Banyuwangi Role Model Memaksimalkan Kelemahan Jadi Keuntungan

Senin, 15 Februari 2021 - 13:45 WIB
loading...
Banyuwangi Role Model Memaksimalkan Kelemahan Jadi Keuntungan
Webinar dan bedah buku Pengantar Purna Bhakti Bupati Banyuwangi di Aula Abdullah Azwar Anas, Poliwangi, Banyuwangi.
A A A
BANYUWANGI - Membangun daerah dengan tujuan wisata tak semudah membalikan telapak tangan. 10 tahun kepemimpinan Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi menjadi role model pembangunan sebuah daerah yang bisa memaksimalkan kelemahan menjadi potensi baru.

Penegasan itu digambarkan dengan mudah melalui tiga buku yang menandai masa berakhirnya kepemimpinan Abdullah Azwar Anas di Sun Rice of Java, julukan buat Kabupaten Banyuwangi. Ketiga buku itu berjudul Creative Collaboration, Anti-Mainstream Marketing, dan Inovasi Banyuwangi.

“Kita selalu menjadikan kelemahan menjadi kekuatan. Dulu hutan dan pesisir menjadi kantong kemiskinan, tapi sekarang kawasan itu bisa bersih dan menjadi kekuatan pariwisata,” kata Abdullah Azwar Anas di sela-sela Webinar Pengantar Purna Bhakti Bupati Banyuwangi di Aula Abdullah Azwar Anas, Poliwangi, Banyuwangi, Senin (15/2/2021).

Baca juga: Jombang Geger, Pimpinan Ponpes Diduga Cabuli Santriwati

Ia melanjutkan, berbagai catatan yang ada di buku ini diharapkan bisa menginspirasi berbagai generasi. Semua yang ditulis memang segala hal yang bagus-bagus di Banyuwangi. “Buku ini menjadi cerita dan penanda langkah baik yang dilakukan di Banyuwangi. Setidaknya ada tujuh strategi,” jelasnya.

Anas juga menambahkan, segala hal tentang kolaborasi memang bagus. Namun, kolaborasi itu tak akan berisi kalau tidak dibarengi dengan kreatifitas dan inovasi. Keduanya akan menjadi pembeda untuk bisa terus menciptakan inovasi.

“Saya pernah dapat komentar, eh Pak Anas Toilet saja difestivalkan, apa kurang pekerjaan. Tapi ini demi kebersihan, buktinya banyak kawasan jadi bersih dan membawa pendapatan bagi warga,” ungkapnya.

Baca juga: Seorang Ibu Hamil Meninggal Akibat Longsor Nganjuk

Bahkan, untuk menciptakan sesuatu terkadang lama. Pihaknya sering meminta untuk meniru terlebih dahulu, baru diterapkan. “Kita sering mencatat momentum. Dan itu cukup baik untuk mendongkrak perubahan,” jelasnya.

Selama ini, katanya, pihaknya memang menjadikan data sebagai kunci. Semua data itu dijadikannya sebagai potret dan panduan. Termasuk juga tetap bisa mempertahankan sisi kreatifitas dan berani mengambil risiko.

“Digitalisasi juga dilakukan sampai ke semua desa-desa. Kami yakin bisa,” tegasnya.

Pakar Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang juga Badan Supervisi Bank Indonesia Prof Mohamad Khusaini mengatakan, apa yang sudah dilakukan Abdullah Azwar Anas merupakan digital leader dengan memahami ruang inovatif dan mengadopsi nilai kompetitif.

“Kita juga banyak melihat kepala dinas diminta untuk berdiskusi. Bahkan dalam banyak hal kepala SKPD untuk mengunjungi daerah tertentu untuk bisa belajar dan terus berinovasi,” jelasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1984 seconds (0.1#10.140)