Warga Malang Masih Trauma Tidur Dalam Rumah Pasca Gempa
loading...
A
A
A
MALANG - Kecamatan Ampelgading menjadi lokasi terparah di Kabupaten Malang yang terdampak gempa . Tercatat dari data yang masuk hingga Minggu sore (11/4/2021) dari BPBD Malang terdapat 1.225 unit rumah terdampak gempa.
Dari jumlah tersebut 335 rumah mengalami rusak berat, 437 rusak sedang dan 483 rusak ringan. Korban meninggal dunia ada tiga orang masing-masing satu dari Desa Sidorenggo, satu dari Desa Wirotaman dan satu dari Desa Tamansari.
Baca juga: Awas! Pesepeda di Gresik Jadi Incaran Begal Jalanan
Camat Ampelgading Achmad Sovie mengatakan, kerusakan terparah di wilayahnya terjadi Desa Wirotaman, dimana dari data yang masuk kepadanya tercatat ada 117 rusak berat, 119 rusak sedang, dan 103 rusak ringan. Sementara untuk desa-desa lain di wilayah Kecamatan Ampelgading juga mengalami kerusakan, tetapi dengan tingkat yang lebih sedikit ketimbang Desa Wirotaman.
"Mulai hari ini sudah ada kerja bakti pembersihan puing kerusakan serta sudah ada bantuan logistik dari Tagana," katanya Minggu (11/4/2021 ditemui di lokasi gempa.
Baca juga: Dua Mobil Alami Rem Blong Masuk Jurang 25 Meter di Mojokerto, Belasan LUka
Sovie menambahkan, bahwa pasca gempa Sabtu lalu, masyarakatnya masih sedikit mengalami trauma dan ketakutan. Sementara waktu sebagian warga memilih mendirikan tenda di dekat rumah mereka, sampai memastikan situasi aman terkendali terlebih pada Minggu (11/4/2021) pagi sempat terjadi gempa susulan meskipun dengan kekuatan yang lebih rendah dari sebelumnya.
"Sementara juga kami buatkan tenda. Masyarakat masih trauma jika tinggal di rumah. Untuk korban meninggal kemarin sudah kemarin sudah dimakamkan," ungkapnya.
Sebagai antisipasi, pihaknya juga menyiapkan untuk setiap balai desa untuk dijadikan tempat pengungsian. Seperti di Desa Wirotaman yang terdampak paling parah saat ini sudah dibuatkan posko pengungsian di Balai Desa Wirotaman.
"Sudah kami siapkan semua untuk titik-titik pengungsian. Paling parah di Wirotaman sudah disiapkan di balai desa, dan beberapa tempat lainnya," sambungnya.
Terpisah salah satu korban gempa bernama Edi Sungkowo masih mengaku trauma berada di dalam rumah. Hal ini menyebabkan ia dan enam anggota keluarga lainnya memilih tidur di halaman pekarangan rumah, dengan bermodalkan tenda dan terpal dari bantuan.
"Untuk saat ini masih ada trauma khawatir kalau ada susulan. Jelas untuk sementara ini tinggal di dalam rumah masih trauma," ucap Edi, warga Dusun Wirotaman RT 2 RW 1 Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading.
Korban lainnya Warsono juga mengungkapkan rasa traumanya usai merasakan guncangan gempa yang begitu keras, bahkan setidaknya ada empat kali guncangan gempa.
"Masih trauma kalau di dalam rumah. Apalagi tadi pagi kan kerasa gempa lagi. Kalau tidur di halaman agak jauh dari rumah pakai terpal, jadi kalau ada apa - apa bisa selamat," papar Warsono, warga RT 11 RW 3 Dusun Sukodadi, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading.
Dari jumlah tersebut 335 rumah mengalami rusak berat, 437 rusak sedang dan 483 rusak ringan. Korban meninggal dunia ada tiga orang masing-masing satu dari Desa Sidorenggo, satu dari Desa Wirotaman dan satu dari Desa Tamansari.
Baca juga: Awas! Pesepeda di Gresik Jadi Incaran Begal Jalanan
Camat Ampelgading Achmad Sovie mengatakan, kerusakan terparah di wilayahnya terjadi Desa Wirotaman, dimana dari data yang masuk kepadanya tercatat ada 117 rusak berat, 119 rusak sedang, dan 103 rusak ringan. Sementara untuk desa-desa lain di wilayah Kecamatan Ampelgading juga mengalami kerusakan, tetapi dengan tingkat yang lebih sedikit ketimbang Desa Wirotaman.
"Mulai hari ini sudah ada kerja bakti pembersihan puing kerusakan serta sudah ada bantuan logistik dari Tagana," katanya Minggu (11/4/2021 ditemui di lokasi gempa.
Baca juga: Dua Mobil Alami Rem Blong Masuk Jurang 25 Meter di Mojokerto, Belasan LUka
Sovie menambahkan, bahwa pasca gempa Sabtu lalu, masyarakatnya masih sedikit mengalami trauma dan ketakutan. Sementara waktu sebagian warga memilih mendirikan tenda di dekat rumah mereka, sampai memastikan situasi aman terkendali terlebih pada Minggu (11/4/2021) pagi sempat terjadi gempa susulan meskipun dengan kekuatan yang lebih rendah dari sebelumnya.
"Sementara juga kami buatkan tenda. Masyarakat masih trauma jika tinggal di rumah. Untuk korban meninggal kemarin sudah kemarin sudah dimakamkan," ungkapnya.
Sebagai antisipasi, pihaknya juga menyiapkan untuk setiap balai desa untuk dijadikan tempat pengungsian. Seperti di Desa Wirotaman yang terdampak paling parah saat ini sudah dibuatkan posko pengungsian di Balai Desa Wirotaman.
"Sudah kami siapkan semua untuk titik-titik pengungsian. Paling parah di Wirotaman sudah disiapkan di balai desa, dan beberapa tempat lainnya," sambungnya.
Terpisah salah satu korban gempa bernama Edi Sungkowo masih mengaku trauma berada di dalam rumah. Hal ini menyebabkan ia dan enam anggota keluarga lainnya memilih tidur di halaman pekarangan rumah, dengan bermodalkan tenda dan terpal dari bantuan.
"Untuk saat ini masih ada trauma khawatir kalau ada susulan. Jelas untuk sementara ini tinggal di dalam rumah masih trauma," ucap Edi, warga Dusun Wirotaman RT 2 RW 1 Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading.
Korban lainnya Warsono juga mengungkapkan rasa traumanya usai merasakan guncangan gempa yang begitu keras, bahkan setidaknya ada empat kali guncangan gempa.
"Masih trauma kalau di dalam rumah. Apalagi tadi pagi kan kerasa gempa lagi. Kalau tidur di halaman agak jauh dari rumah pakai terpal, jadi kalau ada apa - apa bisa selamat," papar Warsono, warga RT 11 RW 3 Dusun Sukodadi, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading.
(msd)