AGH Sanusi Baco Wafat, Sulsel Kehilangan Ulama Kharismatik

Senin, 17 Mei 2021 - 09:35 WIB
loading...
AGH Sanusi Baco Wafat,...
Suasana usai Alm AGH Sanusi Baco disalatkan. Foto: Muchtamir Zaide
A A A
MAROS - Sulawesi Selatan (Sulsel) berduka. Ulama kharismatik AGH Sanusi Baco Lc wafat di RS Primaya, Sabtu (15/5/2021) malam. Ribuan pelayat mengantar kepergian almarhum ke tempat peristirahatan terakhir, Minggu (16/5/2021).

Jenazah almarhum dimakamkan di pemakaman keluarganya di Talawe, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Bontoa, Maros. Almarhum diketahui meninggal dunia di usianya yang ke-84 tahun. Beliau sempat dirawat selama satu hari karena keluhan sakit bagian perut.

Baik saat disemayamkan di rumah duka hingga saat pemakaman, sejumlah tokoh NU dan pemerintahan hadir memberikan ucapan bela sungkawa. Mulai dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla , Plt Gubernur Sulsel Sudirman Sulaiman , hingga Dai Kondang Ustaz Muh Nur Maulana.

Banyaknya warga yang mengantar almarhum, bahkan sempat membuat ruas jalan poros Maros-Pangkep mengalami kemacetan panjang. Bahkan, kemacetan parah tak terelakkan di jalan poros Kecamatan Bontoa.



"Terima kasih kepada para pelayat yang telah mengantar almarhum sampai ke pemakaman. Kami juga minta maaf atas kemacetan yang terjadi hari ini," kata anak pertama almarhum, Muh Irfan Sanusi, Minggu (16/5/20210.

Pada kesempatan itu, pihak keluarga juga menyampaikan terima kasih kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PB-NU ) yang mengimbai pelaksanaan salat ghaib untuk mendoakan tokoh NU Sulsel itu.

"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada PB-NU yang hari ini mengeluarkan imbauan ke seluruh warga NU untuk salat ghaib bagi almarhum," lanjutnya.

Bagi sejumlah santri yang pernah mengenyam ilmu dari almarhum, sosok ulama kharismatik itu dikenal sebagai guru yang selalu membawa kesejukan dan keteduhan hati saat berada di sisinya. Perhatiannya pada persatuan dan kerukunan juga sangat besar bagi bangsa ini.



"Kita sangat kehilangan sosok guru yang luar biasa yang senantiasa mengajarkan kita kedamaian dan saling hormat menghormati. Beliau juga adalah sosok guru bangsa yang selalu mengajak kita hidup rukun," kata Ustaz Nur Maulana, dalam sambutannya di area pemakaman.

Sosok Anregurutta dimata keponakannya, Mardiah yang juga selaku pengurus Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, merupakan sosok yang sederhana dan kharismatik. Hampir seluruh hidupnya telah dibaktikan untuk agama dan Organisasi NU.

Bahkan untuk mengembangkan NU di Sulsel, KH Sanusi Baco bersama tokoh di Soreang mendirikan pondok pesantren bagi kaum Nahdiyyin. Dia memilih mendirikan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum di Maros, mengingat dia berasal dari Maros, serta banyaknya keluarga yang menetap di Maros yang dianggap bisa mengabdi di Pesantren.



"Atas dasar itulah, maka tahun 1998 pondok Pesantren Nadhlatul Ulum didirikan. Awalnya lokasi ini adalah area persawahan, namun dibebaskan untuk dibanguni pondok pesantren. Awal pembangunan pesantren ini hanya memiliki dua gedung. Namun seiring waktu, akhirnya bangunannya bertambah banyak. Awalnya Abah ingin berdakwah lewat NU. Makanya didirikanlah pesantren ini. Dan sampai sejauh ini, Pesantren Nahdlatul Ulum mulai berkembang dan dikenal masyarakat," jelasnya.

Diketahui, Anregurutta KH Sanusi Baco Lc merupakan salah satu ulama kondang di Sulsel. Semasa hidup, almarhum menghabiskan waktunya dengan berdakwah ke berbagai wilayah. Ketauladanannya bahkan telah dikisahkan di dalam buku berjudul 'Setia di Jalan Dakwah' karya Firdaus Muhammad.

Semasa hidupnya, KH Sanusi Baco juga memiliki peranan penting di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). KH Sanusi Baco pernah menjabat sebagai Mustasyar PBNU hingga sebagai Rais Syuriah PWNU Sulsel.

(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4220 seconds (0.1#10.140)