Prokes Masuk ke Negara Tujuan Ketat, Pekerja Migran Jateng Tunda Keberangkatan
loading...
A
A
A
Menurutnya, dampak pandemi, membuat pekerja migran cukup susah mendapat akses bekerja di negara tujuan, terutama di wilayah Asia Timur yang memperlakukan syarat protokol kesehatan sangat ketat.
“Kendala tersebut membuat kami memberikan inovasi pelatihan kewirausahaan untuk para pekerja migran yang tertunda keberangkatannya. Dengan begitu, mereka bisa kembali bekerja dan berkarya. Malahan ini bisa menjadi cara untuk meningkatkan kualitas produksi lokal khas daerah masing-masing pekerja migran,” katanya.
Menurut Kepala BP2MI Benny Rachmadani, sulitnya akses masuk ke negara tujuan migran itu karena permasalahan vaksin yang belum merata di Indonesia dan faktor penangan COVID-19. Baca: Video Viral di Medsos, Sejumlah Tiang Listrik di Blora Roboh di Tengah Sawah.
“Beberapa memang berhasil berangkat ke beberapa negara tujuan kerja tapi akhirnya terdeportasi karena masalah prosedural, selain masalah persyaratan kesehatan, ditambah banyak yang tidak mempunyai kemampuan bahasa asing yang mumpuni,” kata Benny.
“Jika ingin kembali seperti semula, maka faktor utama vaksinasi itu harus bisa tertangani secara luas dan pembekalan bahasa dan budaya negara tujuan juga harus diperhatikan,” katanya. Baca Juga: Tersengat Listrik saat Potong Dahan Nangka, Warga Blitar Tewas.
“Kendala tersebut membuat kami memberikan inovasi pelatihan kewirausahaan untuk para pekerja migran yang tertunda keberangkatannya. Dengan begitu, mereka bisa kembali bekerja dan berkarya. Malahan ini bisa menjadi cara untuk meningkatkan kualitas produksi lokal khas daerah masing-masing pekerja migran,” katanya.
Menurut Kepala BP2MI Benny Rachmadani, sulitnya akses masuk ke negara tujuan migran itu karena permasalahan vaksin yang belum merata di Indonesia dan faktor penangan COVID-19. Baca: Video Viral di Medsos, Sejumlah Tiang Listrik di Blora Roboh di Tengah Sawah.
“Beberapa memang berhasil berangkat ke beberapa negara tujuan kerja tapi akhirnya terdeportasi karena masalah prosedural, selain masalah persyaratan kesehatan, ditambah banyak yang tidak mempunyai kemampuan bahasa asing yang mumpuni,” kata Benny.
“Jika ingin kembali seperti semula, maka faktor utama vaksinasi itu harus bisa tertangani secara luas dan pembekalan bahasa dan budaya negara tujuan juga harus diperhatikan,” katanya. Baca Juga: Tersengat Listrik saat Potong Dahan Nangka, Warga Blitar Tewas.
(nag)