Tersapu Kilang Minyak, 3 Dusun di Tubang Berubah Jadi Kampung Mati

Jum'at, 26 Februari 2021 - 07:37 WIB
loading...
Tersapu Kilang Minyak, 3 Dusun di Tubang Berubah Jadi Kampung Mati
Suasana salah satu dusun di Desa Wadung yang kini berubah menjadi kampung mati karena ditinggal warganya, mereka terpaksa digusur karena masuk kawasan proyek kilang minyak Pertamina. iNews/Pipiet Wibawanto
A A A
TUBAN - Warga Desa Sumurgeneng kini bergelimang harta tanpa digusur, namun tidak demikian bagi para milyader Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang terpaksa angkat kaki meninggalkan tanah kelahirannya, karena ratusan rumah beserta pekarangannya dibebaskan untuk lokasi pembangunan kilang minyak Pertamina-Rosneft dengan nilai proyek Rp225 Triliun.

Tiga dusun di desa itu pun kini berubah menjadi kampung mati. Jalan beraspal masuk desa pun kini terlihat sepi, tanpa kendaraan lalu lalang, bahkan sejumlah bangunan rumah dan kandang telah kosong dan mulai rusak karena tidak terawat karena ditinggal penghuninya. Ketiga dusun yakni tadahan, boro dan ringin, sebagian besar warga telah meninggalkan rumah dan berpindah tempat tinggal.
Tersapu Kilang Minyak, 3 Dusun di Tubang Berubah Jadi Kampung Mati




Mereka tergusur oleh rencana pertamina-rosneft yang akan membangun kilang minyak dengan nilai anggaran raksasa sebesar rp225 triliun. Mereka mengajak keluarganya membangun rumah baru dari uang ganti untung pembebasan lahan kilang minyak pertamina-rosneft.

Sementara relokasi rumah warga yang digusur berada di lahan perhutani di tetangga desa, bahkan untuk mendukung proyek strategis nasional itu, pihak perhutani rutin melakukan patroli di kawasan hutan yang akan dijadikan project pertamina untuk mengantisipasi hal hal yang tidak di inginkan.

Tersapu Kilang Minyak, 3 Dusun di Tubang Berubah Jadi Kampung Mati


Berdasarkan data, terdapat sebanyak 151 kepala keluarga (kk) di desa wadung harus angkat kaki, karena rumah dan pekarangan mereka terkena pembebasan lahan untuk kilang minyak Pertamina-Rosneft. Dari pembebasan kilang minyak pertamina-rosneft ini warga mendapat ganti untung senilai miliaran rupiah. Lahan warga dihargai antara rp650.000-rp800.000 per meter, sementara pemukiman dihargai lebih mahal diatas Rp1 juta per meter.



Relokasi warga ini membuat tiga dusun dipastikan hilang dari administrasi pemerintahan desa wadung. “penduduk kurang lebih 150 kk, ada dusun boro wadung dan tadahan,” kata Kkepala Desa Wadung.

Tersapu Kilang Minyak, 3 Dusun di Tubang Berubah Jadi Kampung Mati

Pertamina sebenarnya menyiapkan tempat relokasi di lahan milik perhutani, namun beberapa warga terpaksa masih harus tinggal di kampung lama, sebab hingga kini belum ada kejelasan lahan relokasi dan kapan rumah mereka dibangun. ”Kondisi ini membuat warga terpaksa harus menempati kampung yang sudah sepi, mereka ditinggalkan para tetangga yang memilih relokasi mandiri, menggunakan uang ganti untung dari pertamina,” kata Kepala Desa Wadung, Sasminto.

Salah satu warga Marni (47) warga Dusun Tadahan, Desa Wadung, mengaku bersama suaminya masih menempati rumah, meski sudah tidak ada tetangga, sembari menunggu rumah relokasi dari pertamina di kawasan perhutani yang dijanjikan pihak pertamina. “Rumahnya belum dikasih uang, ada tiga di hutan belum dibangun sudah dua kali di gusur,” kata Marni.



Diketahui, proyek pembangunan kilang grass root refinery, grr pertamina-rosneft membutuhkan lahan seluas 1.050 hektar, dengan rincian 821 lahan darat dan sisanya reklamasi laut, lahan darat tersebar di tiga desa yaitu Desa Sumurgeneng, Desa Kaliuntu, dan Desa Wadung.

Tersapu Kilang Minyak, 3 Dusun di Tubang Berubah Jadi Kampung Mati

Warga yang memilih relokasi, tidak mendapat uang ganti untung, mereka hanya akan mendapat tanah dan bangunan seluas yang mereka miliki sebelumnya. Tapi jika warga meminta lahan lebih sempit dari miliknya maka selisih tanah akan dibayar pertamina sesuai harga yang ditentukan appraisal. Namun lahan relokasi masih proses negosiasi antara pertamina dan Perhutani sementara banyak warga memilih relokasi mandiri, maka rumah dan pekarangan mereka dihargai, sehingga mendapat uang ganti untung sesuai harga yang ditetapkan appraisal.

Sementara di lahan perhutani pertamina disediakan dengan luas lahan 109 hektar dengan sistem tukar guling, lahan perhutani yang akan dibangun pabrik kilang minyak tersebut berada di peta 29 dan 33, RPH Sugihan BKPH kerek, dan KPH Tuban.
Tersapu Kilang Minyak, 3 Dusun di Tubang Berubah Jadi Kampung Mati




Administratur Perhutani KPH Tuban, Tulus Budyadi mengaku, pihaknya setiap hari juga melakukan patroli rutin untuk menjaga kawasan hutan, demi mendukung project strategis nasionalkilang minyak grass root refinery GRR.

“Patroli rutin ini dilakukan perhutani guna menjaga kawasan dari aksi pembalakan liar dan hal hal yang tidak di inginkan lainnya, terutama untuk kayu sono, merupakan kayu yang masih menjadi primadona para pembalak liar,” tandasnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2442 seconds (0.1#10.140)