan berkumandang, sebuah kabar datang. Salah satu temannya memberikan informasi adanya pelatihan yang digelar Pemkab Pamekasan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pamekasan untuk menambah skill warga.

Ia sempat tidak percaya diri. Sebagai seorang penjahit biasa di perkampungan yang jauh dari kota, sebuah bentang harapan itu muncul ketika dirinya mengikuti program Wirausaha Baru (WUB) Pemkab Pamekasan. Keinginan yang kuat serta ceruk peluang yang dibentangkan Pemkab Pamekasan membuatnya terus melaju dan ingin memiliki pengetahui baru tentang pola memproduksi songkok.

Semesta pun seperti merestui keinginan kuat dirinya beserta Pemkab Pamekasan untuk membuat desa tematik yang bisa memproduksi songkok. Selesai memperoleh ilmu baru pembuatan songkok, sebuah mesin jahit dari Bank Jatim melalui Pemkab Pamekasan menjadi senjata pertamanya untuk menaklukan kehidupan. "Mulailah saya membuat songkok dan dikawal oleh pemerintah daerah untuk pemasarannya juga," jelasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2467 seconds (0.1#10.140)