PPKM Mikro Diterapkan, Aktivitas di Anjungan Losari Dibatasi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Kota Makassar ikut membawa dampak pada sejumlah kawasan wisata , salah satunya Wisata Anjungan Losari.
Pembatasan aktivitas malam hingga jam 20.00 WITA membuat kawasan tersebut sepi pengunjung saat malam hari, padahal kawasan tersebut selalu dipadati pengunjung di jam-jam tersebut.
Kepala UPTD Losari Nurul Akbar mengaku, pembatasan aktivitas di sana mau tidak mau memberi dampak buruk pada para pedagang.
Keluhan kata dia, sudah kerap diterima sejak pembatasan sebelumnya yaitu hingga pukul 22.00 WITA, belakangan kembali marak keluhan yang masuk setelah jam diturunkan ke 20.00 WITA.
"Mereka banyak yang mengeluh ke kita karena sudah dibatasi (aktivitas), padahal di sana itu kan ramainya jam-jam malam, efektifnya mulai magrib, dan pasti sedikit waktunya menjual," ungkap Akbar.
Ia mengatakan, sebanyak 227 pedagang yang terdiri dari pedagang pisang epe dan PKL menggantungkan nasib di sana. Dirinya juga telah menjelaskan kondisi yang ada namun dia mengatakan beberapa pedagang masih sulit menerima.
"Yah mau tidak mau, karena jam 20.00 WITA kita sudah matikan lampu dan kita tutup, mereka juga mengerti dan segera berkemas. Malah ada yang masih ada kasian pengunjungnya makan, terpaksa kita tunggu sampai selesai," lanjutnya.
Akbar mengatakan, pedagang pisang epe utamanya sudah cukup kewalahan dengan kondisi yang ada, apalagi akhir tahun lalu mereka sempat tak diizinkan berdagang akibat pandemi .
Kendati banyak keluhan, sejak diterapkan 2 hari lalu pedagang tetap menaati aturan.
"Kita belum ada pelanggaran yang didapat, kalaupun ada sanksi sudah kita siapkan dengan tiga kali teguran, kalau masih tidak diindahkan kita tutup," ujar Akbar.
Pembatasan aktivitas malam hingga jam 20.00 WITA membuat kawasan tersebut sepi pengunjung saat malam hari, padahal kawasan tersebut selalu dipadati pengunjung di jam-jam tersebut.
Kepala UPTD Losari Nurul Akbar mengaku, pembatasan aktivitas di sana mau tidak mau memberi dampak buruk pada para pedagang.
Keluhan kata dia, sudah kerap diterima sejak pembatasan sebelumnya yaitu hingga pukul 22.00 WITA, belakangan kembali marak keluhan yang masuk setelah jam diturunkan ke 20.00 WITA.
"Mereka banyak yang mengeluh ke kita karena sudah dibatasi (aktivitas), padahal di sana itu kan ramainya jam-jam malam, efektifnya mulai magrib, dan pasti sedikit waktunya menjual," ungkap Akbar.
Ia mengatakan, sebanyak 227 pedagang yang terdiri dari pedagang pisang epe dan PKL menggantungkan nasib di sana. Dirinya juga telah menjelaskan kondisi yang ada namun dia mengatakan beberapa pedagang masih sulit menerima.
"Yah mau tidak mau, karena jam 20.00 WITA kita sudah matikan lampu dan kita tutup, mereka juga mengerti dan segera berkemas. Malah ada yang masih ada kasian pengunjungnya makan, terpaksa kita tunggu sampai selesai," lanjutnya.
Akbar mengatakan, pedagang pisang epe utamanya sudah cukup kewalahan dengan kondisi yang ada, apalagi akhir tahun lalu mereka sempat tak diizinkan berdagang akibat pandemi .
Kendati banyak keluhan, sejak diterapkan 2 hari lalu pedagang tetap menaati aturan.
"Kita belum ada pelanggaran yang didapat, kalaupun ada sanksi sudah kita siapkan dengan tiga kali teguran, kalau masih tidak diindahkan kita tutup," ujar Akbar.
(agn)