Perkuat Imun, 400 Lebih Warga Surabaya Disuntik Nanogold

Rabu, 26 Mei 2021 - 22:22 WIB
loading...
Perkuat Imun, 400 Lebih Warga Surabaya Disuntik Nanogold
Warga mendapat suntikan nanogold di kawasan Gunung Anyar Surabaya, Rabu (26/5/2021). Foto: SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Lebih dari 400 warga di Surabaya dan sekitarnya terutama yang tinggal di kawasan Gunung Anyar Surabaya , menerima suntikan nanogold untuk melawan COVID-19 .

Kegiatan ini menyusul keberhasilan gerakan sebelumnya yang dilakukan dengan cara meminum air nanogold, pada awal-awal pandemi COVID-19 tahun 2020.

Gerakan penyuntikan ini diinisasi oleh Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) , Prof. Titik Taufikurohmah, bersama dr Ninik Widya dan beberapa rekan dokter lainnya. Jika yang diminum sebelumnya konsentrasinya hanya 5 ppm, kali nanogold yang disuntikan berkonsentrasi 20 ppm. “Memang lebih besar konsentrasinya, tapi masih batas aman jika disuntikan dalam aliran darah,” kata Prof Titik, Rabu (26/5).



Dia menegaskan bahwa nanogold bukan vaksin, tapi hanya suntikan biasa. Cairan nanogold kata dia, berkonsentrasi 20 ppm dan telah terbukti dapat meningkatkan imun tubuh, sehingga bisa terbebas dari paparan COVID-19.

Titik melanjutkan, suntik nanogold sesungguhnya menggantikan budaya susuk emas, yang terkenal di masa lalu. Selain dapat memberikan peningkatan imun, bonus dalam suntik nanogold adalah kulit menjadi lebih sehat, halus, dan cerah.

“Tahun lalu saya sudah melakukan ini tapi dengan cara diminum dan efeknya signifikan dalam meningkatkan imun, karena itu kini dikembangkan dengan cara menyuntikkan sehingga hasilnya bisa jauh lebih efektif lagi," terangnya.



Titik melakukan ini untuk mengantisipasi masuknya varian baru COVID-19 yang sifatnya konon lebih agresif dengan daya tular lebih cepat. “Jadi saya berpikir saat ini pilihannya injeksi yang langsung berdampak pengenceran darah dan antioksidan, antivirus untuk menjaga tubuh langsung, dengan metode penyuntikan, maka tidak menunggu lagi masuk sistem pencernaan baru beredar lewat pembuluh darah,” katanya.

Dia pun meyakinkan, jika upaya penyuntikan yang dilakukannya tidak membahayakan tubuh. Sebagaimana nenek moyang yang telah puluhan tahun mempraktekkan susuk emas, tapi tetap sehat dan jarang sakit.

“Nah kini saya ubah teknologinya jadi suntik nanogold sebagai gantinya atau kita sebut susuk emas modern dengan suntik nanogold," tegasnya.

Kata dia, apa yang dilakukannya dari sudut pandang agama tidaklah perbuatan musyrik, karena dia berpegangan pada fatwa MUI Nomor: 47 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Partikel Emas dalam Produk Kosmetik bagi laki-laki.



Fatwa tertanggal 24 Oktober 2018 itu menyatakan, penggunaan kosmetika yang mengandung bahan partikel emas bagi laki-laki hukumnya boleh dengan ketentuan dimaksudkan untuk kepentingan yang dibolehkan secara syar’i dan ada kemanfaatan dan aspek bahaya (madlarrat) dalam penggunaan partikel emas telah hilang (tidak membahayakan).

“Intinya saya ingin mempopulerkan suntik nanogold ini sebagai suntik awet muda, muda wajahnya juga seluruh organ tubuhnya, sehingga semangat berkarya terus menyala. Khasiatnya 10 kali suntik vitamin, tidak bahaya di ginjal dan organ lainnya,” bebernya.

Bagaimana bagi orang yang telah menerima vaksinasi COVID-19. Menurut Titik, justru bagi mereka yang sudah memperoleh vaksinasi sebelumnya sangat dianjurkan. “Pada dasarnya vaksin itu virus yang dilemahkan untuk memicu munculnya antibodi, sementara nanogold ini membantu memunculkan antibodi, jadi sangat membantu efektifitasnya vaksin. Jika dikabarkan ada vaksin yang malah membuat darah mengental, maka suntikan nanogold membantu mengencerkan darah. Jadi justru saat ini mulai dipikirkan untuk penggunaan keduanya, vaksinasi dan penyuntikan nanogold,” katanya.

Hasil temuannya, (nanogold) ini akan segera dikomersialkan dengan bekerjasama yang telah ditandatangani pada Maret 2021. Tahap penelitian yang dilakukan sejak tahun 2008 kini akan memasuki komersialisasi. “Kami telah mendapat mitra untuk mengkomersialisasikan hasil temuan ini,” pungkas Titik.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2894 seconds (0.1#10.140)