Minahasa Gempar Dilanda Hujan Es Disertai Kilat
loading...
A
A
A
MINAHASA - Warga Desa Touliang, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa , Provinsi Sulawesi Utara gempar dengan fenomena alam berupa turunnya hujan es disertai kilat.
Fenomena alam yang baru pertama kali terjadi di Minahasa itu diunggah oleh akun Facebook Yanny-Janny Rawung. "Fenomena alam, hujan es di touliang kakas. Jam 14.00, sebelum ibadah PKB Jemaat GMIM Karunia Touliang," tulis Yanny di linimasa Facebook, Minggu (14/2/2021).
Menurutnya, fenomena itu terjadi sebelum ibadah Pria Kaum Bapa (PKB) dan dalam keadaan hujan deras disertai kilat membuatnya takut untuk keluar.
Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle ketika di konfirmasi oleh MNC Media Portal Indonesia mengatakan jika dilihat di wilayah Minahasa terjadi cuaca ekstrim yang diakibatkan oleh awan Cumulonimbus.
"Untuk cuaca ekstrim tersebut dapat menyebabkan terjadi hujan es yang diakibatkan oleh kondisi atmosfer yang jenuh dan awan Cumulonimbus yang telah mencapai inti kondensasi membentuk butiran-butiran es (kristal es) dalam awan," kata Ben.
Butiran-butiran es tersebut menurutnya jatuh dan tidak bisa dihalangi oleh atmosfer sehingga sampai kepermukaan Bumi dengan ukuran yang bervariasi.
"Menurut pantauan kami, untuk wilayah Kakas memang terbentuk Awan Cumulonimbus yang sangat signifikan dengan suhu puncak awan yang sangat dingin," katanya.
Fenomena alam yang baru pertama kali terjadi di Minahasa itu diunggah oleh akun Facebook Yanny-Janny Rawung. "Fenomena alam, hujan es di touliang kakas. Jam 14.00, sebelum ibadah PKB Jemaat GMIM Karunia Touliang," tulis Yanny di linimasa Facebook, Minggu (14/2/2021).
Menurutnya, fenomena itu terjadi sebelum ibadah Pria Kaum Bapa (PKB) dan dalam keadaan hujan deras disertai kilat membuatnya takut untuk keluar.
Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle ketika di konfirmasi oleh MNC Media Portal Indonesia mengatakan jika dilihat di wilayah Minahasa terjadi cuaca ekstrim yang diakibatkan oleh awan Cumulonimbus.
"Untuk cuaca ekstrim tersebut dapat menyebabkan terjadi hujan es yang diakibatkan oleh kondisi atmosfer yang jenuh dan awan Cumulonimbus yang telah mencapai inti kondensasi membentuk butiran-butiran es (kristal es) dalam awan," kata Ben.
Butiran-butiran es tersebut menurutnya jatuh dan tidak bisa dihalangi oleh atmosfer sehingga sampai kepermukaan Bumi dengan ukuran yang bervariasi.
"Menurut pantauan kami, untuk wilayah Kakas memang terbentuk Awan Cumulonimbus yang sangat signifikan dengan suhu puncak awan yang sangat dingin," katanya.
(shf)