Cuaca Buruk, Harga Cabe Rawit di Kota Probolinggo Melambung
loading...
A
A
A
PROBOLINGGO - Harga cabe rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo, Jawa Timur, tembus Rp100 ribu hingga Rp115 ribu per kilogramnya. Seperti di pasar Wonoasih, Pasar Baru, dan Pasar Kronong, harga cabe bervariasi dari harga Rp100 ribu hingga Rp120 ribu per kilogramnya.
Salah satu pedagang cabe rawit di Pasar Baru, Geo menuturkan, sebelumnya harga cabe berkisar Rp70 ribu dan kini sudah mencapai Rp110 ribu per kilogramnya. “Naik Pak, sekarang mencapai Rp110 ribu per kilogramnya," ujar Geo, Kamis (4/3/2021). Baca Juga: Januari 2020, Kenaikan Harga Cabai Merah Picu Inflasi Jateng
Naiknya harga cabe rawit ini, tutur Geo, sejak musim hujan tiba dan di beberapa daerah sering banjir. Banyak daerah banjir sehingga cabe langka, sedngkan pembeli cabe tetap. "Kira-kira sejak 6 harian harga cabe naik, karena cuaca buruk dan banjir di mana mana," tambahnya.
Dampak naiknya harga cabe , tambah Geo, omset daganganya menurun. Sebelumnya pembeli membutuhkan cabe 1 kg, kini hanya separuhnya saja. Hal yang sama juga diutarakan oleh Sumarti yang mengaku sejak harga cabe naik drastis , pembeli mengurangi jumlah cabe. “Biasanya membeli 1 kilo, kini separuhnya, bahkan seperempat saja," ujarnya. Baca Juga: Mendag Agus Pastikan Harga Cabai Sudah Mulai Turun
Selain berdampak pada pedagang, naiknya harga cabe rawit ini juga dikeluhkan pembeli. Naiknya cabe yang tak tekendali ini harus pintar mengeluarkan anggaran belanja untuk membeli cabe. "Saya suka pedas dan naiknya harga cabe ini berdampak bagi saya, apalagi kalau makan tanpa ada rasa pedes, kurang puas rasanya," ujar Mail salah seorang pembeli cabe.
Lihat Juga: Gunduli dan Lumuri Santri dengan Cabai, Istri Pimpinan Pondok Pesantren di Aceh Barat Tersangka
Salah satu pedagang cabe rawit di Pasar Baru, Geo menuturkan, sebelumnya harga cabe berkisar Rp70 ribu dan kini sudah mencapai Rp110 ribu per kilogramnya. “Naik Pak, sekarang mencapai Rp110 ribu per kilogramnya," ujar Geo, Kamis (4/3/2021). Baca Juga: Januari 2020, Kenaikan Harga Cabai Merah Picu Inflasi Jateng
Naiknya harga cabe rawit ini, tutur Geo, sejak musim hujan tiba dan di beberapa daerah sering banjir. Banyak daerah banjir sehingga cabe langka, sedngkan pembeli cabe tetap. "Kira-kira sejak 6 harian harga cabe naik, karena cuaca buruk dan banjir di mana mana," tambahnya.
Dampak naiknya harga cabe , tambah Geo, omset daganganya menurun. Sebelumnya pembeli membutuhkan cabe 1 kg, kini hanya separuhnya saja. Hal yang sama juga diutarakan oleh Sumarti yang mengaku sejak harga cabe naik drastis , pembeli mengurangi jumlah cabe. “Biasanya membeli 1 kilo, kini separuhnya, bahkan seperempat saja," ujarnya. Baca Juga: Mendag Agus Pastikan Harga Cabai Sudah Mulai Turun
Selain berdampak pada pedagang, naiknya harga cabe rawit ini juga dikeluhkan pembeli. Naiknya cabe yang tak tekendali ini harus pintar mengeluarkan anggaran belanja untuk membeli cabe. "Saya suka pedas dan naiknya harga cabe ini berdampak bagi saya, apalagi kalau makan tanpa ada rasa pedes, kurang puas rasanya," ujar Mail salah seorang pembeli cabe.
Lihat Juga: Gunduli dan Lumuri Santri dengan Cabai, Istri Pimpinan Pondok Pesantren di Aceh Barat Tersangka
(don)