Peringati Harkitnas, Gubernur Khofifah: Jatim Harus Jadi Barometer Kebangkitan dari Pandemi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa yakin Jatim mampu jauh lebih cepat bangkit dari pandemi COVID-19 dan menjadi barometer nasional. Keyakinan tersebut didasarkan pada fakta bahwa Jatim memiliki modal sosial, semangat gotong royong, persaudaraan dan semangat solidaritas yang kuat.
“Saya sangat optimistis Jatim bisa bergerak lebih cepat saat fase pemulihan akibat pandemi COVID-9 ini,” ungkap Khofifah usai peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-113 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Wajah Sumringah Para Lansia Surabaya saat Digerebek Petugas Gabungan
Khofifah mencontohkan, saat awal pandemi COVID-19, medio Juli lalu Jatim sempat menempati posisi puncak kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia. Seluruh kabupaten/kota di Jatim merupakan zona merah. Bahkan Jatim sempat menjadi provinsi dengan jumlah kasus aktif terbanyak di Indonesia, melewati DKI Jakarta yang menjadi episentrum awal penularan.
Namun, lanjut Khofifah, dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan Jatim berhasil menekan laju penyebaran COVID-19 dan keluar dari zona merah. Kurva penambahan kasus baru di Jatim terus melandai.
Baca juga: 4 Warga Probolinggo Keracunan Gas saat Kuras Sumur, 2 Tewas
Jatim juga mencatatkan diri sebagai provinsi dengan persentase kesembuhan sangat tinggi dibandingkan provinsi lain. “Dalam hal capaian vaksinasi, Jatim juga menempati posisi teratas. Ini menjadi salah satu bukti, bahwa masyarakat Jatim ingin secepat mungkin keluar dari situasi ini,” tuturnya.
Menurut Khofifah, jika pandemi ini dapat terkendali maka ekonomi rakyat pun akan dengan cepat pulih. Oleh karena itu, Khofifah meminta seluruh masyarakat Jatim untuk tetap berjuang melawan pandemi dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Pandemi memang belum berakhir, tapi kita tetap harus menjaga rasa optimisme atas segala ikhtiar yang kita lakukan bersama. Indonesia bukan bangsa bermental kerupuk, kita bangsa yang tangguh,” pungkas Khofifah.
“Saya sangat optimistis Jatim bisa bergerak lebih cepat saat fase pemulihan akibat pandemi COVID-9 ini,” ungkap Khofifah usai peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-113 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Wajah Sumringah Para Lansia Surabaya saat Digerebek Petugas Gabungan
Khofifah mencontohkan, saat awal pandemi COVID-19, medio Juli lalu Jatim sempat menempati posisi puncak kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia. Seluruh kabupaten/kota di Jatim merupakan zona merah. Bahkan Jatim sempat menjadi provinsi dengan jumlah kasus aktif terbanyak di Indonesia, melewati DKI Jakarta yang menjadi episentrum awal penularan.
Namun, lanjut Khofifah, dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan Jatim berhasil menekan laju penyebaran COVID-19 dan keluar dari zona merah. Kurva penambahan kasus baru di Jatim terus melandai.
Baca juga: 4 Warga Probolinggo Keracunan Gas saat Kuras Sumur, 2 Tewas
Jatim juga mencatatkan diri sebagai provinsi dengan persentase kesembuhan sangat tinggi dibandingkan provinsi lain. “Dalam hal capaian vaksinasi, Jatim juga menempati posisi teratas. Ini menjadi salah satu bukti, bahwa masyarakat Jatim ingin secepat mungkin keluar dari situasi ini,” tuturnya.
Menurut Khofifah, jika pandemi ini dapat terkendali maka ekonomi rakyat pun akan dengan cepat pulih. Oleh karena itu, Khofifah meminta seluruh masyarakat Jatim untuk tetap berjuang melawan pandemi dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Pandemi memang belum berakhir, tapi kita tetap harus menjaga rasa optimisme atas segala ikhtiar yang kita lakukan bersama. Indonesia bukan bangsa bermental kerupuk, kita bangsa yang tangguh,” pungkas Khofifah.
(msd)