Aksi Vandalisme Rusak Sejumlah Aset Tapal Batas Desa di Wilayah KBB
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Sejumlah tapal batas desa yang terpasang di perbatasan antara desa di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) banyak yang rusak dan dipenuhi corat-coret.
Aksi vandalime itu jelas merupakan bentuk perusakan terhadap aset daerah dan pelecehan terhadap simbol pemerintah daerah, mengingat tugu atau tapal batas desa tersebut dibuat sesuai dengan lambang Pemda KBB.
Seperti yang terpantau di tapal batas antara Desa Cilame dengan Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, KBB. Tapal batas dari batu alam dan ada lambang Bosscha di bagian puncaknya yang jadi simbol Pemda KBB, rusak dan banyak terdapat coretan cat warna.
Baca juga: Banyak Pengunjung Wisata Tidak Pakai Masker, Kodim 0604 Karawang Gelar Razia
"Kami sangat menyayangkan adanya aksi vandalisme itu, apalagi dilakukan di aset daerah yakni tapal batas antar wilayah," kata Kepala Desa Cilame, Ngamprah, Aas Mochamad Asor, Sabtu (13/3/2021).
Menurutnya aksi corat-coret itu kebanyakan dilakukan di tapal bataa yang jauh dari permukiman dan keraiaman. Terlebih tidak ada pengawasan khusus dari aparat desa, sehingga perbuatan iseng dari orang-orang tidak bertanggungjawab tersebut tidak terpantau.
Desa Cilame yang memiliki luas 480 hektare terdapat total 7 titik tapal batas dengan desa tetangga. Rata-rata pembuatan satu tapal batas menghabiskan anggaran antara Rp5-10 juta. Sehingga dengan adanya aksi vandalisme ini telah membuat pihaknya dirugikan karena harus kembali merapikan tapal batas yang dirusak.
"Pelakunya bisa saja bukan warga Cilame dan bukan karena benci, tapi lebih kepada perilaku kenakalan. Kalau ketahuan pasti ditegur, tapi jika mereka tidak jera kita bisa laporkan ke polisi," tegasnya.
Aksi vandalime itu jelas merupakan bentuk perusakan terhadap aset daerah dan pelecehan terhadap simbol pemerintah daerah, mengingat tugu atau tapal batas desa tersebut dibuat sesuai dengan lambang Pemda KBB.
Seperti yang terpantau di tapal batas antara Desa Cilame dengan Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, KBB. Tapal batas dari batu alam dan ada lambang Bosscha di bagian puncaknya yang jadi simbol Pemda KBB, rusak dan banyak terdapat coretan cat warna.
Baca juga: Banyak Pengunjung Wisata Tidak Pakai Masker, Kodim 0604 Karawang Gelar Razia
"Kami sangat menyayangkan adanya aksi vandalisme itu, apalagi dilakukan di aset daerah yakni tapal batas antar wilayah," kata Kepala Desa Cilame, Ngamprah, Aas Mochamad Asor, Sabtu (13/3/2021).
Menurutnya aksi corat-coret itu kebanyakan dilakukan di tapal bataa yang jauh dari permukiman dan keraiaman. Terlebih tidak ada pengawasan khusus dari aparat desa, sehingga perbuatan iseng dari orang-orang tidak bertanggungjawab tersebut tidak terpantau.
Desa Cilame yang memiliki luas 480 hektare terdapat total 7 titik tapal batas dengan desa tetangga. Rata-rata pembuatan satu tapal batas menghabiskan anggaran antara Rp5-10 juta. Sehingga dengan adanya aksi vandalisme ini telah membuat pihaknya dirugikan karena harus kembali merapikan tapal batas yang dirusak.
"Pelakunya bisa saja bukan warga Cilame dan bukan karena benci, tapi lebih kepada perilaku kenakalan. Kalau ketahuan pasti ditegur, tapi jika mereka tidak jera kita bisa laporkan ke polisi," tegasnya.
(msd)