BMKG: Waspada Jawa Timur Masih Berpotensi Tsunami 29 Meter

Rabu, 02 Juni 2021 - 20:25 WIB
loading...
BMKG: Waspada Jawa Timur Masih Berpotensi Tsunami 29 Meter
Potensi gempa bumi yang berpotensi memicu tsunami masih mengintai Jawa Timur (Jatim). Pasalnya, sejak tahun 1836 sampai 1972 di Jatim telah terjadi 9 kali gempa dan tsunami yang bersifat merusak. Foto ilustrasi SINDOnews
A A A
SURABAYA - Potensi gempa bumi yang berpotensi memicu tsunami masih mengintai Jawa Timur (Jatim). Pasalnya, sejak tahun 1836 sampai 1972 di Jatim telah terjadi 9 kali gempa dan tsunami yang bersifat merusak.

Bahkan, pada tahun 1994, Banyuwangi diterjang tsunami yang dipicu gempa dengan magnitudo 7,2 SR. Bencana itu mengakibatkan 250 orang meninggal dunia, 127 orang hilang, 423 luka, 1.500 rumah rusak, 278 perahu rusak dan hilang.

“Hasil analisa kami untuk wilayah Jawa Timur, seluruh pesisir itu potensinya, tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek, itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati dalam webinar di saluran Youtube Info BMKG.

Dia menyatakan, sejak awal tahun 2021, sebelum terjadi gempa Malang dan Blitar, Indonesia mengalami peningkatan kejadian gempa bumi. Di beberapa klaster juga terjadi peningkatan kegempaan. Diantaranya klaster Jawa Timur, tepatnya di lepas pantai wilayah selatan, kemudian selat sudah dan pesisir selatan Jawa Barat. “Secara umum memang terjadi lompatan kejadian gempa dengan berbagai magnitudo,” katanya.

Baca : Waspadai Potensi Tsunami di Pesisir Jawa, BMKG Minta Jalur Evakuasi Diperbaiki


Pada tahun 2008, rata-rata dalam setahun terjadi 4.000 hingga 5.000 kali gempa dengan skala kecil. Namun di tahun 2017, melonjak menjadi 7.000 kali dan di 2018 naik menjadi 11.900 kali. Kejadian gempa rata-rata di wilayah selatan Jawa Timur. Namun kekuatan gempanya di bawah 5 SR.

“Gempa besar dan merusak seperti Aceh yang mengakibatkan tsunami dan Yogyakarta maupun Pangandaran, semua tidak mendadak. Semua diawali dari gempa-gempa kecil. Tapi jumlahnya dalam satu bulan lebih dari 100 kali,” ungkap Dwikorita.

Kondisi inilah yang menjadi perhatian BMKG. Ternyata, kata dia, di wilayah Jawa Timur juga mengalami peningkatan gempa-gempa kecil sebelumnya terjadinya gempa Malang. Sejak awal tahun, pihaknya melakukan survei dan menemukan bahwa, di Jatim telah terjadi 600 kali gempa di awal 2021.

“Sehingga kami susuri pantai di Jawa Timur untuk cek. Yang kami khawatirkan, terjadi gempa yang kekuatannya 7 SR dan skenario terburuk 8,7 SR. Dan itu bisa potensi tsunami. Maka kami cek kesiapan aparat setempat dan pemda setempat,” tandas Dwikorita.

Dia menegaskan bahwa, tidak ada kepastian di Jawa Timur akan terjadi gempa besar. Tapi ada tren kejadian gempa-gempa kecil yang mengawali terjadinya gempa besar.

Baca : Jangan Panik, Gempa M 6,7 di Malang Tak Berpotensi Tsunami


Di wilayah pesisir selatan Jawa Timur, terlihat ada zona yang kosong dan tidak ada titik-titik pusat gempa. Zona yang kosong ini, kata dia, dikhawatirkan karena itu belum melepaskan energi gempa.

“Artinya baru bersiap-siap untuk lepas. Ini yang kami jadikan skenario kemungkinan magnitudo 8,7 dan itu menjadi dasar skenario kemungkinan tsunami berapa ketinggian gelombang dan kapan waktunya,” tandasnya.
(sms)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3195 seconds (0.1#10.140)