Curhatan Pedagang Mata Uang di Perbatasan RI-Malaysia, Transaksi Masih Campur-campur

Jum'at, 12 Februari 2021 - 18:02 WIB
loading...
Curhatan Pedagang Mata Uang di Perbatasan RI-Malaysia, Transaksi Masih Campur-campur
Warga di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar yang berbatasan langsung dengan Kuching, Malaysia biasa bertransaksi pakai 2 mata uang, yakni rupiah dan ringgit. Foto/iNews TV/Gusti Eddy
A A A
SANGGAU - Warga di Entikong , Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan wilayah Kuching, Malaysia biasa bertransaksi pakai 2 mata uang , yakni rupiah dan ringgit.


"Di sini transaksi masih campur-campur, ada yang pakai rupiah, ada yang pakai ringgit. Mereka (warga) biasa saja," kata pedagang mata uang ringgit di Entikong, Ajo bin Abdullah, Jumat (12/2/2020).


Dia menyebut pendapatan pedagang mata uang sejak pademi COVID-19 menurun dratis. Pedagang sering kali bisa membeli dan tidak bisa jual kembali mata uang, dan proses nya pun lama. "Kadang-kadang pendapatan berkisar 100 sampai 200. Itu kalau ada rezeki. Itu pun kadang ada dan kadang enggak ada," ujarnya.

Di wilayah Entikon, sebagian produk yang dikonsumsi juga berasal dari Negeri Jiran. Beberapa bahan makan yang diperjualbelikan yang berasal dari Malaysia adalah jenis makanan jadi, daging, ikan dan barang-barang elektronik.

"Namun begitu, mengingat nilai ringgit lebih besar dibandingkan dengan nilai rupiah, kebanyakan masyarakat menggunakan mata uang ringgit untuk membeli barang yang dihargai dengan rupiah. Saat ini di Entikong sendiri nilai 1 ringgit Malaysia setara dengan Rp3.400.

"Di sini pun tempat penukaran uang resmi hanya ada satu bank. Tetapi hanya jalur masuk saja. Seharusnya bank juga ada di pintu keluar. Jadi masyarakat saat pulang dan pergi bisa menukar uang rupiah dan ringgit, kebanyakan orang nukar ya di pasar-pasar itu," kata Ajo bin Abdullah.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2544 seconds (0.1#10.140)