Gerhana Bulan, Puluhan Warga dan Ibu-ibu Hamil Gelar Tradisi Makan Bersama Nasi Kluban
loading...
A
A
A
BATANG - Menyambut gerhana bulan, puluhan warga di Kabupaten Batang , Jawa Tengah ( Jateng ) menggelar tradisi tasyukuran makan bersama nasi kluban, ibu hamil.
Para ibu-ibu yang tengah hamil di Desa Lebo Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang ini berharap keberkahan dan perlindungan dari segala hal atas terjadinya gerhana bulan total.
Bulan terlihat tidak bersinar secara normal dan hanya terlihat sebagian seperti setengah dari cincin atau setengan lingkaran lantaran tertutup bayangan bumi.
Menyambut hal tersebut, para warga desa khususnya wanita yang tengan hamil menggelar tasyukuran dan berdo'a bersama. Hal ini agar dihindarkan dari segala mara bahaya atau tolak bala atas terjadini fenomena alam tersebut.
Puluhan warga makan bersama nasi kluban atau nasi yang dicampur berbagai macam sayuran dengan lauk ikan laut, kuliner khas yang hanya ada setiap gerhana ini diolah menjadi ikan asin, serta telor dadar yang sudah dipotong-potong dicampur dengan nasi dan disajikan dengan alas daun pisang.
“Kegiatan tersebut sudah menjadi adat orang Jawa, manakala tengah terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari.Para warga yang tengah hamil harus melakukan hal tersebut dikarenakan minta perlindungan dari tuhan yang maha esa,” kata salah seorang warga, Jauza.
Warga berharap dengan usaha berdo'a seraya mengadakan tradisi adat jawa tersebut,warga yang tengah mengandung mendapatkan perlindungan dan diberi keberkahan pada syukuran.
“Kami berharap dengan doa dan syukuran adat jawa ini mendapat keberkahan,” kata salah seorang yang menggelar syukuran, Muttohirin.
Para warga berharap dengan adanya gerhana bulan tersebut bisa membawa berkah bagi masyarakat, menjadi lebih baik ke depan. Gerhana bulan tersebut terjadi sekitar 1 jam sejak pukul 18:00 WIB hingga 19:00 WIB.
Para ibu-ibu yang tengah hamil di Desa Lebo Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang ini berharap keberkahan dan perlindungan dari segala hal atas terjadinya gerhana bulan total.
Bulan terlihat tidak bersinar secara normal dan hanya terlihat sebagian seperti setengah dari cincin atau setengan lingkaran lantaran tertutup bayangan bumi.
Menyambut hal tersebut, para warga desa khususnya wanita yang tengan hamil menggelar tasyukuran dan berdo'a bersama. Hal ini agar dihindarkan dari segala mara bahaya atau tolak bala atas terjadini fenomena alam tersebut.
Puluhan warga makan bersama nasi kluban atau nasi yang dicampur berbagai macam sayuran dengan lauk ikan laut, kuliner khas yang hanya ada setiap gerhana ini diolah menjadi ikan asin, serta telor dadar yang sudah dipotong-potong dicampur dengan nasi dan disajikan dengan alas daun pisang.
“Kegiatan tersebut sudah menjadi adat orang Jawa, manakala tengah terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari.Para warga yang tengah hamil harus melakukan hal tersebut dikarenakan minta perlindungan dari tuhan yang maha esa,” kata salah seorang warga, Jauza.
Warga berharap dengan usaha berdo'a seraya mengadakan tradisi adat jawa tersebut,warga yang tengah mengandung mendapatkan perlindungan dan diberi keberkahan pada syukuran.
“Kami berharap dengan doa dan syukuran adat jawa ini mendapat keberkahan,” kata salah seorang yang menggelar syukuran, Muttohirin.
Para warga berharap dengan adanya gerhana bulan tersebut bisa membawa berkah bagi masyarakat, menjadi lebih baik ke depan. Gerhana bulan tersebut terjadi sekitar 1 jam sejak pukul 18:00 WIB hingga 19:00 WIB.
(nic)