Kisah Polisi Tinggalkan Anak Istri saat Lebaran di Tengah Pandemi

Minggu, 24 Mei 2020 - 18:30 WIB
loading...
Kisah Polisi Tinggalkan...
AKBP M Iqbal Alqudusy rela jauh dari anak istri demi tugas saat Lebaran di tengah pandemi COVID-19. Foto/IST
A A A
SEMARANG - Momentum Hari Raya Idul Fitri jadi ajang bagi semua umat Islam berkumpul bersama keluarga. Namun, tidak dengan AKBP M Iqbal Alqudusy. Perwira menengah Polri ini tak bisa mudik demi pengabdiannya pada negara.

Iqbal tetap bertugas saat mengamankan Idul Fitri 1441 Hijriyah di tengah pandemi COVID-19. Ia menyadari pekerjaannya tak mengenal waktu.

"Tugas selama satu minggu selama 5 hari kerja, tapi kita harus menyadari bahwa pemberitaan tidak mengenal hari libur, selalu siap setiap saat manakala sesuai job pekerjaan kita harus bekerja dan ada panggilan tugas," kata Iqbal dalam keterangan pers, Minggu (24/5/2020).

Pria lulusan Akademi Polisi (Akpol) di Batalion Wira Satya pada 1996 itu harus merelakan Lebaran jauh dari anak dan istrinya yang tinggal di Solo. Pandemi COVID-19 menghalanginya untuk pulang melepas rindu dengan keluarga.

"Rasanya ada momen-momen yang hilang, seperti takbiran bersama keluarga, acara sungkeman dengan orang tua, silaturahmi dengan warga, salat Id, dan tentunya makan nasi opor sambel goreng bersama terlewatkan," kata Kepala Sub Bagian Berita Divisi Humas Polri ini.

Ia mengaku kadang anaknya kecewa karena ditinggalkan sang ayah saat bertugas. "Kini tidak bisa merasakan momen makan opor ketupat dan sambel goreng bersama keluarga. Protes dan ungkapan kecewa dari anak dan juga istri menjadi hal yang wajar. Anak-anak sering bilang kangen sebagai ungkapan protes," katanya.

Namun, menurut dia, keluarganya sudah menyadari kondisi tersebut. Menjadi istri dari polisi risikonya harus siap dengan segala kondisi, terlebih saat corona seperti ini di mana saat warga lain diminta tetap di rumah, anggota Polri tetap harus bekerja di lapangan melayani masyarakat.

Pemerintah juga melarang abdi negara termasuk anggota Polri untuk mudik guna memutus mata rantai COVID-19, serta mengutamakan kesehatan bersama.

"Tetap tegar menjalani tugas karena apabila melihat kondisi masyarakat saat ini, sudah banyak saudara-saudara kita menjadi korban COVID-19. Maka kita harus bisa membatasi mobilitas kita sendiri guna memutus mata rantai COVID-19. Salah satunya, yaitu dengan tidak mudik," katanya.

Kondisi seperti ini memberikan hikmah tersendiri kepada setiap orang. Terlebih pandemi COVID-19 bertepatan dengan Ramadan dan Idul Fitri, dua bulan penting bagi Muslim. "Hikmah dari tidak bisa kumpul bersama keluarga, Lebaran tahun ini. Kita jadi lebih mawas diri dan meningkatkan Iman kita kepada Allah SWT. Karena semua yang terjadi atas kehendak Allah SWT. Semoga Pendemi segera berlalu dan dapat beraktifitas seperti semula," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2746 seconds (0.1#10.140)