Adu Kuat Anindya Bakrie-Arsjad Rasjid di Bursa Ketum, Kadin Jabar Buka Sinyal Dukungan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dua calon ketua umum (ketum) Kamar Dagang dan Industri ( Kadin ) kini tengah beradu kuat meraih dukungan menjelang pelaksanaan pemilihan ketum Kadin periode 2021-2026.
Pemilihan ketum Kadin menjadi bagian dari agenda Musyawarah Nasional (Munas) Kadin yang rencananya bakal digelar Juni 2021 mendatang. Dua sosok yang berkompetisi itu, yakni Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid dan Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya N Bakrie.
Sebagai salah satu pemegang hak suara, Kadin Jawa Barat pun mulai membuka sinyal dukungan terhadap sosok yang dinilai paling tepat memimpin organisasi yang menjadi wadah bagi para pelaku usaha di Indonesia itu.
Ketum Kadin Jabar, Tatan Pria Sudjana menyatakan, saat ini, Kadin Jabar tengah mengkaji sosok yang paling layak untuk menggantikan Ketum Kadin, Rosan Perkasa Roeslani yang telah ditunjuk Presiden RI, Jokowi Widodo (Jokowi) menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Tatan menjelaskan, kajian terhadap dua kandidat dibutuhkan, agar pihaknya tidak salah langkah. Terlebih, kata Tatan, momentum pemilihan ketum Kadin bertepatan dengan momentum kebangkitan ekonomi Indonesia, termasuk Jabar.
"Kalau momen ini tidak kita rebut dengan repositioning engineering, restructuring, termasuk struktur organisasi di atasnya, sulit untuk bangkit ke depannya. Sebab, bagaimana pun karena pembinaan struktur ke-Kadin-an tetap harus berjalan," tegas Tatan seusai kegiatan halal bihalal dan pemberian santunan kepada anak yatim di Menara Kadin Jabar, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Sabtu (22/5/2021).
Tatan menilai, kedua calon ketum yang kini bersaing ketat merupakan kader terbaik Kadin dan Indonesia.
Meski begitu, dia menekankan bahwa harus ada sosok terbaik yang mampu memimpin kebangkitan ekonomi nasional di masa depan di tengah berubahnya seluruh sektor kehidupan, terutama ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Dengan adanya pandemi ini, bumi dikalibrasi ulang, sehingga tatanan ekonomi pun berubah total. Kalau tidak bisa mentransformasikan ekonomi kita yang berdasar bahan baku dan manufaktur, yang membangun kedaulatan produk daerah maupun nasional menjadi subtitusi produk impor, akan berat," tuturnya.
Terlebih, lanjut Tatan, Jabar pun kini mulai menunjukkan perbaikan ekonomi yang sempat terpuruk akibat terdampak pandemi COVID-19.
Pemilihan ketum Kadin menjadi bagian dari agenda Musyawarah Nasional (Munas) Kadin yang rencananya bakal digelar Juni 2021 mendatang. Dua sosok yang berkompetisi itu, yakni Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid dan Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya N Bakrie.
Sebagai salah satu pemegang hak suara, Kadin Jawa Barat pun mulai membuka sinyal dukungan terhadap sosok yang dinilai paling tepat memimpin organisasi yang menjadi wadah bagi para pelaku usaha di Indonesia itu.
Ketum Kadin Jabar, Tatan Pria Sudjana menyatakan, saat ini, Kadin Jabar tengah mengkaji sosok yang paling layak untuk menggantikan Ketum Kadin, Rosan Perkasa Roeslani yang telah ditunjuk Presiden RI, Jokowi Widodo (Jokowi) menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
Tatan menjelaskan, kajian terhadap dua kandidat dibutuhkan, agar pihaknya tidak salah langkah. Terlebih, kata Tatan, momentum pemilihan ketum Kadin bertepatan dengan momentum kebangkitan ekonomi Indonesia, termasuk Jabar.
"Kalau momen ini tidak kita rebut dengan repositioning engineering, restructuring, termasuk struktur organisasi di atasnya, sulit untuk bangkit ke depannya. Sebab, bagaimana pun karena pembinaan struktur ke-Kadin-an tetap harus berjalan," tegas Tatan seusai kegiatan halal bihalal dan pemberian santunan kepada anak yatim di Menara Kadin Jabar, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Sabtu (22/5/2021).
Tatan menilai, kedua calon ketum yang kini bersaing ketat merupakan kader terbaik Kadin dan Indonesia.
Meski begitu, dia menekankan bahwa harus ada sosok terbaik yang mampu memimpin kebangkitan ekonomi nasional di masa depan di tengah berubahnya seluruh sektor kehidupan, terutama ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Dengan adanya pandemi ini, bumi dikalibrasi ulang, sehingga tatanan ekonomi pun berubah total. Kalau tidak bisa mentransformasikan ekonomi kita yang berdasar bahan baku dan manufaktur, yang membangun kedaulatan produk daerah maupun nasional menjadi subtitusi produk impor, akan berat," tuturnya.
Terlebih, lanjut Tatan, Jabar pun kini mulai menunjukkan perbaikan ekonomi yang sempat terpuruk akibat terdampak pandemi COVID-19.