Terdampak Pandemi COVID-19, Penjualan Sekar Laut Turun
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pandemi COVID-19 mengakibatkan penjualan PT Sekar Laut Tbk selama 2020 mengalami penurunan. Namun, penurunan produsen kerupuk dan sambal merek Finna tersebut tidak begitu signifikan, hanya sebesar 2% jika dibandingkan penjualan tahun 2019.
Direktur PT Sekar Laut Tbk John C Gozal mengatakan, pandemi COVID-19 membuat penyerapan produk di pasar perhotelan dan restoran. Ini seiring dengan turunnya okupansi hotel dan restoran akibat kebijakan pembatasan oleh pemerintah.
“Untuk penjualan pada triwulan I 2021 mulai mengalami peningkatan sampai 2%. Sehingga, sampai akhir tahun ini diperkirakan penjualan akan semakin membaik seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat,” katanya, Selasa (11/5/2021).
Baca juga: Gubernur Khofifah Tetapkan 4 KEE di Jatim, Ini Langkah Dinas Kehutanan
Data PT Sekar Laut Tbk menunjukkan, penjualan sepanjang 2020 tercatat mencapai Rp1,25 triliun atau turun 2% dibandingkan 2019 yang mampu mencapai Rp1,27 triliun. Sedangkan perolehan laba 2020 tercatat Rp42,5 miliar atau turun dibandingkan 2019 yang mencapai Rp4,4 miliar. “Sebetulnya Juni 2020 sudah mulai sangat terasa dampaknya. Sehingga perhitungan kami waktu itu pasti turun 10%. Tapi ternyata omset cuma turun 2% dan laba turun 5%,” ujar John.
Dia menambahkan, kendala paling besar tahun lalu adalah daya beli masyarakat yang turun drastis. Namun perseroan tetap menjalankan pemasaran yang konsisten dan berkesinambungan. Sehingga mampu mempertahankan kinerja. Penjualan perseroan ke hotel dan restoran turun hingga 50%. “Tapi pasar yang lain ada yang naik sedikit. Sehingga kita bisa menutupi penurunan dari pasar hotel dan restoran,” imbuhnya.
Baca juga: Jelang Lebaran, BPOM Sebut Produk Tanpa Izin Edar Masih Jadi Masalah di Pasaran
Untuk penjualan triwulan I 2021 hampir sama dengan triwulan I 2020. Namun ada kenaikan tipis. Tercatat laba perseroan pada triwulan I 2021 mencapai Rp337 miliar, naik dibandingkan periode sama tahun lalu Rp330 miliar. Sedangkan laba pada triwulan I 2021 mencapai Rp18 miliar atau naik 2% dibandingkan triwulan I 2020 atau Rp12 miliar. “Perolehan laba membaik karena kita mengurangi biaya-biaya. Sedangkan potensi sampai akhr tahun kita juga melihat situasi dan kondisi saja,” pungkas John.
Direktur PT Sekar Laut Tbk John C Gozal mengatakan, pandemi COVID-19 membuat penyerapan produk di pasar perhotelan dan restoran. Ini seiring dengan turunnya okupansi hotel dan restoran akibat kebijakan pembatasan oleh pemerintah.
“Untuk penjualan pada triwulan I 2021 mulai mengalami peningkatan sampai 2%. Sehingga, sampai akhir tahun ini diperkirakan penjualan akan semakin membaik seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat,” katanya, Selasa (11/5/2021).
Baca juga: Gubernur Khofifah Tetapkan 4 KEE di Jatim, Ini Langkah Dinas Kehutanan
Data PT Sekar Laut Tbk menunjukkan, penjualan sepanjang 2020 tercatat mencapai Rp1,25 triliun atau turun 2% dibandingkan 2019 yang mampu mencapai Rp1,27 triliun. Sedangkan perolehan laba 2020 tercatat Rp42,5 miliar atau turun dibandingkan 2019 yang mencapai Rp4,4 miliar. “Sebetulnya Juni 2020 sudah mulai sangat terasa dampaknya. Sehingga perhitungan kami waktu itu pasti turun 10%. Tapi ternyata omset cuma turun 2% dan laba turun 5%,” ujar John.
Dia menambahkan, kendala paling besar tahun lalu adalah daya beli masyarakat yang turun drastis. Namun perseroan tetap menjalankan pemasaran yang konsisten dan berkesinambungan. Sehingga mampu mempertahankan kinerja. Penjualan perseroan ke hotel dan restoran turun hingga 50%. “Tapi pasar yang lain ada yang naik sedikit. Sehingga kita bisa menutupi penurunan dari pasar hotel dan restoran,” imbuhnya.
Baca juga: Jelang Lebaran, BPOM Sebut Produk Tanpa Izin Edar Masih Jadi Masalah di Pasaran
Untuk penjualan triwulan I 2021 hampir sama dengan triwulan I 2020. Namun ada kenaikan tipis. Tercatat laba perseroan pada triwulan I 2021 mencapai Rp337 miliar, naik dibandingkan periode sama tahun lalu Rp330 miliar. Sedangkan laba pada triwulan I 2021 mencapai Rp18 miliar atau naik 2% dibandingkan triwulan I 2020 atau Rp12 miliar. “Perolehan laba membaik karena kita mengurangi biaya-biaya. Sedangkan potensi sampai akhr tahun kita juga melihat situasi dan kondisi saja,” pungkas John.
(msd)