Abbas: Kesepakatan Palestina dengan Israel dan AS Berakhir
loading...
A
A
A
RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan mengakhiri semua perjanjian yang ditandatangani Palestina dengan Israel dan Amerika Serikat (AS).
Abbas membuat pengumuman itu selama pertemuan darurat di Ramallah untuk membahas rencana Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki.
Dia, mengatakan keputusan itu termasuk perjanjian keamanan dengan Israel, termasuk yang ditetapkan dalam Kesepakatan Oslo yang ditandatangani pada tahun 1993. (Baca juga: Baru Kali Ini Pemimpin Israel dan Palestina Kompak, Ada Apa? )
"Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Negara Palestina dibebaskan, sampai hari ini, dari semua perjanjian dan pemahaman dengan pemerintah Amerika dan Israel dan semua kewajiban berdasarkan pada pemahaman dan perjanjian ini, termasuk keamanan," kata Abbas seperti dikutip dari Arab News, Rabu (20/5/2020).
Pengumuman dramatis itu muncul ketika Israel bersiap untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki dalam sikap yang diadopsi oleh pemerintah koalisi baru yang dilantik pada hari Minggu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kampanye pemilihannya berjanji untuk mencaplok wilayah Lembah Jordan di wilayah Palestina.
Abbas mengatakan dengan keputusan itu berarti Israel sekarang harus memikul semua tanggung jawab dan kewajiban di depan komunitas internasional sebagai kekuatan pendudukan.
Ia juga menyerang AS, yang di bawah pemerintahan Donald Trump telah mengambil garis keras terhadap Palestina, termasuk mengembalikan kedutaan AS ke Yerusalem.
"Kami menganggap pemerintah Amerika bertanggung jawab penuh atas penindasan yang menimpa rakyat Palestina dan kami menganggapnya sebagai mitra utama dengan pemerintah pendudukan Israel dalam semua keputusan dan tindakan agresif dan tidak adil terhadap rakyat kami," ujar Abbas.
Abbas membuat pengumuman itu selama pertemuan darurat di Ramallah untuk membahas rencana Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki.
Dia, mengatakan keputusan itu termasuk perjanjian keamanan dengan Israel, termasuk yang ditetapkan dalam Kesepakatan Oslo yang ditandatangani pada tahun 1993. (Baca juga: Baru Kali Ini Pemimpin Israel dan Palestina Kompak, Ada Apa? )
"Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Negara Palestina dibebaskan, sampai hari ini, dari semua perjanjian dan pemahaman dengan pemerintah Amerika dan Israel dan semua kewajiban berdasarkan pada pemahaman dan perjanjian ini, termasuk keamanan," kata Abbas seperti dikutip dari Arab News, Rabu (20/5/2020).
Pengumuman dramatis itu muncul ketika Israel bersiap untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki dalam sikap yang diadopsi oleh pemerintah koalisi baru yang dilantik pada hari Minggu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kampanye pemilihannya berjanji untuk mencaplok wilayah Lembah Jordan di wilayah Palestina.
Abbas mengatakan dengan keputusan itu berarti Israel sekarang harus memikul semua tanggung jawab dan kewajiban di depan komunitas internasional sebagai kekuatan pendudukan.
Ia juga menyerang AS, yang di bawah pemerintahan Donald Trump telah mengambil garis keras terhadap Palestina, termasuk mengembalikan kedutaan AS ke Yerusalem.
"Kami menganggap pemerintah Amerika bertanggung jawab penuh atas penindasan yang menimpa rakyat Palestina dan kami menganggapnya sebagai mitra utama dengan pemerintah pendudukan Israel dalam semua keputusan dan tindakan agresif dan tidak adil terhadap rakyat kami," ujar Abbas.
(nth)