Maros Gempar, Lumba-lumba Terdampar di Empang Dangkal Sejauh 5 Km dari Laut

Jum'at, 30 April 2021 - 03:10 WIB
loading...
Maros Gempar, Lumba-lumba...
Warga asyik bercengkrama dengan lumba-lumba yang terdampar di empang milik warga berjarak 5 km dari laut. Kehadirannya pun menarik perhatian warga untuk datang ke lokasi itu. Foto: SINDONews/Najmi S Limonu
A A A
MAROS - Warga Dusun Marana, Desa Marannu Kecamatan Lau, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan ( Sulsel ) digemparkan dengan kemunculan seekor lumba-lumba di salah satu empang milik warga, Kamis (29/4/2021).

Lumba-lumba itu diperkirakan memiliki panjang 2 meter, meski empang dangkal namun hewan mamalia itu terlihat asyik berenang mengelilingi empang. Sesekali dia menampilkan atraksi berputar dan muncul dipermukaan air dengan moncong mulutnya.



Pemilik empang, Haji Haris mengaku kaget saat akan melakukan rutinitasnya sehari-hari untuk mengecek empang. “Saya kaget saat melihat ada ikan besar di empang, ternyata ikan lumba-lumba. Kejadian itu merupakan hal langka dan baru pertama kali terjadi di Maros,” tuturnya.

Kabar terdampar dan terperangkapnya lumba-lumba ini cepat beredar ke warga melalui aplikasi whatsapp. Sehingga sejak siang, beberapa warga Maros berdatangan ke empang milik H Haris untuk melihat langsung kejadian langka tersebut.

Umumnya warga yang datang karena penasaran tentang adanya hewan mamalia yang terdampar di empang. Terdamparnya hewan yang diklaim cerdas ini tentu dianggap tidak wajar, mengingat lokasi empang dengan laut lepas berjarak lima kilometer.

Belum lagi lokasi penemuan lumba-lumba di kawasan empang yang dangkal. Untuk tiba di empang tersebut, lumba-lumba malang tersebut harus berenang menyusuri muara sungai yang juga dangkal.

Baca juga:
Ungkap Misteri Mobil Terbakar di Maros, Polisi Tunggu Hasil Autopsi Rumah Sakit

Beberapa warga Maros yang penasaran, rela menembus pematang empang yang jaraknya sekira 1,3 kilometer dari daratan yang bisa dilalui kendaraan bermotor. Tak hanya itu, lokasi jalan menuju tempat lumba-lumba terdampar itu, harus melewati dua titian jembatan darurat yang terbuat dari batang balok.

Malangnya, lumba-lumba tersebut tak hanya terperangkap, namun di beberapa bagian tubuhnya mengalami luka. Kemungkinan luka tersebut karena goresan dari akar pohon bakau yang berada di sepanjang muara sungai Maros dan pohon bakau yang ada di area empang.

Pemilik empang, H Haris menjelaskan, lokasi empang miliknya berbatasan dengan bantaran sungai yang merupakan muara laut. Lumba-lumba itu ditemukan berenang di dalam empang miliknya. Diperkirakan lumba-lumba itu masuk ke area empang saat air laut sedang pasang.

“Kami perkirakan dia terdampar disini karena melompati pembatas empang saat air pasang. Otomatis dia melompat untuk masuk kesini, karena saluran air di empang ini terbilang kecil. Tidak mungkin dia melewatinya,” ujarnya.



Dia menambahkan, kejadian ini baru pertama kali terjadi di daerahnya. Meski begitu kata dia, berdasarkan informasi dari warga sekitar, semalam warga sempat melihat kawanan lumba-lumba yang jumlahnya diperkirakan sekira 20 ekor masuk di muara sungai. Diperkirakan, lumba-lumba yang terdampar di empang merupakan bagian dari kawanan lumba-lumba tersebut.

“Ini baru pertama kali terjadi. Juga baru pertama kali ada kawanan lumba-lumba yang terlihat di sekitar kabupaten Maros, dan sampai terdampar di empang,” ungkapnya.

Dia pun langsung melaporkan kejadian itu aparat pemerintah ke tim Animal Rescue, Pemadam Kebakaran. Karena saat ini kondisi air sungai mulai surut, dan banyaknya bakau yang dikhawatirkan akan melukai tubuh lumba-lumba.

Sementara itu, Tim Animal Rescue Pemadam kebakaran Kabupaten Maros, Muhammad Ikhwan mengatakan, sejauh ini pihaknya trlah berkoordinasi dengan tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Rencananya mereka akan melakukan evakuasi lumba-lumba tersebut pada hari ini saat air pasang.



Dia menjelaskan, pihaknya belum bisa mengambil tindakan penyelematan apapun terhadap lumba-lumba yang terbilang jinak tersebut. Hal itu dikarenakan minimnya peralatan yang mereka miliki juga karena mereka harus bekerja sama dengan instansi lain yang ada kaitannya dengan ekosistem lumba-lumba.

“Kondisi lumba-lumba terbilang baik, walaupun memiliki beberapa luka di tubuhnya yang disebabkan oleh gesekan pada ranting bakau saat lumba-lumba melakukan atraksi,” ujarnya.
(nic)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3028 seconds (0.1#10.140)