Gandeng PT Pusri, Ridwan Kamil Borong 25.000 Ton Jagung dari Sumsel
loading...
A
A
A
Kang Emil juga mengatakan, lahan di Sumsel, khususnya Banyu Asin menjadi solusi masa depan dalam memperkuat ketahanan pangan. Terlebih, jika hal tersebut digabungkan dengan penerapan teknologi pertanian.
"Hal ini pula yang akan mendukung konsep rezeki kota tinggal di desa. Tahap satu jagung dulu. Kalau lancar, metode berhasil, kita bisa lagi kerja sama komoditas lain. Kami dekati dengan off taker dan teknologi," tuturnya.
Kang Emil menekankan, pola kerja sama dan kolaborasi yang dibangun di Sumsel ini akan terus diperluas di beberapa daerah lainnya di Indonesia sesuai dengan potensinya masing-masing.
"Kurangi kata kompetisi, perbanyak kata kolaborasi karena kita sama-sama NKRI, itu rumus saya. Jabar penduduknya 50 juta, hobi makan, tingkat belinya tinggi. Nanti ada pendekatan ke provinsi lain, salah satunya Papua," terang Kang Emil.
Di sisi lain, tambah Kang Emil, kerja sama yang dibangun ini pun beririsan dengan konsep program Petani Milenial yang kini digaungkan di Jabar. Menurutnya, program Petani Milenial yang diusungnya harus dilihat secara objektif.
"(Program petani milenial) Masih ada yang training, ada yang gagal, itu sudah biasa dalam ekonomi gagasan. Kalau sudah setahun, seleksi alam akan dievaluasi. Maka, program ini harus dilihat secara objektif," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pusri, Tri Wahyudi Saleh memastikan siap mendukung kerja sama tersebut. Bahkan, Tri menyebut, kerja sama ini sebagai solusi untuk memperkuat ketahanan pangan, khususnya di Jabar.
"SDM (dan lahan) dari Pak Bupati (Banyu Asin), PT Pusri mengawal dari sisi teknologi, saya kira ini solusi. Kerja sama ini sudah disiapkan. Kami siap men-support kegiatan ini. Kami menyiapkan pupuknya. Kami ada pupuk NPK, urea, ada hayati. Kami siap," tegasnya.
"Hal ini pula yang akan mendukung konsep rezeki kota tinggal di desa. Tahap satu jagung dulu. Kalau lancar, metode berhasil, kita bisa lagi kerja sama komoditas lain. Kami dekati dengan off taker dan teknologi," tuturnya.
Kang Emil menekankan, pola kerja sama dan kolaborasi yang dibangun di Sumsel ini akan terus diperluas di beberapa daerah lainnya di Indonesia sesuai dengan potensinya masing-masing.
"Kurangi kata kompetisi, perbanyak kata kolaborasi karena kita sama-sama NKRI, itu rumus saya. Jabar penduduknya 50 juta, hobi makan, tingkat belinya tinggi. Nanti ada pendekatan ke provinsi lain, salah satunya Papua," terang Kang Emil.
Di sisi lain, tambah Kang Emil, kerja sama yang dibangun ini pun beririsan dengan konsep program Petani Milenial yang kini digaungkan di Jabar. Menurutnya, program Petani Milenial yang diusungnya harus dilihat secara objektif.
"(Program petani milenial) Masih ada yang training, ada yang gagal, itu sudah biasa dalam ekonomi gagasan. Kalau sudah setahun, seleksi alam akan dievaluasi. Maka, program ini harus dilihat secara objektif," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pusri, Tri Wahyudi Saleh memastikan siap mendukung kerja sama tersebut. Bahkan, Tri menyebut, kerja sama ini sebagai solusi untuk memperkuat ketahanan pangan, khususnya di Jabar.
"SDM (dan lahan) dari Pak Bupati (Banyu Asin), PT Pusri mengawal dari sisi teknologi, saya kira ini solusi. Kerja sama ini sudah disiapkan. Kami siap men-support kegiatan ini. Kami menyiapkan pupuknya. Kami ada pupuk NPK, urea, ada hayati. Kami siap," tegasnya.