Eks Mendagri Kritik Lembaga Adat Melayu, Sebut Tak Layak Urusi Minyak Bumi

Jum'at, 26 Februari 2021 - 04:10 WIB
loading...
Eks Mendagri Kritik Lembaga Adat Melayu, Sebut Tak Layak Urusi Minyak Bumi
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden BJ Habibie saat mengukuhkan kepengurusan LMB, yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Riau, Brigjen (Purn) Edy Natar Nasution. Foto: SINDONews/Banda Haruddin Tanjung
A A A
PEKANBARU - Letnan Jendral TNI (Purn) Syarwan Hamid mengkritik kinerja Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau yang belakangan ini berambisi ikut mengelola ladang minyak bumi Blok Rokan yang akan ditinggal oleh PT Chevron Pacifik Indonesia (CPI).

Menurut mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden BJ Habibie ini mengatakan, tidak pantas jika lembaga adat mengurusi minyak bumi. “Sebaiknya lembaga adat itu ngurusin adat istiadat, kebudayaan. LAM itu harus kembali ke tupoksi,” ucap Syarwan Hamid di Pekanbaru, Kamis (25/2/2021).



Di Pekanbaru, putra kelahiran Siak, Riau ini mengukuhkan kepengurusan Laskar Melayu Bersatu (LMB). Dalam organisasi kelembagaan, Syarwan Hamid menjabat sebagai Datuk Panglima Besar Laskar Melayu Bersatu. Pelantikan pengurus LMB dihadiri oleh Wakil Gubernur Riau, Brigjen (Purn) Edy Natar Nasution.

Syarwan yang pernah mendapat gelar Datuk Seri Lela Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu Riau ini menyatakan, yang cocok menjadi pengelola ladang minyak bumi Blok Rokan adalah pihak yang benar-benar piawai untuk mengelola minyak bumi. Dia menilai, di LAM tidak ada orang yang bisa mengusai ilmu pengelahan minyak bumi.



Sesuai dengan namanya kata dia, LAM itu mengurusi adat bukan berbisnis. Selama ini LAM kan dibantu pemerintah, coba tunjukan apa saja yang sudah dilakukan untuk memajukan adat. Biarlah minyak itu diurusi oleh BUMD misal Riau Petroleum ada BSP (Bumi Siak Pusako).

“Jadi mengurus minyak itu teknis dan tujuan adalah bagaimana bisa menggenjot hasil minyak bumi. Kalau di LAM saya rasa tidak ada orang yang ahli di bidang perminyakan,” akunya.



Datuk Panglima Harian LMB, Ismail Amir yang resmi dilantik menegaskan bahwa sejak peninggalan almarhum Tennas Effendy, LAM Riau kehilangan ruhnya. Dulu kata dia, lembaga tersebut disegani dan sangat hormat dengan LAM di jaman Pak Tenas.

"Kita rindu dengan tujuk ajar Melayu yang diajarkannya. Rindu dengan karyanya. Dia seorang tokoh, budayawan, sastrawan. Kita merindukan sosok seperti Beliau. Jadi saya rasa kalau LAM sekarang sibuk ngurus minyak sudah salah kaprah. Kembalilah ke fungsinya sebagai lembaga adat,” katanya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4944 seconds (0.1#10.140)