Audiensi Warga Balongan dan Pertamina Tegang, Minta Dana Kompensasi Rp20 juta
loading...
A
A
A
INDRAMAYU - Suasana tegang menyelimuti kegiatan audiensi antara PT Pertamina RU VI Balongan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu, dengan warga terdampak di Kecamatan Balongan, Jumat (2/4/2021).
Sejumlah warga mengajukan protes, lantaran pihak Pertamina RU VI Balongan dinilai belum memberikan bantuan dan ganti rugi, terhadap warga yang terdampak insiden kebakaran tangki kilang minyak Pertamina RU VI Balongan.
Salah satu warga terdampak, Hedi Sutrisno mengatakan, pasca peristiwa kebakaran itu aktivitasnya untuk mencari nafkah terganggu. Bahkan ia mengaku tidak berjualan selama lima hari, karena warung makan miliknya berdekatan dengan lokasi kebakaran.
Baca juga: Kobaran Api Kembali Muncul di Kilang Minyak Balongan, Warga Panik Berhamburan
"Saya sudah tidak berjualan karena kebakaran ini. Saya tidak bekerja sekarang. Bingung mau cari uang bagaimana," ujar dia dalam kegiatan audiensi di Kantor Desa Sukaurip, Jumat (2/4/2021).
Hedi berharap agar proses ganti rugi akibat kejadian tersebut dapat diselesaikan dengan cepat. Menurutnya, hingga sekarang pihak Pertamina RU VI Balongan belum memberikan bantuan.
Hal senada disampaikan Tongamin, warga Desa Sukaurip yang terdampak insiden kebakaran itu. Ia menilai, banyak warga yang mengalami trauma. Luka psikis ini paling dirasakan oleh perempuan dan anak-anak. Mendengar suara ledakan kecil saja, tutur dia, mereka akan langsung lari menyelamatkan diri.
"Dampak psikologi yang berat. Masyarakat Desa Sukaurip khususnya ibu-ibu dan anak kecil. Dengar suara ledakan kecil saja mereka kaget dan ingin lari," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (2/4/2021).
Baca juga: Anak 8 Tahun yang Terpeleset ke Sungai di Pangandaran Ditemukan Tidak Bernyawa
Menurutnya, warga Desa Sukaurip sudah mengajukan protes mereka terhadap dampak psikologis ini kepada pihak Pertamina RU VI Balongan. Mereka meminta dana kompensasi sebesar Rp20 juta per orang, karena mengalami trauma.
"Masyarakat di Desa Sukaurip yang tadinya kerja, bisa jadi enggak kerja. Tadinya dagang jadi enggak bisa dagang. Otomatis akan berpengaruh terhadap ekonomi juga," tuturnya.
"Kami memang mengajukan dana kompensasi Rp20 juta per kepala. Karena dampak psikologis tadi yang berat," tambah Tongamin.
Sementara itu, Pj Kepala Desa (Kuwu) Sukaurip, Warsono menyampaikan, hingga sekarang warga Desa Sukaurip belum mendapat trauma healing, baik dari Pemerintah Kabupaten Indramayu maupun dari pihak PT Pertamina RU VI Balongan.
Hal ini, sambungnya, selalu membuat warga emosi. Apalagi saat mereka mengadu kepada pihaknya terkait masalah kerusakan rumah yang dialami. "Warga masih trauma dan takut. Ini kebakaran belum ada kepastian kapan padam," ungkapnya.
Sejumlah warga mengajukan protes, lantaran pihak Pertamina RU VI Balongan dinilai belum memberikan bantuan dan ganti rugi, terhadap warga yang terdampak insiden kebakaran tangki kilang minyak Pertamina RU VI Balongan.
Salah satu warga terdampak, Hedi Sutrisno mengatakan, pasca peristiwa kebakaran itu aktivitasnya untuk mencari nafkah terganggu. Bahkan ia mengaku tidak berjualan selama lima hari, karena warung makan miliknya berdekatan dengan lokasi kebakaran.
Baca juga: Kobaran Api Kembali Muncul di Kilang Minyak Balongan, Warga Panik Berhamburan
"Saya sudah tidak berjualan karena kebakaran ini. Saya tidak bekerja sekarang. Bingung mau cari uang bagaimana," ujar dia dalam kegiatan audiensi di Kantor Desa Sukaurip, Jumat (2/4/2021).
Hedi berharap agar proses ganti rugi akibat kejadian tersebut dapat diselesaikan dengan cepat. Menurutnya, hingga sekarang pihak Pertamina RU VI Balongan belum memberikan bantuan.
Hal senada disampaikan Tongamin, warga Desa Sukaurip yang terdampak insiden kebakaran itu. Ia menilai, banyak warga yang mengalami trauma. Luka psikis ini paling dirasakan oleh perempuan dan anak-anak. Mendengar suara ledakan kecil saja, tutur dia, mereka akan langsung lari menyelamatkan diri.
"Dampak psikologi yang berat. Masyarakat Desa Sukaurip khususnya ibu-ibu dan anak kecil. Dengar suara ledakan kecil saja mereka kaget dan ingin lari," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (2/4/2021).
Baca juga: Anak 8 Tahun yang Terpeleset ke Sungai di Pangandaran Ditemukan Tidak Bernyawa
Menurutnya, warga Desa Sukaurip sudah mengajukan protes mereka terhadap dampak psikologis ini kepada pihak Pertamina RU VI Balongan. Mereka meminta dana kompensasi sebesar Rp20 juta per orang, karena mengalami trauma.
"Masyarakat di Desa Sukaurip yang tadinya kerja, bisa jadi enggak kerja. Tadinya dagang jadi enggak bisa dagang. Otomatis akan berpengaruh terhadap ekonomi juga," tuturnya.
"Kami memang mengajukan dana kompensasi Rp20 juta per kepala. Karena dampak psikologis tadi yang berat," tambah Tongamin.
Sementara itu, Pj Kepala Desa (Kuwu) Sukaurip, Warsono menyampaikan, hingga sekarang warga Desa Sukaurip belum mendapat trauma healing, baik dari Pemerintah Kabupaten Indramayu maupun dari pihak PT Pertamina RU VI Balongan.
Hal ini, sambungnya, selalu membuat warga emosi. Apalagi saat mereka mengadu kepada pihaknya terkait masalah kerusakan rumah yang dialami. "Warga masih trauma dan takut. Ini kebakaran belum ada kepastian kapan padam," ungkapnya.
(msd)