Pembangunan PLSTa di Kota Makassar Harus Dipercepat
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemkot Makassar diminta mengambil tindakan cepat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), karena kondisi Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kian memprihatinkan.
Bahkan dinilai bisa mengakibatkan longsor akibat tumpukan sampah yang sudah overload atau kelebihan kapasitas.
Sekretaris Komisi C DPRD Kota Makassar, Fasruddin Rusli mengatakan, kondisi ini tidak bisa terus didiamkan. Proyek pembangunan PLTSa di Kota Makassar mesti dipercepat.
"Tinggi sampah di TPA kita ini luar biasa dan sewaktu-waktu longsor, ini yang kita khawatirkan. Saya berkunjung ke TPA, itu tingginya sampai 40 meter. Makanya kita minta proyek PLTSa ini dipercepat," kata Fasruddin, kepada KORAN SINDO, Jumat, (04/06/2021).
Menurut dia, pembangunan PLTSa dianggap paling efektif untuk menangani masalah persampahan di Kota Makassar. Efektivitas PLTSa dalam mengelola sampah bahkan sudah dilihat langsung saat dia melakukan kunjungan kerja di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Di Kota Surabaya, kata Acil, sapaannya sampah yang dibuang ke TPA mencapai 1.200 sampai 1.500 ton per hari. Namun berkat adanya PLTSa , tidak terjadi penumpukan sampah, Pemkot Surabaya masih menghemat lahan kurang lebih 23 hektar dari total 35 hektar. Itu dikarenakan sampah yang dibuang ke TPA dibakar melalui PLTSa.
"Sekarang itu sisa lahannya tinggal 12 hektar yang dia pakai, sehingga ada lahan kosong yang dimiliki Pemkot Surabaya. Jadi, saya minta Pemkot Makassar tetap menggunakan TPA yang ada di Antang, dan disiapkan PLTSa," ujar dia.
Jika Pemkot Makassar sudah menggunakan PLTSa, maka ketersediaan lahan yang selama ini menjadi masalah bisa diatasi. Tidak perlu lagi ada pembebasan.
"Kalau kita pakai PLTSa, banyak lahan-lahan kita di TPA yang akan kosong. Karena kan ini prosesnya pembangkaran," ucap dia.
Anggota Komisi C DPRD Kota Makassar, Anwar Faruq mengatakan, persoalan sampah di Kota Makassar sudah seharusnya menjadi perhatian serius. Pasalnya, tumpukan sampah di TPA Antang semakin tidak terbendung. TPA perlu direvitalisasi.
"Perlu pengelolaan yang lebih baik lagi sehingga kapasitas itu bisa dikelola maksimal. Kalau tempatnya memang sudah tidak menenuhi maka pemkot harus mengambil langkah untuk memperluas, atau mencari tempat sebagai alternatif lain," papar dia.
Bahkan dinilai bisa mengakibatkan longsor akibat tumpukan sampah yang sudah overload atau kelebihan kapasitas.
Sekretaris Komisi C DPRD Kota Makassar, Fasruddin Rusli mengatakan, kondisi ini tidak bisa terus didiamkan. Proyek pembangunan PLTSa di Kota Makassar mesti dipercepat.
"Tinggi sampah di TPA kita ini luar biasa dan sewaktu-waktu longsor, ini yang kita khawatirkan. Saya berkunjung ke TPA, itu tingginya sampai 40 meter. Makanya kita minta proyek PLTSa ini dipercepat," kata Fasruddin, kepada KORAN SINDO, Jumat, (04/06/2021).
Menurut dia, pembangunan PLTSa dianggap paling efektif untuk menangani masalah persampahan di Kota Makassar. Efektivitas PLTSa dalam mengelola sampah bahkan sudah dilihat langsung saat dia melakukan kunjungan kerja di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Di Kota Surabaya, kata Acil, sapaannya sampah yang dibuang ke TPA mencapai 1.200 sampai 1.500 ton per hari. Namun berkat adanya PLTSa , tidak terjadi penumpukan sampah, Pemkot Surabaya masih menghemat lahan kurang lebih 23 hektar dari total 35 hektar. Itu dikarenakan sampah yang dibuang ke TPA dibakar melalui PLTSa.
"Sekarang itu sisa lahannya tinggal 12 hektar yang dia pakai, sehingga ada lahan kosong yang dimiliki Pemkot Surabaya. Jadi, saya minta Pemkot Makassar tetap menggunakan TPA yang ada di Antang, dan disiapkan PLTSa," ujar dia.
Jika Pemkot Makassar sudah menggunakan PLTSa, maka ketersediaan lahan yang selama ini menjadi masalah bisa diatasi. Tidak perlu lagi ada pembebasan.
"Kalau kita pakai PLTSa, banyak lahan-lahan kita di TPA yang akan kosong. Karena kan ini prosesnya pembangkaran," ucap dia.
Anggota Komisi C DPRD Kota Makassar, Anwar Faruq mengatakan, persoalan sampah di Kota Makassar sudah seharusnya menjadi perhatian serius. Pasalnya, tumpukan sampah di TPA Antang semakin tidak terbendung. TPA perlu direvitalisasi.
"Perlu pengelolaan yang lebih baik lagi sehingga kapasitas itu bisa dikelola maksimal. Kalau tempatnya memang sudah tidak menenuhi maka pemkot harus mengambil langkah untuk memperluas, atau mencari tempat sebagai alternatif lain," papar dia.
(agn)