BOR di Rumah Sakit Makin Menipis, Masyarakat Diminta Tidak Panik
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik, menyikapi tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Bandung yang terus menipis. Terakhir, angka BOR di Kota Bandung telah mencapai 90%.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengaku telah menyambangi sejumlah rumah sakit di Kota Bandung guna berkoordinasi terkait ketersediaan tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR). Mengingat kondisi BOR di Kota Bandung sudah di angka 90 persen.
Meski dalam tingkat kewaspadaan tinggi, Yana mengingatkan, agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Karena setiap hari, rumah sakit mengupayakan penambahan tempat tidur khusus penanganan COVID-19.
“Kami terus mendorong teman-teman rumah sakit di Kota Bandung menambah kapasitas tempat tidur. Harapannya, teman-teman rumah sakit bisa menambah. Mudah-mudahan itu juga tidak dipakai,” ucap Yana.
Sebelum menyambangi Rumah Sakit Advent, Yana lebih dulu datang ke RS Santo Borromeus. Koordinasi serupa terkait tempat tidur ini menjadi perhatian khusus.
Meskipun, ungkap Yana, dari sekitar 90 persen tingkat keterisian tempat tidur di Kota Bandung ini setengahnya dihuni oleh pasien yang berasal dari luar daerah. Namun, dia memastikan rumah sakit di Kota Bandung tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik.
“Memang berdasarkan indikator BOR seperti kita ketahui sudah di atas 90 persen. Tapi kalau kita lihat 50 persennya itu bukan warga Kota Bandung. Tentunya atas dasar kemanusiaan tidak mungkin rumah sakit menolak pasien non Kota Bandung,” jelasnya. Baca: Selain Sekda, Sejumlah Pejabat Teras Pemprov Jabar Terpapar COVID-19.
Apalagi saat ini wilayah terdekat yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat berada dalam zona merah, sehingga Yana berharap rumah sakit di Kota Bandung harus siap melakukan langkah antisipasi. “Tetangga kita ada di zona merah. Tentunya itu ada dampak, sehingga pasien terindikasi COVID-19 dirujuk ke rumah sakit Kota Bandung,” terangnya. Baca Juga: Viral, Warga Rusak Posko Penyekatan dan Swab Antigen di Suramadu.
Di samping itu, Yana juga terus mendorong agar tempat isolasi mandiri bisa tersedia di level kewilayahan. Level kecamatan bahkan kelurahan harus bisa menginventarisasi potensi tempat isolasi mandiri.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengaku telah menyambangi sejumlah rumah sakit di Kota Bandung guna berkoordinasi terkait ketersediaan tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR). Mengingat kondisi BOR di Kota Bandung sudah di angka 90 persen.
Meski dalam tingkat kewaspadaan tinggi, Yana mengingatkan, agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Karena setiap hari, rumah sakit mengupayakan penambahan tempat tidur khusus penanganan COVID-19.
“Kami terus mendorong teman-teman rumah sakit di Kota Bandung menambah kapasitas tempat tidur. Harapannya, teman-teman rumah sakit bisa menambah. Mudah-mudahan itu juga tidak dipakai,” ucap Yana.
Sebelum menyambangi Rumah Sakit Advent, Yana lebih dulu datang ke RS Santo Borromeus. Koordinasi serupa terkait tempat tidur ini menjadi perhatian khusus.
Meskipun, ungkap Yana, dari sekitar 90 persen tingkat keterisian tempat tidur di Kota Bandung ini setengahnya dihuni oleh pasien yang berasal dari luar daerah. Namun, dia memastikan rumah sakit di Kota Bandung tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik.
“Memang berdasarkan indikator BOR seperti kita ketahui sudah di atas 90 persen. Tapi kalau kita lihat 50 persennya itu bukan warga Kota Bandung. Tentunya atas dasar kemanusiaan tidak mungkin rumah sakit menolak pasien non Kota Bandung,” jelasnya. Baca: Selain Sekda, Sejumlah Pejabat Teras Pemprov Jabar Terpapar COVID-19.
Apalagi saat ini wilayah terdekat yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat berada dalam zona merah, sehingga Yana berharap rumah sakit di Kota Bandung harus siap melakukan langkah antisipasi. “Tetangga kita ada di zona merah. Tentunya itu ada dampak, sehingga pasien terindikasi COVID-19 dirujuk ke rumah sakit Kota Bandung,” terangnya. Baca Juga: Viral, Warga Rusak Posko Penyekatan dan Swab Antigen di Suramadu.
Di samping itu, Yana juga terus mendorong agar tempat isolasi mandiri bisa tersedia di level kewilayahan. Level kecamatan bahkan kelurahan harus bisa menginventarisasi potensi tempat isolasi mandiri.
(nag)