Aktivtas Merapi Masih Tinggi, Empat Kali Muntahkan Wedus Gembel
loading...
A
A
A
SLEMAN - Gunung Merapi di perbatasan Sleman DIY , Magelang, Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah (Jateng) masih menunjukkan aktvitas vulkaniknya, Kamis (17/6/2021), berupa semburan awan panas yang biasa disebutwedus gembel.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) mencatat dari pukul 00-00-19.00 WIB terjadi empat kali awan panas .
Awan panas pertama pada pukul 07.10 WIB di seismogram dengan amplitudo 16 mm dan durasi 191 detik. Jarak luncur 2 kilometer (km) ke arah barat daya. Awan panas kedua pukul 14.51 WIB di seismogram dengan amplitudo 37 mm dan durasi 109 detik. Estimasi jarak luncur 1,5 km ke arah barat daya.
Awan panas ketiga pukul 15.38 WIB di seismogram dengan amplitudo 17 mm dan durasi 86 detik. Merapi berkabut, estimasi jarak luncur 1.km ke arah tenggara dan awan panas keempat pukul 18.46 WIB di seismogram dengan amplitudo 20 mm dan durasi 81 detik. Jarak luncur 1 k m ke arah barat daya.
Merapi pada perode pukul 00,00 WIB-19.00 WIB juga teramati mengeluarkan dua kali lava pijar guguran. Namun jarak dan arah luncurannya berbeda.
“Luncuran pertama sejauh 1 km ke arah barat daya, sedangkan luncuran kedua sejauh 900 meter ke arah tenggara,”kata petugas penyusun laporan aktibitasGunung Merapi BPPTKG, Heru Suparwaka, Kamis (17/6/2021) malam.
BPPTKG juga mencatatat terjadi gempa guguran sebanyak 115 kali, gempa hembusan, 11 kali, gempa fase banyak atau hybrid 21 kali dan gempa tektonik jauh dua kali.
Tingkat aktivtas Gunung Merapi masih level III atau siaga.Ancaman bahaya belum ada perubahan, yaitu berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
“Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” paparnya.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) mencatat dari pukul 00-00-19.00 WIB terjadi empat kali awan panas .
Awan panas pertama pada pukul 07.10 WIB di seismogram dengan amplitudo 16 mm dan durasi 191 detik. Jarak luncur 2 kilometer (km) ke arah barat daya. Awan panas kedua pukul 14.51 WIB di seismogram dengan amplitudo 37 mm dan durasi 109 detik. Estimasi jarak luncur 1,5 km ke arah barat daya.
Awan panas ketiga pukul 15.38 WIB di seismogram dengan amplitudo 17 mm dan durasi 86 detik. Merapi berkabut, estimasi jarak luncur 1.km ke arah tenggara dan awan panas keempat pukul 18.46 WIB di seismogram dengan amplitudo 20 mm dan durasi 81 detik. Jarak luncur 1 k m ke arah barat daya.
Merapi pada perode pukul 00,00 WIB-19.00 WIB juga teramati mengeluarkan dua kali lava pijar guguran. Namun jarak dan arah luncurannya berbeda.
“Luncuran pertama sejauh 1 km ke arah barat daya, sedangkan luncuran kedua sejauh 900 meter ke arah tenggara,”kata petugas penyusun laporan aktibitasGunung Merapi BPPTKG, Heru Suparwaka, Kamis (17/6/2021) malam.
BPPTKG juga mencatatat terjadi gempa guguran sebanyak 115 kali, gempa hembusan, 11 kali, gempa fase banyak atau hybrid 21 kali dan gempa tektonik jauh dua kali.
Tingkat aktivtas Gunung Merapi masih level III atau siaga.Ancaman bahaya belum ada perubahan, yaitu berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
“Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” paparnya.
(nic)