Terenyuh, Balai Kayu Ini Sangat Berarti bagi Pendidikan Suku Anak Dalam
loading...
A
A
A
Demi mewujudkan hasrat, warga lantas menyampaikan aspirasinya ke pemerintah desa.
Dan gayung pun bersambut. “Alhamdulilah ada kerjasama dari pihak kabupaten dan kecamatan bersama pihak ketiga yang bisa membantu SAD ini," ujarnya seraya berharap fasilitas pendidikan ini dapat memberantas buta huruf di desanya.
Pihak ketiga yang membantu adalah PT Marga Bara Jaya, yang menyalurkan bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Tingkatkan Pendidikan
Pendi, tokoh masyarakat setempat menyambut baik pendirian balai pendidikan tersebut. "Kami ingin anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak, maka itu saung ini sangat penting agar mereka punya tempat belajar. Terimakasih juga kepada Pemkab Muba, PT MBJ, dan pemerintah desa,” ujarnya.
“Jangan sampai anak-anak seperti kami, orang tuanya yang buta huruf," tandasnya. Diharapkan nantinya dari saung ini jumlah masyarakat SAD terdidik akan meningkat.
Dalam beberapa tahun terakhir jumlah masyarakat SAD yang mengecap pendidikan dari tingkat SD hingga perguruan tinggi naik cukup pesat. Ini tak terlepas dari pengaruh modernisasi yang merambah pemukiman mereka.
Masyarakat SAD di Bayung Lencir pada umumnya sudah beradaptasi dengan masyarakat umum, seperti berpakaian dan menetap di rumah. Mereka juga memiliki televisi, radio bahkan parabola.
SAD atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Jumlah populasi mereka saat ini diperkirakan mencapai 200.000 orang.Pada umumnya mereka hidup secara nomaden dan mencari nafkah dengan berburu dan mengumpulkan buah-buahan dari hutan.
Kini sebagian menetap di suatu tempat dan berbaur dengan warga sekitar. Banyak dari mereka telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya.
Dan gayung pun bersambut. “Alhamdulilah ada kerjasama dari pihak kabupaten dan kecamatan bersama pihak ketiga yang bisa membantu SAD ini," ujarnya seraya berharap fasilitas pendidikan ini dapat memberantas buta huruf di desanya.
Pihak ketiga yang membantu adalah PT Marga Bara Jaya, yang menyalurkan bantuan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Tingkatkan Pendidikan
Pendi, tokoh masyarakat setempat menyambut baik pendirian balai pendidikan tersebut. "Kami ingin anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak, maka itu saung ini sangat penting agar mereka punya tempat belajar. Terimakasih juga kepada Pemkab Muba, PT MBJ, dan pemerintah desa,” ujarnya.
“Jangan sampai anak-anak seperti kami, orang tuanya yang buta huruf," tandasnya. Diharapkan nantinya dari saung ini jumlah masyarakat SAD terdidik akan meningkat.
Dalam beberapa tahun terakhir jumlah masyarakat SAD yang mengecap pendidikan dari tingkat SD hingga perguruan tinggi naik cukup pesat. Ini tak terlepas dari pengaruh modernisasi yang merambah pemukiman mereka.
Masyarakat SAD di Bayung Lencir pada umumnya sudah beradaptasi dengan masyarakat umum, seperti berpakaian dan menetap di rumah. Mereka juga memiliki televisi, radio bahkan parabola.
SAD atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Jumlah populasi mereka saat ini diperkirakan mencapai 200.000 orang.Pada umumnya mereka hidup secara nomaden dan mencari nafkah dengan berburu dan mengumpulkan buah-buahan dari hutan.
Kini sebagian menetap di suatu tempat dan berbaur dengan warga sekitar. Banyak dari mereka telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya.
(shf)